?¿?¿

350 23 0
                                    

Selama perjalanan menuju villa, peat yang berada di gendongan fort hanya diam dan memutar kembali otaknya.

Peat mengutuk dirinya karena tidak menyadarinya lebih awal.
Yang pertama, saat berada di hotel dia sekilas mendengar boss baru saja tiba dari jepang dan akan berlibur untuk menemani kekasihnya.

Kedua, mereka bertemu di toilet dan yang ketiga yaitu boss yang membawanya ke villa saat dirinya tak sadarkan diri.

Seharusnya dia bertanya-tanya mengapa boss/phayu tau kalau dia menyewa villa itu. Namun karena saat itu dia sedang dalam kondisi yang buruk, makanya dia tidak menyadarinya.

Fort menurunkan tubuh peat di ranjang, kemudian membuka koper miliknya dan mengamambil kotak obat yang ia bawa.

"Ini hanya tergores phi, bukan terluka"

Fort mengabaikan ucapan peat. Ia mulai membalut goresan dijari peat dwngan hati-hati.

"Nah selesai. Meskipun hanya goresan tapi kalau tidak segara di obati juga akan tambah buruk sayang" ucapnya lembut, mengusap rambut peat dan menaruh kotak obat itu di laci nakas.

"Sudah lebih baik ?" Fort memastikan karena melihat raut wajah kekasihnya yang sedikit pucat.

"Im okay phi, kan udah aku bilang tadi kalau ini hanya goresan bukan luka parah" peat menyahuti.

"Iya iya__sekarang kamu mau mandi dulu terus istirahat atau mau lanhsung istirahat aja ?" Tanya fort.

"Iii iiih !! kalau phi nyuruh aku mandi kenapa phi membalutnya ?kesel . Aku istirahat aja" peat menunjukkan tangannya sambil memasang wajah cemberut. Kemudian mengambil posisi untuk merebahkan dirinya.

Fort tidak menyia-nyiakan kesempatan pun ikut menyusul peat dan berbaring disampingnya. Fort memutar tubuh peat agar menghadap kepadanya lalu menarik pinggang pria itu agar lebih dekat dan mudah untuk dipeluk.

Fort mendusel-dusel seperti kucing manja di dada peat, karena merasa tidak ada penolakan atau teguran dari peat !!fort bukan lagi mendusel tetapi dia mencium leher peat dan menghisapnya ,membuat tanda

"Mmhh phii, aku mau istirahat. Besok aja kalau phi mau melakukannya" peat berucap dan memutar tubuhnya membelakangi fort.

Fort yang melihat peat memunggunginya kini mendekatkan mereka, memeluk pinggang ramping itu.

"Peat ? Phi boleh nanya sesuatu gak ?".

"Mmm" sahut peat

"Kenapa tiba-tiba bilang kalau kamu tunangan aku di depan boss dan eul ?" Tanya fort dan membenamkan wajahnya di tengkuk peat, menghirup aroma tubuh kekasihnya.

"Kenapa nanya gitu ? Phi ngga suka kalau aku bilang ke mereka kalau aku tunangan phi ?, lagi pula emang bener kan ,kita udah tunangan" judes peat.

"Ngga gitu baby, aku kan cuman nanya aja. Lagi pula selama ini kamu tidak mau kalau ada orang yang tau tentang pertunangan kita, dan sekarang kamu mengakuinya"

"Terus ?"

"Yyaa!! Aku senenglah sayang. Itu artinya kamu udah menerima lamaran aku"

Mendengar penuturan fort yang menurutnya bodoh ,peat berbalik lalu menampar kening fort pelan.

"Kalau aku ngga nerima lamaran kamu, ngapain aku tetap memakai cincin ini di jariku dan ngapain juga aku bertahan dengan hubungan kita saat kita bertengkar malam itu ?" Cecar peat.

Fort hanya menyengir mendengar peat mengatakan itu, moodnya hari ini sangat baik bahkan sangat sangat baik dari biasanya.

Bahkan saat peat mengomel, mengoceh dan mengatainya bodoh, gila dan lainnya pun dia tetap tersenyum dan memberikan kecupan -kecupan di wajah peat sebagai tanda agar peat berhenti.

ISSUE {fortpeat,bossnoeul} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang