》》》

501 40 1
                                    

Selama perjalanan dari kedai makan tadi hingga mobil milik fort berhenti di depan rumah milik sahabatnya noeul.

"Eeemm__fort peat, aku masuk ya !! Kalian hati-hati pulangnya" pamit noeul dan diangguki oleh keduanya.

"(Ngga lagi-lagi deh aku terlibat dengan mereka,,haaaa)" yakin noeul dalam hati

Noeul melihat mobil itu melaju lebih cepat dari sebelumnya, ia berdoa agar peat baik-baik saja , juga berdoa agar sikap peat yang menurutnya kekanakan itu menghilang agar hubungan mereka tidak seperti sebelumnya.





Dikediaman fort >>>

Fort masuk ke dalam rumah lebih dulu dan meninggal peat yang masih di dalam mobil.

"Kok ditinggal sih" celoteh peat saat melihat fort meninggalkannya.

Peat membuka pintu mobil, keluar dan menutup pintu itu dengan keras.

Peat masuk ke dalam rumah dengan menghentakkan kakinya, matanya menelusuri sudut ruangan mencari sosok pria bongsor itu.

Kakinya melangkah ke arah kamar tapi tidak menemukannya, ia melangkahkan kakinya ke arah dapur dan melihat sosok itu sedang memasak sesuatu.

Peat menghampirinya dan berdiri di sampingnya.

"Phi kenapa sih ha? Phi marah ? Tapi yang seharusnya marah itu aku bukan phi fort. Noeul menarikku karena melihat phi dan makananku juga tidak sempat habis....

...seharusnya aku marah, aku mengantri sangat lama tapi memakannya tidak sampai habis. Phi kenapa sih ha ? Phi dari tadi hanya diam dan diam, mendiamiku selama perjalanan. Bahkan aku meminta phi untuk berhenti di supermarket tadi ,tapi kenapa phi  terus jalan ?......

....phi sangat kekanakan, kalau phi capek bilang aja. Phi gak usah lagi menjemput aku ataupun mengantarku, aku bisa meminta bantuan noeul atau temanku yang lain, phi____"

"CUKUP PEAT !! CUKUP" Bentak fort dan membanting termos air panas ke sembarang arah yang membuat keadaan di dapur itu kacau balau.

"BENAR !! AKU CAPEK, AKU LELAH KARENA MENGERTI DIRIMU.  MENGERTI DAN MEMAKLUMI SIKAP KEKANAKAN DAN TIDAK MASUK AKAL MU ITU, SELAMA INI AKU BERUSAHA MEMAAFKANMU DAN MEMAHAMI PERASAANMU. TAPI KAMU ?......

....KAMU BAHKAN TIDAK PERNAH MENGERTI DIRIKU ,KAMU BAHKAN BERPEGANGAN TANGAN, ATAU BAHKAN BERPELUKAN DENGAN PRIA LAIN DI DEPANKU. APA SEGITU MURAHANNYA DIRIMU HA ?....

"LALU APA YANG PHI INGINKAN ? PHI LELAH ?AKU MURAHAN ?" Ucap peat meninggikan suaranya tapi diselingi oleh mata yang berkaca-kaca.

"Phi ? Apa phi tidak sadar diri? aku begini karena keinginan phi, phi memintaku untuk bersikap manja dan penurut. Aku melakukan semuanya untuk phi !untuk mengikuti keinginan phi. Dan phi bilang phi lelah ? Seharusny aku yang lelah phi, aku yang menyerah" ucap peat dengan nada pelan namun tegas.

"Phi selalu cemburu dan cemburu, bahkan tanpa alasan atau tanpa mau mendengarkan penjelasanku dulu. Phi lelah kan ? Sama phi ,peat juga lelah....."

Peat berbalik dan berjalan dengan tertatih. Saat ia sudah berdiri di pintu dapur, peat berbalik ke arah fort.

Fort yang juga menghadap ke arah peat terkejut dan kembali tersulut emosi saat melihat kaki dan tangan peat yang memerah serta sedikit tergores karena pecahan kaca dan air panas tadi.

"Kita putus saja phi. Aku tidak ingin membuat phi tambah capek dan juga phi tidak perlu cemburu atau marah terus menerus. Peat berterimakasih karena selama ini phi menampungku dan membiayai ku, mulai sekarang phi tidak usah melakukan hal itu lagi"

Setelah menyelesaikan ucapannya, peat meninggalkan fort yang masih berdiri dan berjalan tertatih ke arah kamarnya.

Peat berjalan sambil meringis menahan perih .Dia mengambil koper, memasukkan pakaiannya ke dalam koper dengan hati-hati.

Setelah dirasa semua barangnya sudah masuk, dia menutup kembali kopernya dan berjalan pelan ke arah laci nakas.

Fort mengacak rambutnya frustasi, dia menampar dirinya sendiri dan mengamuk.

Fort berjalan cepat ke arah kamarnya dan melihat sebuah koper di atas ranjangnya, matanya berputar dan melihat isi lemari yang kosong, serta pria yang duduk di sisi ranjang sambil mengobati luka di tangannya dengan susah payah.

"Peat !! Sayang ?" Panggil fort dengan nada lembut ,namun yang dipanggil tidak menyahut ataupun menatapnya.

"Sayang !!! Maafin phi na" ujar fort begitu duduk di hadapan peat.

Mulutnya terus mengeluarkan kata 'maaf' dan 'jangan pergi'. Tangannya mengambil alih kapas dan obat itu ,lalu mengoleskannya ke area tubuh peat yang terluka.

Fort mengobati peat dengan telaten dan lembut.

"Sayang !! Maafin phi naa ?, kita tidak jadi putus kan ?, kamu hanya bercanda kan soal tadi ?" Tanya fort menggenggam jemari peat dan menatap mata indah itu sendu.

"Peat tidak bercanda"

"Ngga__ phi tidak mau dan phi tidak mengizinkan kamu ninggalin phi" fort berucap dan melempar koper yang peat sediakan ke sembarang arah.

"PHI, aku tidak ingin berdebat lagi. Dan juga ini bukan rumahku, jadi aku tidak punya hak untuk tetap tinggal disini" peat berucap dan berusaha menahan emosinya.

"Tidak tidak, kamu boleh tinggal disini, kamu boleh melakukan apapun karena ini rumah kita berdua. Phi minta maaf, phi_phi berjanji akan berubah lebih baik tapi kamu tetap disini"

"Peat tidak mau lagi menjadi beban, peat akan berusaha mencari kerja dan menyewa kondo sendiri" kekeh peat. Ia beranjak dan mengambil koper yang fort lempar tadi.

Melihat tindakan peat, fort menghampiri peat.

Fort menjauhkan koper itu darinya dan peat, menarik tengkuk leher peat dan mencium bibir tipis itu dengan kasar.

Peat terus berusaha mendorong dan menjauhkan tubuh fort, peat bahkan mengabaikan perih di tangan dan kakinya hanya untuk menjauhkan tubuh bongsor itu darinya.

"Maaf sayang, tapi aku tidak setuju dengan pilihanmu" ujar fort melepaskan ciumannya.

Tangannya mengusap bibir basah itu lalu kembali melahapnya.

Tangan fort yang satunya lagi memeluk pinggang ramping itu agar lebih dekat dengannya.

Fort menuntun peat dan merebahkan tubuh itu ke ranjang, ia mengunci pergerakan yang dibawah dengan tubuhnya.

"Maaf peat, aku melakukannya karena tidak ingin kehilanganmu. Kamu boleh membenciku setelah ini, tapi jangan berpikir kalau aku akan melepaskanmu"

Kalimat itu adalah kalimat terakhir sebelum sebuah benda asing menembus lubang bawahnya.

Peat tidak tau kapan pakaian bawahnya dibuka. Pikiran peat kacau dan hanya bisa mendesah ,menangis karena hal yang dilakukan oleh fort.

Dia sangat kecewa karena fort mengingkari janjinya untuk tidak menidurinya sebelum dirinya lulus kuliah.

Hubungan mereka sudah berjalan selama 5 bulan dan selama itu, tapi peat dan fort hanya melakukan hubungan kekasih yang paling dasar yaitu berciuman.

Hal itu karena permintaan peat sebelum menjadi kekasih fort dan fort menyetujuinya, ia berjanji tidak akan melakukannya sebelum ia lulus. Tapi sekarang ?

Bahkan fort akan membungkam mulutnya dengan ciuman-ciuman lembut namun bernafsu jika ia menangis dan merintih kesakitan.

Fort terus menggempurnya, memaju mundurkan pinggulnya dan menggoyangkannya dengan tempo cepat dan kasar.

Bahkan, saking cepat dan kasarnya. Suara penyatuan tubuh mereka beriringan seperti melodi bersamaan dengan suara decitan ranjang, desahan, dan erangan.














.
.
.
.
.
T. B. C

Tau ah !!! Di up aja, maaf kalau agak tidak nyambung atau masuk akal hehehe.......

Makasiihhhh,, jangan bosan-bosan ya !!

ISSUE {fortpeat,bossnoeul} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang