{ Call me Nay }
Siang ini Adel sudah bersiap siap menuju bandara untuk menjemput sang dosen. "Loh mau kemana sayang, udah cantik begini."puji Sonia sembari melihat penampilan Adel dari atas sampai bawah.
Adel mengusap lengannya, "Adel mau izin pergi, ma."izin Adel sembari berjalan menghampiri Sonia. Adel mengecup punggung tangan Sonia, "Mau pergi kemana sayang?."tanya Sonia lembut.
"Adel mau jemput pak Ares ma."jawab Adel singkat. Sonia mangut-mangut, "Mau mama suruh mang Agus aja buat jemput si Reska?."tawar Sonia yang terlihat kasihan kepada Adel, dasar Anak itu kalau pulang nanti akanku beri pelajaran.
Adel menggeleng, "Nggak perlu ma, biar Adel aja yang jemput." Adel tersenyum manis.
"Kalau gitu Adel pergi dulu ya, Assalamualaikum. "tambah Adel
"Waalaikumsalam, hati hati sayang."balas Sonia sembari menatap punggung Adel yang lama kelamaan tidak terlihat.
Adel menaiki mobil milik Ares yang bermerek Toyota Alphard sebenarnya saat di halaman depan rumah Arka tadi Agus sempat menawari Adel untuk menjadi supirnya, tetapi Adel menolak ia bilang bahwa ia tidak ingin merepotkan Agus.
Suasana hati Adel hari ini sungguh sangat baik, buktinya pagi ini ia hampir membersihkan satu rumah. Sonia sempat melarang karena takut mantu eh maksudnya In Syaa Allah calon mantunya itu kecapekan. Keluarga itu berharap sekali Adel menjadi menantunya, untung mereka semua tidak menerapkan sistem perjodohan, Adel sangat bersyukur sekali.
Adel berhenti dipinggir jalan, ia melihat jam dipergelangan tangan kanannya, "Masih lama lagi si Ares sampai beli cilok aja dulu."pikirnya lalu singgah disalah satu gerobak cilok.
"Beli ciloknya 10 ribu mang."ucap Adel, penjual itu melihat mobil yang dikendarai Adel. "Waduh target baru nih."pikir Penjual itu sembari tersenyum jahat.
"Siap dedek manis."puji penjual itu lalu segera membungkus pesanan Adel.
Ibu-ibu yang datang lebih dulu tampak tidak terima dengan penjual itu, "Eh mas, saya datang duluan kok adek itu yang duluan dibuat."protes ibu itu.
Bapak yang ada disebelahnya membuka suara, "Iya nih mas, saya juga udah nunguuin dari tadi kok pesanan saya nggak dibuat buat."protes bapak itu. Penjual itu tampak kewalahan, lalu Adel membuka suara "Bikinin aja untuk mereka duluan mas, kasihan mereka nungguin daritadi sedangkan saya baru datang."ucap Adel.
Akhirnya penjual itu mendahulukan membuat pesanan ibu-ibu yang mengantri lebih dulu itu dengan perasaan dongkol setengah mati.
Adel membuka aplikasi whatsapp nya banyak sekali pesan yang masuk dari grup pergibahan kampus Dhirendra. Sebenarnya Jessie lah yang memasukkannya ke grup laknat itu tanpa sepengetahuannya tadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mr. Lecturer
RomanceJudul Awal : Dosen Kesayangan Prof. Dr. Muhammad Aresska Dasmon Dhirendra, M.Psi merupakan dosen disalah satu universitas yang terkenal di ibukota. Sifatnya yang otoriter dan tegas membuat para kaum Hawa sangat mengidolakannya ditambah lagi dengan w...