Siang ini, Ervado mendapat telfon dari Amerika. Ia dan keluarganya disuruh menemui ibu dari Laura alias nenek dari Devan dan Adel. Akhirnya, mau tidak mau mereka semua harus bersiap-siap untuk pergi. Sayangnya, Adel tidak diperbolehkan pergi dengan alasan harus kuliah.
"Papa emang beneran mau ke Amrik?."tanya Adel. Ervado menghela nafas, "Ini yang terakhir papa jelaskan, besok mama sama papa mau ke tempat Grandma selama sebulan lebih jadi kamu harus mulai belajar untuk hidup mandiri mulai sekarang."jelas Ervado sembari melipat baju dan memasukkannya ke dalam koper.
"Papa tega sama aku."nada bicara Adel dibuat sedramatis mungkin, Ervado menatap datar Adel tanpa berniat berbicara sedikitpun.
Adel memikirkan sesuatu, tiba-tiba ia meloncat, "Alhamdulillah ya Allah."serunya sembari menampung kedua tangannya.
Ervado tersentak kaget, "Adel jangan kayak gitu, nggak sopan."ucapnya sembari mengelus dada.
Ervado berdiri sembari menatap datar Adel, Adel menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu, "Maaf pa."cengir Adel.
Cklek
Tiba-tiba Devan masuk ke kamar Ervado, sontak Adel menatap ke arah si Devan, "Kenapa?."tanya Adel sembari melanjutkan melipat bajunya.
"Cuma mau bilang sama Adel, abang udah transfer 2 juta ke rekening kamu."ucapnya dengan mata tak lepas dari benda pipihnya itu.
Adel menghampiri dan memeluk Devan, "Makasih abangku sayang."puji Adel. Rasanya dia ingin muntah setelah memuji Devan.
Devan mengacak rambut Adel "Jangan rindu ya." Adel mencibir,."Siapa juga yang rindu."sinisnya padahal di dalam hati ia akan sangat merindukan Devan tetapi ia terlalu gengsi untuk mengakuinya. Nasib gengsi tinggi, beginilah.
Sebenarnya juga Ervado ingin sekali membawa Adel ke kampung halaman Laura tetapi menimang Adel yang baru memasuki semester baru, rencana untuk membawa Adel itu pupus walaupun Adel bisa saja berkuliah secara daring.
🐰🐰🐰
Pagi ini rencananya Adel ingin di antar ke rumah Arka dan Sonia, mereka menyuruh Ervado agar membiarkan Adel tinggal di rumah mereka selama Ervado ada di Amerika awalnya Adel tidak setuju tetapi setelah Ervado memberikan 10 juta untuk jajan Adel akhirnya ia menyetujuinya.
Sepanjang perjalanan Adel terus bernyanyi riang gembira, "Nggak ada yang ngomel."irama Adel terdengar seperti menyindir Laura.
"Nggak ada yang nyuruh."ucapan Adel lagi-lagi menyindir Laura.
"Dompet aku nambah tebel."ucap Adel sembari menyenggol pintu mobil, Adel meringis kesakitan. Laura menatap malas Adel yang terus menyindirnya. Anak sialan, akan ku balas dia nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mr. Lecturer
RomanceJudul Awal : Dosen Kesayangan Prof. Dr. Muhammad Aresska Dasmon Dhirendra, M.Psi merupakan dosen disalah satu universitas yang terkenal di ibukota. Sifatnya yang otoriter dan tegas membuat para kaum Hawa sangat mengidolakannya ditambah lagi dengan w...