Chapter 33: Lich

89 6 0
                                    

Rein dan Lich saling bertatapan. Pedangnya masih teracung pada sang penyihir tengkorak yang terpaku.

Ini pertama kalinya Rein menghadapi boss yang levelnya dua puluh tingkat di atas dirinya. Ini akan jadi pertarungan yang sulit, pikirnya. Namun, justru itulah yang akan menjadi tolak ukur apakah dia sudah menjadi lebih kuat atau belum.

Rein menatap lurus ke mata lawannya. Lalu dengan cepat, dia melangkah maju mendekati Lich. Penyihir tengkorak itu tidak tinggal diam. Ia menghalangi gerakan Rein dengan menembakkan kristal es secara bertubi-tubi.

Berkat gerakan Rein yang lincah, ia mampu menghindari setiap tembakan kristal es yang menyerang dirinya. Ia pun berhasil menggapai Lich.

"Dark Slash," aura gelap menyelimuti pedang Rein. Dengan sekuat tenaga ia menebas Lich. Namun bukannya menebas penyihir tengkorak itu, Rein malah mengenai Death Knight yang Lich itu panggil. Kemampuan Lich memanggil undead membuatnya mampu memanggil undead dari jenis apapun.

Tak disangka, Death Knight lain yang dipanggil Lich menyerang Rein dari belakang. Ia tak menduga akan diserang dari belakang. Rein pun menerima damage yang lumayan besar dari satu tebasan sang Death Knight di punggungnya. Chaos Materia Rein ternonaktifkan karena kaget.

"Gah! Mereka datang lagi?!" Rein menggeram. Walaupun berhasil mengalahkan dua Death Knight dengan sekali tebas sebelumnya, melawan ksatria tengkorak ini tetap saja menyebalkan baginya.

Rein lagi-lagi harus terus menghindar dari dua Death Knight baru yang dipanggil oleh Lich. Sekarang ia lebih fokus menyerang pemanggilnya saja. Berapa kalipun ia membunuh Death Knight, Lich akan terus memanggil yang baru secara terus menerus.

Dengan gesit, Rein berhasil berhadapan lagi dengan Lich. Ia menggunakan Dark Slash lagi untuk menebas. Namun tiba-tiba saja tubuhnya ditahan oleh belasan Undead Skeleton yang menarik-narik badannya. Rein jadi sulit bergerak karenanya.

"Danse de Lunes!"

Lyanna menghancurkan tubuh tengkorak-tengkorak yang menahan tubuh Rein.dan dilanjutkan dengan menyerang Lich. Kaget dengan serangan cepat Lyanna, Lich langsung mundur beberapa langkah.

"Huh! Sudah kubilang, kalau mau menang kita harus bekerja sama!" Ujar Lyanna kesal.

Ketika Rein mengeluarkan kekuatan dari Chaos Materia, Lyanna hanya bisa menjadi penonton. Dalam kondisi seperti ini, Ia tidak ingin mencoba dekat-dekat dengan Rein. Wajar saja ia takut. Pemain mana yang bisa mengalahkan empat Death Knight sekaligus? Empat!

Apalagi levelnya jauh lebih rendah daripada dirinya yang kesulitan membunuh satu dari para ksatria tengkorak itu. Sudah jelas sekali, secara individual Rein sangatlah kuat.

Rein menatap Lyanna. Kali ini ia harus mengalah. Melawan musuh yang mampu memanggil ratusan pasukan dalam satu pertarungan, tidak bisa menjadi pertarungan satu lawan satu yang mudah. Rein harus bekerja sama dengan orang lain demi bisa mengalahkan musuh yang seperti ini.

Rein menghela nafas, ia mengacungkan pedangnya ke Lich. Bersiap bertarung lagi.

"Dengar, yang harus kita kalahkan adalah Lich. Makhluk ini bisa memanggil undead. Jadi, mau berapa kali kita menghancurkan undead lain, ia akan memanggilnya dengan mudah," jelas Rein.

"Kalau begitu kita tinggal menghindari dari kroco-kroco lain. Itu keahlian kita, bukan?" balas Lyanna. Rein tersenyum, mengiyakan pernyataan Lyanna.

"Kalau begitu, mari kita mulai. Dark Prison!"

Rein menggunakan skill barunya untuk menjebak dua Death Knight dala sebuah kubah yang berisi energi kegelapan. Saking gelapnya, Death Knight yang berada di dalamnya kebingungan dan tak bisa melihat apa-apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heroes Tale Online: The Tales of AdventurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang