21

2K 151 1
                                    

Mereka bilang
Mimpi adalah suatu pertanda

Awal atau Akhir
Cinta atau Benci
Hidup atau Mati


Atau mungkin, bisa jadi
Sebuah kerinduan 
Akan sesuatu
yang tidak kau mengerti.

Menurutmu, apa itu mimpi?


Sebastian termenung, hatinya terasa sakit, seperti ditusuk ribuan jarum. Nafasnya memburu tak beraturan, dan saat Sebastian menyuntuh wajahnya, dia bisa merasakan air mata yang mengalir dari kedua matanya.

Sebastian menangis.

Alessia, Alessia, Alessia, dan anak mereka. 

Mengingatnya membuat perasaan Sebastian menjadi lebih buruk. Alessia dan anak yang ada dikandungnnya telah pergi, meninggalkan Sebastian sendiri. Lalu tragedi besar membunuh seluruh penghuni manshion.

Memang salahnya, memang dosanya. Apa yang terjadi dimasa lalu adalah kesalahannya, Termasuk apa yang terjadi saat ini. Tapi, ada yang berbeda. Saat ini Alessia masih hidup. Itu adalah satu-satunya hal yang disyukuri Sebastian saat ini.

Meski kini hubungan mereka telah berakhir, setidaknya Alessia masih hidup. Itu yang paling utama. Karena Sebastian yakin jika dia akan kembali hancur dan menggila jika Alessia mati.

Sebastian berjanji akan memperlakukan Alessia lebih baik, sebagai penebusan dosanya atas kesalahan masalalu dan kelalaiannya. Dia akan mempertaruhkan segalanya untuk membuat Alessia bahagia.

Dan jika takdir memang menakdirkannya bersama dengan Alessia, Sebastian akan berusaha setengah mati untuk membawa Alessia kesisinya.

Karena dikehidupan kali ini, Alessia akan berakhir bahagia bersamanya, bersama dengan anak mereka yang sebastian pastikan akan terlahir nanti.

Sebastian meremas erat seprainya, matanya masih saja mengeluarkan air mata meski begitu, mata yang terbuka lebar yang berurai air mata itu, penuh kesungguhan.

Kehidupan kedua yang telah diberikan secara cuma-cuma oleh sang dewi ini, tidak akan di sia-siakan oleh Sebastian begitu saja.

Meski dalam prosesnya Sebastian harus menyerahkan setengah dari kehidupannya, atau bahkan seluruh hidupnya. Jika itu adalah bayaran yang harus dibayar Sebastia untuk kebahagian Alessia, maka sungguh harga yang sangat murah.

Setelah meyakinkan hatinya, Sebastian bangkit dari ranjangnya dan mengambil mantel tidurnya, kali ini dia akan pergi ke gereja rumahnya, dan berdoa.

Sebastian mengabaikan seluruh pelayannya, termasuk Louis. Sepanjang jalan itu, pikiran Sebastian hanya penuh dengan berdoa, doa, dan doa. Setelah melihat keajaiban ini, Sebastian merasa harus kembali kepada dewinya, dewi yang sempat dilupakannya.

Pintu gereja terbuka lebar saat Sebastian mendorong paksa pintu itu dan melangkah kedalamnya. Dia melihat sebuah karpet merah yang membentang dari tempatnya berdiri menuju patung tempat sang dewi ada. 

Dalam ingatannya, karpet itu ternoda darah begitu pula dengan patung sang dewi tapi kini, patung itu bersih tanpa noda sedikitpun. Dengan cepat Sebastian menghampiri patung itu, berdiri didepannya lantas menjatuhkan diri, terduduk didepan sang dewi.

Sebastian berdoa dengan sungguh-sungguh, mengucap syukur berkali-kali.

'Terima kasih karena telah memberikan keajaiban yang sangat menakjubkan ini.'

Echoes: Dancing with DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang