Bab 9 - Forbidden Fruit

7K 113 13
                                    

Bab 9 - Forbidden Fruit

*AAAAARRRRRRHHHHHHHHHGHHHHHHHHHHH!!!!!!*

Teriakan yang menggema, memantul diantara dinding batu yang lembab dan basah, terdengar penderitaan yang sangat menusuk sukma. Seorang pria muda, tergantung, tanpa menggunakan busana, kedua tangannya terikat rantai, tergantung di sebuah sel berkarat dan penuh dengan noda darah serta sperma. Pria muda itu memiliki lebam di sekujur tubuhnya, putingnya yang hitam terjepit sepasang penjepit dari besi dengan gigi tajam, penjepit itu tersambung dengan sebuah alat penyetrum yang menyetrumnya selama 5 menit penuh setiap 10 menit.

"Bima....Bima......kenapa lu ga nyerah aja sih? Uda seminggu kita begini"

"T....tidak akan!!!"

*PHUIHHH!!*

Bima, yang tampak babak belur dan penuh keringat itu meludahi pria yang menyekap dan menyiksanya, Galih tampak tidak senang, ia mengambil rotan dan menyabet Bima berkali-kali, tapi Bima tidak bersuara, ia mengernyitkan giginya dan menahan cambukan itu.

"Kakak adik sama saja, sama-sama keras kepala!!!"

Galih menampar wajah Bima dengan keras, setetes darah tercecer ke lantai dari mulutnya,

"Tapi sudahlah, gue pun tak berharap lu tahu apapun tentang organisasi militer rahasia itu, gue yakin mereka tidak akan memberitahukan markasnya padamu sebelum lu lulus"

Bima terdiam, ia masih terengah-engah, setelah beberapa lama, dengan suara lirih, ia bertanya pada penculiknya,

"Apa yang kalian lakukan pada abangku?"

"Mau tahu aja atau mau tahu bangett???"

Ucapnya dengan nada meledek, Bima menatap makin tajam kemarahannya sudah memuncak, namun kedua tangannya yang terikat itu sangat membatasinya,

"Ooops, sudah waktunya makan siang, gue bakalan makan siang menyaksikan abang lu yang sedang menderita"

"WOI BANGSAT!!!! LU APAIN ABANG GUE???? AWAS KALO LU APA-APAIN DIA!!!!"

"Oh Bima si adek khawatir sama kakaknya? Oke kamu boleh ikut nonton"

Galih kemudian menekan sesuatu di tabletnya, sebuah monitor pun turun dari langit-langit di depan Bima, memperlihatkan setengah tubuh dari Fajar, ia dalam posisi tersalib"

"BANG!!!!! BANG FAJAR!!!!!"

"Percuma aja boy, dia ga bisa denger lu"

"BANGGG!!!!!! BANG FAJAR!!!!!!!!"

Bima tidak mempedulikan kata-kata dari Galih dan terus berteriak memanggil kakaknya,

"Benar-benar mirip, kakak adik sama-sama keras kepala, sama-sama tolol juga, sudah dibilang dia ga bakal denger apa-apa"

Galih pun membalikkan badannya dan siap untuk pergi, namun ia tidak tahu, kalau itu sudah direncanakan oleh Bima. Saat Galih berbalik badan, ia dengan segera mengayunkan kakinya ke atas kepala Galih dan memakai rantainya untuk mencekiknya.

"SI...SIALAN!!! KHEKKKK.....BOC.....AH.... BANG...SAT......"

Galih pun terjatuh pingsan karena kehabisan oksigen, dengan cekatan, Bima menggunakan kakinya untuk mengoperasikan tablet yang terjatuh dari tangan Galih, ia pun melepas kan rantai tangan serta kakinya, ia juga mengoperasikan tablet itu untuk membuka sel dan kunci Fajar. Bima memang termasuk jenius, ia bahkan bisa mengoperasikan sistem yang baru ia pertama kali lihat, ia dengan sukses membuka kunci Fajar, ia melihat di monitor Fajar terjatuh ke tanah karena kuncinya yang lepas, dengan segera ia lari meninggalkan sel itu menuju ke arah ruangan Fajar disekap. Bima berlari dan terus berlari di sepanjang koridor panjang berwarna putih dan terang sampai ke ujung ruangan, ia mendapati sebuah pintu dan masuk ke dalamnya, tanpa basa-basi it membopong kakaknya yang sekarang terlihat 2 kali lebih besar darinya, sehingga ia kesulitan membawanya.

Pabrik Laki-Laki (On going series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang