24

1.4K 110 3
                                    

Dia mencoba lagi dan lagi
untuk bertahan sampai akhir
Dan semesta memberikan cobaannya lagi dan lagi
untuk membuatnya jatuh hingga akhir

Percakapan itu terhenti disana. Pada akhirnya Ariel tidak memberikan alasan yang jelas dibalik skorsing yang dialaminya, dan Alessia hanya bisa menebak-nebak alasan itu dari percakapan kemarin.

Satu hal yang pasti, alasan dari mengapa Ariel melakukan itu pasti lah berhubungan denga Alessia sendiri, atau berhubungan dengan keluarga mereka. 

Mungkin saja Ariel mendengar gosip-gosip miring tentangnya sampai akhirnya dia lepas kendali, mungkin juga ada seseorang yang mengungkit pembunuhan ibu mereka, atau bahkan ada seseorang yang tahu tentang gosip-gosip lama pembunuhan ibu mereka.

Apapun itu, Alessia tidak bisa membenarkan semua tindakan Ariel. Karena dia sudah bersusah payah mengeluarkan Ariel dari jeratan Renald dan setidaknya menjauhkan Ariel dari bendera kematiannya. 

Akan sia-sia jika pada akhirnya Ariel justru dibunuh oleh salah satu pembencinya, atau oleh salah satu pengikut setia keluarga mereka dulu. Alessia mungkin masih bisa menyiasatinya untuk para pengikut lama, selain dari itu adalah diluar jangkauan Alessia.

Kini yang bisa Alessia lakukan adalah memperhatikan Ariel sedekat yang dia bisa. 

***

Beberapa hari berlalu, dan ini adalah saatnya.

Alessia telah mempersiapkannya dengan matang kali ini. Berjalan-jalan bersama lili dan menikmati waktu berduaan dengannya. 

Kali ini mereka akan keluar selayaknya sepasang sahabat, bukan antara nyonya dan dayang. Untuk membuat hal itu menjadi sempurna, tentu saja Alessia harus menyiapkannya dengan sempurna pula.

"Kau sudah siap lili?"

Alessia melihat lili yang dengan canggung keluar dari ruang pakaiannya dan mengenakan salah satu pakaian santainya. Rambut lili yang biasanya digelung rapi kini dibiarkan terurai menjuntai. Alessia juga telag berbenah dengan pakaian santainya dan dengan rambut yang telah diwarnai.

Rambut dengan warna yang sama seperti lili. Mereka kini terlihat seperti sepasang sahabat yang akan menghabiskan akhir pekan bersama.

"Ta-tapi Nyonya, ini terlalu berlebihan."

"Tidak lili, kau tampak cantik. dan kini, kau harus memanggilku dengan namaku."

Alessia tersenyum melihat wajah lili yang memerah malu.

"Al-Al-Alessia."

Tangan Alessia terulur menyentuh kepala lili dan mengusapnya pelan, "Anak baik."

Dengan begitu, persiapan untuk menghabiskan akhir pekan bersama lili telah siap.

Mereka berdua tidaklah menaiki kereta kuda untuk menuju alun-alun kota. Alessia dan lili memilih untuk berjalan kaki dan menikmati pemandangan sekitar.

Selama perjalan itu, lili maupun Alessia diam. Tapi keheningan itu tidaklah canggung. Baik Alessia dan lili menikmati keheningan itu.

Alessia tersenyum sepanjang perjalanan memperhatikan sekitarnya dan lili tersenyum melihat senyuman Alessia. 

Kini, untuk hari ini, lili tidaklah berjalan dibelakang Alessia. 

Echoes: Dancing with DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang