7

5.1K 368 1
                                    

Kamu tidak akan menemukan seseorang sepertinya lagi, begitupun dia. Dia tidak akan menemukan seseorang seperti mu lagi.

Alessia terdiam, padahal suasana bising memenuhi sekitar. Alun-alun kota memang lah tempat yang ramai dan penuh kebisingan, tapi Alessia tetap tidak terpengaruh sama sekali.

Itu karna pikirannya sedang menjelajah pada kemungkinan-kemungkinan yang ada tentang apa yang terjadi padanya. Dengan melihat sebuah prasasti kuno yang katanya berisikan awal mula dari terciptanya dunia ini membuat Alessia jadi memikirkan sesuatu. Apalagi dengan adanya sebuah paragraf  yang bertuliskan,

'waktu yang sama
Tempat yang sama
Dan tragedi yang sama
Mengulang dan mengulang lagi'

Membuat Alessia semakin yakin dengan adanya kemungkinan untuk menghentikan semua ini. Alessia memang sering memandangi prasasti itu, selain karena menurutnya, prasasti itu adalah kunci menuju kebebasannya. Tak ayal Alessia pun merasa tenang setiap kali melihat prasasti itu.

Ah, omong-omong, alessia memang sedang berada di alun alun kota bukan di museum ataupun tempat bersejarah lainnya. Karena memang Prasasti kuno ini berada di tengah alun alun kota.

 Sungguh menarik bukan?

Bukan sebuah jam ataupun air mancur megah, hanya sebuah prasasti kuno yang berbentuk kubus dimana  sisi yang berlawanannya memiliki puisi yang ditulis dengan bahasa kuno. Puisi singkat yang katanya berisikan awal mula terciptanya dunia ini.

Namun bagi alessia, yang tentunya pernah mempelajarinya di akademi. Apa yang tertulis di prasasti itu sebenarnya lebih cocok disebut sebagai memoar. Sebuah memoar yang berisikan tentang ratapan hati seseorang atas dunia sialan yang memuakan ini. Oleh karenanya, seseorang itu, rela menghancurkan dunia ini, demi dunia impiannya.

Sebuah prasasti dari zaman kuno yang tidak hancur termakan waktu memanglah memiliki daya tarik tersendiri. Tapi bagi Alessia prasasti ini memiliki kenangannya tersendiri. Terutama bagi orang yang menuliskannya. Kira-kira sekacau apa dunia yang ditinggalinya itu sampai dia berani menghancurkannya ya?

"sungguh menyedihkan."

Sebuah suara terdengar tepat di sampingnya.

"Mengapa perpisahan antara mentari dan bulan dapat menyebabkan kesengsaraan? jika mereka tidak ditakdirkan bersama, mengapa semesta menakdirkan mereka untuk saling jatuh hati?"

Alessia pun bertanya-tanya, tapi yang paling penting adalah kemungkinan jika dia yang menulis di prasasti itu, mengalami kejadian yang sama dengannya. Namun, dengan alasan untuk menyatukan mentari dan bulan. Jika seperti itu apakah alasan Alessia mengulang itu untuk menyatukan Sebastian dan Selena? dan kematiannya adalah bukti dari keberhasilan itu? Dan rasa cintanya tidak lebih dari sekedar pelengkap saja?

How pathetic

"Jangan berfikir terlalu jauh, kamu bukan dia."

Mendengar hal itu membuat Alessia berpaling ke arahnya. Netra safir milik Alessia bertubrukan dengan netra seterang mentari milik lelaki itu.

"Siapa kamu?" hanya kata itu yang terucap dibibirnya kala melihat penampilan lelaki itu. Dengan rambut se gelap malam dan mata seterang mentari juga lesung dipipi kanannya membuat lelaki tersebut terlihat sangat cantik dimata Alessia.

Echoes: Dancing with DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang