Bab 10 - Puncak Dosa (Part II)
Bima
Bunyi nafas yang lembut dan juga gerakan naik turun membuatku terbangun, aku merasakan kepalaku yang sedikit pusing, kurasakan sesuatu yang lembut di wajahku, saat kutolehkan pandanganku, aku melihat wajah Bang Fajar yang tertidur dengan pulas, dengan mimik wajah yang tampak bahagia, ternyata aku tertidur di atas dadanya yang empuk, dadanya yang besar dan berbulu, dihiasi oleh puting hitam besar yang tampak basah seperti payudara perempuan hamil, insting kelaki-lakianku sangat ingin sekali mengenyotnya. Aku berusaha sekuat mungkin mengalihkan pikiranku, dapat kurasakan bahwa kontolku sudah berdiri, mungkin karena efek morning wood, namun ada hal yang tidak biasa, kurasakan kontolku seperti dijepit sesuatu, yang sempit dan hangat. Kuangkat badanku dan melihat ke arah selangkanganku, ternyata kontolku berada di dalam vagina pria Bang Fajar.
"A...apa yang terjadi??"
Aku berusaha mencabut kontolku dari vagina Bang Fajar tapi usahaku tak berhasil, seakan-akan kontolku dijepit sesuatu dengan kuat di dalam rahimnya,
"Kau tidak ingat apapun?"
Mendadak sebuah suara yang tidak familiar terdengar dari suatu tempat, kulayangkan pandanganku ke sekeliling kamar, suara itu berasal dari sebuah speaker
"Apa maksudmu??" Tanyaku membalas suara itu
"Melihat kontolmu di dalam vagina Fajar saja sudah jelas kan? Kau kalah taruhan dengan Galih"
"Apa maksudmu? Aku tidak mengingat apapu......"
"AARRRRRGGGGHHHHH!!"
Kepalaku mengalami nyeri yang sangat, serangkaian memori yang sepertinya hilang mendadak muncul secara bersamaan. Aku.....aku telah memerawani abangku sendiri....aku sudah memperlakukannya seperti istriku semalam....aku ...sudah berejakulasi di dalam rahimnya...
"Sudah ingat sekarang? Efek obat semalam memang memiliki efek samping terlambatnya dalam mengingat sesuatu, tapi dalam jangka waktu singkat nanti sakit kepalamu akan berhenti"
"OBAT??? JADI KALIAN SUDAH MERACUNIKU MEMBUATKU UNTUK BERSETUBUH DENGAN ABANGKU SENDIRI???"
"Kamu salah paham nak Bima, obat yang kami berikan bernama "Serum kebenaran mutlak" Oke, memang bukan nama yang bagus, Master L masih memikirkan nama yang cocok, Efek obat ini akan menarik keluar keinginan terpendam seseorang dengan menonaktifkan suatu bagian dalam otak yang mengatur tentang moral dan tabu, keinginan menyetubuhi abangmu sendiri adalah murni keinginan terpendam yang ditutupi oleh alam bawah sadar milikmu karena tidak sesuai dengan moral yang masyarakat terapkan"
"APA MAKSUDMU!! AKU TAK AKAN PERNAH MENGINGINKAN KEJADIAN MENJIJIKAN SEPERTI INI TERJADI!!"
"Kalau memang demikian, mengapa kamu masih ereksi saat melihat tubuh abangmu sendiri? Jika kau memang tidak memiliki nafsu terpendam padanya, kontolmu akan melemas dan kamu bisa mencabut kontolmu dengan mudah dari memek Fajar"
"Aku!! aku!!....aku...."
Aku tak bisa melanjutkan lagi kata-kataku, karena aku memang harus mengakui kalau ada kebenaran di kata-kata penculikku, aku memang merasa sangat terangsang melihat tubuh Bang Fajar yang sekarang, tubuhnya yang besar berotot, berurat dan dihiasi bulu, tapi memiliki payudara seperti perempuan dan tidak berkontol tapi bermemek, jauh dalam pikiranku aku memang sangat ingin mengentotnya.
"Tidak membalas lagi? Artinya kamu sudah menerima fakta ini?"
Aku pun terdiam dalam waktu yang lumayan lama
"Bagaimana dengan nasib kami kedepannya sekarang?
"Yah, sebenarnya rencana awalku adalah memodifikasi tubuh Fajar menjadi sapi ternak laki-laki dan dijual mahal, tapi karena tubuhnya yang sangat cocok dengan operasi spesial milikku, aku memutuskan untuk membatalkan niatku menjualnya. Sayang sekali kalau spesimen sempurna sepertinya hanya akan menghabiskan dirinya diperah susunya dan jadi mainan sex para orang kaya itu, dan saat produksi susunya berkurang dia akan segera dijagal dan dimakan dagingnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik Laki-Laki (On going series)
Fiction généraleMenceritakan Fajar, seorang pemuda lugu dari kampung yang pergi ke Ibukota untuk menafkahi keluarganya di kampung sebagai kuli sekaligus mencari tempat dimana ia seharusnya berada. Pemuda lugu yang tidak pernah mengenal kerasnya kota Jakarta secara...