BAB 2 - Kegelapan yang Mengintip

9.8K 179 8
                                    

Bab 2 -Kegelapan yang Mengintip

Perusahaan logistik "Antlions" adalah sebuah perusahaan logistik terbesar di Jakarta Utara yang tumbuh berkembang dengan pesat hanya dalam waktu yang singkat dan sudah berdiri lebih dari 3 dekade, barang-barang yang akan diantarkan pun beragam mulai dari kecil sampai besar, barang-barang biasa sampai hewan. Perusahaan ini salah satu perusahaan idaman yang diimpikan banyak orang, bahkan kuli-kuli disana mendapat gaji diatas UMR Jakarta. Antlions juga membuka banyak cabang di luar pulau jawa, mewakili dan menyediakan hampir 40% kebutuhan logistik, bahkan Antlions sering dipakai jasanya memindahkan alat-alat pembangunan yang berat ke pedalaman Indonesia oleh pemerintah, walau perusahaan swasta, perusahaan ini memiliki hubungan yang erat dengan pemerintah, perusahaan logistik ini sudah memiliki positioning yang tidak akan goyah kedudukannya. Fakta bahwa Fajar bekerja di perusahaan luar biasa ini tentu saja tidak diketahuinya yang hanya seorang pemuda udik dari kampung, ia awalnya kaget akan semua fasilitas yang disediakan, sangat lengkap dan tampak mahal, namun akhirnya ia memaklumi semua itu karena menganggap itu hal yang lumrah untuk perusahaan besar di Jakarta.

Walau fasilitas dan juga semua syarat perusahaan sangat menguntungkan bagi Fajar, tapi ia tidak pernah malas dan tetap rajin mengerjakan semua pekerjaannya sesuai SOP perusahaan, walau sebagian besar pekerja disana sangat giat dan tampak tidak ada sama sekali yang terlihat bermalas-malasan, mereka tetap mengambil waktu santai saat ada jam kosong, namun beda untuk Fajar, ia memilih untuk bersih-bersih atau membereskan barang yang hanya sedikit berantakan. Padahal Pak Galih sudah menyuruhnya santai saja saat senggang tapi Fajar memang orangnya sangat serius dan mereka pun menyerah untuk membujuknya lebih sedikit bersantai. Waktu seakan berjalan cepat, Fajar yang sudah menyelesaikan pekerjaan pagi tidak sadar bahwa sudah waktunya makan siang lagi, saat ia ingin pergi ke kantin, bahunya ditepuk oleh pak Galih.

"Jar, mau gak makan di luar aja temenin saya?"

"Loh tumben pak?"

"Teman saya baru buka restoran di ujung jalan sana, dia ajakin saya makan disana boleh bawa orang juga buat kasih kesan makanannya"

"Saya belum pernah makan makanan barat selain ayam goreng kentaki pak"

"Hahahaha gak apa, dalam rangka pembukaan temen saya yang traktir, lumayan pengalaman makan makanan barat juga buat kamu kan? Kamu cukup kasih kesan yang jujur aja buat masukan teman saya"

"Oke deh pak"

Fajar mengangguk, dan mereka menuju halaman belakang tempat kendaraan di parkiran, tak disangka kalau pak Galih ternyata memiliki motor gede, ia kemudian mengisyaratkan Fajar untuk duduk di belakangnya,

"Jar, kamu bisa naik motor nga?"

"Bisa sih pak, saya pas SMA sering pinjam pakai motor punya pak Bagas buat ke mini market yang jaraknya mayan jauh buat beli kebutuhan"

"Oooh pak Bagas"

"Loh pak Galih kenal sama pak Bagas?"

"Justru yang mau kita datangi sekarang ini restoran punyanya pak Bagas"

"Oalah, kebetulan banget ya, pak Bagas pernah cerita mau buka usaha deket sini tapi nga disangka ternyata restoran toh, emang pak Galih sama pak Bagas dah kenal lama?"

"Mayan lama jar, pak Bagas kan temenan baik sama pak Rudi pendiri perusahaan kita, saya paling sering nganterin barang-barang pak Bagas ke klien dia, makanya kita kenal baik."

"Pak Galih kan khususnya anterin barang-barang berat dan pecah belah memang ada Mainan yang kayak gitu?"

"Mainan?"

"Iya mainan, pak Bagas pernah sempat cerita kalau dia jual mainan buat orang kaya"

Galih langsung tersenyum kecil mengerti maksud dari pak Bagas menyebut komoditi yang dijualnya mainan,

Pabrik Laki-Laki (On going series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang