#thriller, misteri, politik, sejarah
Prompt: Latar 1800-an
*Cerita ini akan direvisi***
"... kemudian setelah Konstantinopel berhasil ditaklukan oleh Turki Usmani, ibu kota Kekaisaran Romawi itu mengalami krisis perindustrian, sehingga menyebabkan datangnya era kegelapan. Adam Weishaupt pun menjadi pelopor atas berdirinya iluminati, sebuah organisasi rahasia yang dibentuk sebagai jalan untuk melalui era pencerahan," pungkas Gaharu sebagai akhir dari skripsinya.
Suara tepuk tangan, terdengar seiring dengan selesainya persentasi yang ditutup dengan sesi tanya jawab. Kini, Gaharu sibuk mempersiapkan mentalnya untuk menerima baik dan buruk penilaian dari sang dosen.
Suasana hening berangsur cukup lama saat wanita paruh baya itu mulai menelaah isi skripsi. "Kasus politik yang kamu angkat memang beda dari yang lain. Inisiatifmu bisa jadi nilai plus, asal riset! Percuma ide brilian, tapi eksekusinya setengah-setengah seperti ini."
Penilaian seperti yang diduga. Anehnya, ia tetap saja terkesiap ketika mendapat tamparan dari kata-kata tersebut. "B-baik, Bu. Saya akan merevisinya lagi agar menjadi lebih baik," ungkap Gaharu seraya berusaha menampilkan senyum terbaik.
Dalam keadaan kecewa, Gaharu mengambil kembali skiripsinya dari atas meja dosen, kemudian berjalan dengan gontai menuju bangku. Gaharu sempat melirik sekilas ke arah Dierja yang tengah duduk dengan berpangku tangan. Ia selalu seperti itu, terlalu santai. Padahal baru saja mendapat penilaian buruk pula dari dosen.
Tepat ketika Gaharu melewatinya, Dierja tiba-tiba berkata, "Berhenti cari tahu tentang abad pertengahan, jika kamu ingin selamat."
Gaharu hanya mengedikkan bahu tak acuh akan pernyataan tersebut. Pasalnya, banyak isu buruk mengenai Dierja. Terlebih, sudah dua semester Dierja mengalami kegagalan saat wisuda. Seringkali teman-teman kampusnya merasa ia salah ambil jurusan, tetapi Dierja justru tak pernah berpikir untuk pindah dari ilmu politik.
Tak mau terus memusingkan perihal teman sekampus, Gaharu beralih untuk fokus pada diri sendiri. Pada tengah malam, ia duduk di meja belajar sambil melamun. Lelah, karena sudah berkali-kali skipripsinya ditolak dengan alasan belum rampung. Padahal, ia ingin segera wisuda.
Gaharu membolak-balik lembar skiripsinya. Setelah dianalisa baik-baik, peristiwa yang ia bahas lebih mengacu pada kejatuhan Konstantinopel. Tidak dengan era kegelapan dan pencerahan yang justru bermula dari situ. Sebab era tersebut tidak pernah dipelajari dalam ilmu politik, atau dibahas oleh pakar sejarawan.
"Pantas ... selama ini, ada sejarah yang hilang dalam catatan sejarah itu sendiri," gumam Gaharu ketika menyadari hal itu.
Setelah era kegelapan beralih menuju era pencerahan, kelompok iluminati mendobrak pasar global. Mereka menjadi induk dari segala kejahatan yang ada di dunia dengan mengendalikan segalanya dari balik layar. Namun, sejarah itu telah dihapuskan.
Teori adanya phantom time/waktu hantu amat lekat dengan kedua era tersebut. Dikatakan, dunia mengalami 297 lompatan tahun karena perbedaan perhitungan waktu antara kalender sebelum Masehi, dan sesudah Masehi. Kemudian, sejarah baru pun diciptakan untuk mengisi kekosongan waktu tersebut.
Sebab, selama menjadi pimpinan dalam politik militer pada abad pertengahan Romawi, Kaisar Julius memberlakukan perhitungan tanggal menggunakan kalender Julian. Yaitu dalam satu tahun, ada 365,2500 hari di dalamnya. Pada tiap tahun kabisat, akan ada 366 hari.
Akan tetapi, pada tahun 1582, Paus Gregorius menyatakan bahwa ada 365,2425 hari dalam setahun jika dilihat dari panjang rata-rata tahun tropis. Selisih antara kalender Julian dan Gregorian memang hanya berkisar 11 menit. Namun, akan mencapai batas maksimum jika diperhitungkan dalam kurun waktu ribuan tahun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bibliosmia
Historia Corta'Bibliosmia', aroma khas kertas. Aroma buku baru pada kumpulan cerita, kisah, dan legenda yang belum pernah kalian baca sebelumnya. Maka, jangan ragu untuk membuka lembarannya. Karena jika kalian sudah menaruh kecintaan dan membacanya, kalian akan...