Chapter 30: Reinhart

80 8 1
                                    

"Jadi ini tempatnya, ya,"

Rein mengecek lagi petanya. Sesuai isi surat dari Goemon, ia diminta untuk mengantarkan sebuah surat ke kerajaan Lunaria. Sampai sekarang ia juga tidak tahu apa tujuan kakek tua itu menugaskan Rein untuk melakukan perjalanan jauh seperti ini saat akhir hayatnya.

Setelah perjalan panjang, akhirnya Rein tiba di ibukota kerajaan Lunaria, Luminos Capital. Langkah pertamanya memasuki kota itu membuatnya terpesona. Udara segar yang mengalir di sekitarnya terasa sejuk, dan keheningan kota yang teratur memberikan suasana yang tenang. Dia merasa seperti masuk ke dalam dunia dongeng yang indah.

Jalanan berbatu yang halus dan bersih terhampar di bawah kakinya, memberikan pijakan yang kokoh saat ia menjelajahi setiap sudut kota. Bangunan-bangunan yang menjulang tinggi di sekitarnya terbuat dari batu putih yang elegan, dengan detail arsitektur yang rumit dan penuh hiasan. Setiap bangunan dihiasi dengan motif bulan, menghadirkan keanggunan dan keajaiban dalam setiap sudutnya.

Rein tak bisa melewatkan pemandangan luar biasa di sepanjang jalan. Bunga-bunga warna-warni dan tanaman rambat yang memanjat di atas pagar-pagar menghadirkan keindahan alami yang mempesona. Aroma harum dari bunga-bunga itu melayang di udara, menambah daya tarik kota ini.

Suara riuh rendah dan riang gembira mengisi udara. Para penduduk kota Luminos berjalan di jalanan dengan pakaian berwarna cerah, menambahkan semangat dan kehidupan pada suasana kota. Mereka tersenyum dan berbicara satu sama lain dengan antusias.

Di tengah kota, terdapat sebuah alun-alun yang megah, dikelilingi oleh taman-taman yang rapi. Di tengah alun-alun, sebuah patung bulan yang indah berdiri kokoh, menjulang tinggi di antara dedaunan pohon-pohon rindang. Cahaya matahari terperangkap dalam refleksi perunggu patung tersebut, menciptakan kilauan magis di sekitarnya.

Sementara itu, sinar matahari senja yang lembut mulai menyelinap di antara atap-atap bangunan, memberikan sentuhan keemasan pada kota ini. Suasana seolah bercahaya dengan pesona yang khas, mengundang Rein untuk menjelajahi setiap sudut dengan rasa ingin tahu yang semakin membara.

Rein mengambil napas dalam-dalam, menyerap keindahan dan keajaiban kota Luminos ke dalam hatinya. Ia tahu bahwa petualangan dan misteri menanti di balik keanggunan kota ini, dan ia siap menjalani segala rintangan yang mungkin ia temui.

Rein hampir mencapai gerbang, sebuah barisan penjaga berdiri tegak di jalannya, bersenjatakan tombak dan mengenakan baju besi yang mengkilap.

Penjaga pertama, seorang pria tegap dengan sorot mata yang tajam, menghalangi langkah Rein dengan tegas. "Berhenti di sana! Katakan siapa kau dan apa tujuanmu di sini?" ucapnya dengan suara serak.

Rein menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Saya adalah Rein, seorang petualang. Saya membawa surat yang hendak saya antarkan kepada para ratu Lunaria," ucap Rein sambil menunjukkan surat itu dengan harap-harap cemas.

Namun, penjaga yang lain, seorang wanita yang tegap dan berambut pirang, menunjukkan ketidakpercayaannya. "Surat itu bisa saja berbahaya! Bagaimana kami bisa tahu kau bukan mata-mata dari kerajaan lain? Siapa yang memberimu surat itu?"

Rein merasa frustrasi, tetapi dia harus tetap tenang dan menemukan cara untuk meyakinkan mereka. "Surat ini diberikan langsung oleh Goemon! Jika kalian meragukannya, mungkin kalian bisa memanggil pihak berwenang di kerajaan untuk memverifikasi keaslian surat ini."

Penjaga ketiga, seorang pria tua yang bijaksana, melihat Rein dengan tatapan cermat. "Maaf tapi kami memiliki protokol yang ketat, petualang. Kami tidak bisa mengizinkan siapa pun masuk tanpa verifikasi yang tepat."

Rein merasa putus asa karena perjuangannya yang sulit untuk sampai ke sini. Namun, dia tahu dia tidak bisa menyerah begitu saja.

"Baiklah, saya mengerti,"

Heroes Tale Online: The Tales of AdventurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang