-7 •|• Khawatir

321 86 67
                                    

Semilir angin yang menenangkan serta hawa yang sejuk membuat siapa saja merasa tenang, sama halnya dengan Adel yang saat ini duduk di taman sendirian ingat sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin yang menenangkan serta hawa yang sejuk membuat siapa saja merasa tenang, sama halnya dengan Adel yang saat ini duduk di taman sendirian ingat sendiri.

Kemana abang Ares? Jawabannya ia sedang ada seminar di Bogor dan kemungkinan pulang 2 hari lagi

Adel menatap sekeliling ia tiba-tiba fokus ke sebuah pohon mangga. Ia berdiri, "Kayaknya enak tuh "gumamnya, ia berpikir sejenak ya"Kayaknya nggak ada yang punya."pikirnya.

Adel menepis pikiran buruknya yang ingin mencuri, "Ke toko buah aja lah."ucapnya lalu mulai berjalan menuju ke rumah untuk mengambil mobil.

Adel menepuk jidatnya, "Kan nggak ada mobil ya."

Mata Adel tertuju ke seekor anjing yang sedang diikat lehernya menggunakan rantai. Ia berjalan menghampiri anjing tersebut.

Adel berjongkok sembari tersenyum menampilkan deretan giginya, "Kasian banget sih lo, di ikat ya nggak bisa gerak."ejeknya pada anjing itu.

Anjing itu menggongong, "Mau lawan sini sini, nggak bisakan." Adel memperagakan layaknya seorang petinju sambil menjulurkan lidah.

Entah bagaimana bisa tiba-tiba rantai yang melilit anjing itu terlepas, sontak saja Adel yang kaget langsung berlari.

Adel menghadap ke belakang sembari berlari, "Anjingnya ngejar lagi, ya Allah tolong hamba."ucapnya disela sela larinya.

Adel terkulai lemas di depan teras ia melihat anjing itu sudah tidak ada. Ia melihat jam di pergelangan tangan kanannya, "Rekor baru 500 meter 52 detik"ucapnya sembari ngos gosan.

Sonia membuka pintu, "Kemana Adel jam segini belum pulang."

Sonia hendak menutup pintu dan memandang ke bawah "Ya ampun, Adel kok keringetan gitu."ucapnya sembari mengelus dada.

Adel tidak dapat berkata kata lagi ia sedang menghirup nafasnya sebanyak mungkin.

Sonia memapah Adel untuk berdiri, "Pelan pelan aja sayang."

Sonia mendudukkan Adel di sofa "Kenapa bisa kayak gini Adel."omelnya saat melihat kaki Adel yang lecet .

"Tadi kesandung batu jadi jatuh."ringisnya sambil memandangi luka itu.

"Bibi bibi."panggilnya Sonia.

Enah datang dengan tergopoh-gopoh, "Ada apa nya?."tanya Enah sembari menenteng sebuah spatula.

Sonia mendengus,"Kan udah Sonia bilang bi,.jangan panggil nyonya bibi lebih tua daripada Sonia."omel Sonia dengan suara lembut.

Enah menggaruk kepalanya, "Nggak papa lah udah terlanjur, kenapa nyonya manggil bibi?."tanyanya.

"Sonia mau minta tolong ambilin kotak P3K boleh nggak?"

Enah mengacungkan jari jempolnya, "Siap tunggu sebentar ya."ucapnya sambil berlari untuk mencari kotak P3K nya.

Dear Mr. LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang