24. Obrolan Manis?

8.5K 526 12
                                    

Hohohoho
Bertemu lagi dengan Lea di book yang fenomenal ini, waw

Ada yg nungguin ga yaa \(-ㅂ-)/

Maaf telat up, karena nyari pict nya susah banget :((

Lea mau nyicil nyari pict dlu skrg, biar klo jadwalnya up cepet up ╥﹏╥

Kalau lea slowup brrt sedang bersemedi 🙆

Happy reading

¤ 24. Obrolan Penuh Urat dan Emosi 😌¤

Alvin meletakkan kepala Faria yang tertidur dengan bersandar di bahunya ke sisi sofa, pria itu merenggangkan tubuhnya yang kaku karena harus menahan berat tubuh Faria yang tertidur.

"Mau saya buatkan kopi Sir?"

Jack, selaku pria yang selalu ada disisi Alvin yang pernah bekerja langsung sebagai ajudan pribadi ayahnya yang telah tiada. Menawari Alvin kopi.

"Tidak, bawakan saja beberapa tas belanjaan Faria ke kamar tamu. Aku akan memindahkan tubuhnya"

Mengangguk, Jack terlebih dahulu mengambil beberapa kantung belanjaan di sudut meja.

Sedangkan Alvin, pria itu membawa Faria kepelukannya lalu membawanya menggunakan bridal style tanpa mengganggu tidur wanita itu yang terlelap.

"Faria, i'm sorry" gumannya menatap wajah wanita di gendongannya.

Tadi, begitu Faria pulang dari kantor Asher. Tidak disengaja Alvin melihat wanita itu sedang menunggu seseorang di depan gedung perusahan milik Asher. Sedangkan Faria yang melihat mobil Alvin mendekat, wanita itu lebih memilih berakting menangis membuat Alvin menghentikan mobilnya.

Pria yang baru saja pulang dari jadwal meetingnya itu, terkejut mendapati Faria memasuki mobilnya dengan keadaan bercucuran air mata.

Begitu Alvin bisa menghentikan tangisan Faria, wanita itu meminta diantar ke mall untuk berbelanja. Dan barulah dia menceritakan apa yang terjadi begitu keduanya tiba di Mansion milik Alvin.

Tentu saja pria itu marah, bahkan jika tidak dicegah Faria yang sudah malas melihat keduanya bertengkar, mungkin kini Alvin pulang ke Mansion dalam keadaan lebam lebam.

Meletakkan tubuh wanita di gendonganya ke kasur, Alvin merapikan anak rambut Faria yang menutupi wajah lelahnya.

"Sir─"

"Tinggalkan kami sendiri Jack, terima kasih sudah membantuku"

"Itu sudah tugas saya, kalau begitu saya undur diri" pamit Jack, segera mundur meninggalkan kamar yang dihuni oleh keduanya.

Alvin menatap wajah Faria yang tertidur dengan damai, pria itu menghela nafas dan menumpukan tangan pada wajahnya.

"Kenapa kau harus menyukai si brengsek itu Faria, seandainya tidak ada dia. Kita mungkin sudah menikah dan bahagia" gumannya.

Terus menatap wajah wanita yang terlelap tanpa gangguan di sebelahnya, Alvin berdiri setelah menyalakan lampu tidur untuk menggantikan lampu kamar yang sangat terang.

The Antagonist Couple [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang