#sci-fi, roman
Prompt: Kamu menemukan sebuah surat misterius terkubur di halaman belakang rumahmu, tetapi isinya sama sekali tidak masuk akal. Tulislah isi surat itu.
***
Dunia cyberpunk tampak memukau dalam pencahayaan lampu jalan, serta bangunan-bangunan pencakar langit. Orang-orang hidup teratur, ditemani robot yang membantu pekerjaan. Sementara saya hidup sendirian di bawah naungan utopia, sejak keluarga saya direnggut para robot. Meski terasa berat, tetapi mencoba berbaur di antara mereka tidaklah buruk, sambil mendedikasikan hidup menjadi desainer kostum.
Sampai saat itu seseorang hadir. Dia amat rapuh dan tidak berbakat, malah menawarkan menjadi partnership dalam pekerjaan ini. Keistimewaannya hanya, dia memiliki dua hormon dan sempat menjadi objek penelitian untuk mengabadikan manusia sepertinya. Jadi, meski selama ini pengangguran, saya bisa menggunakan tubuhnya untuk diobrak-abrik. Begitu kata Ursa Mayor. Lucunya.
Saya menaruh simpatik pada borok-borok merah di perutnya akibat mutasi gen. Selain itu, Ursa Mayor adalah nama nan indah, bak penerang dalam kehidupan penuh kesepian. Rambut merahnya juga menjadi suatu hal langka. Merubai panjang, ikal dan tampak berkilauan. Perubahan pada rambut yang semula hitam itu juga terjadi akibat mutasi gen, tetapi justru menjadi daya tarik tersendiri.
"Lihat, Honey. Aku baru saja memotong rambut," kata Ursa sembari memamerkan potongan two block. Poninya tampak mengerucut. Sementara bagian samping dibiarkan panjang sampai cuping telinga.
Saya menjadi kesal. "Kenapa dipotong?" Padahal, baru saja kemarin saya memuji rambut panjangnya. Namun, terasa percuma. Tetap saja dia tak mengerti. "Saya suka bagaimana sisi feminim terlihat dari rambut panjangmu dan saya ... suka mengelusnya."
Ursa tersenyum menghadapi kekesalan tersebut. "Aku hanya ingin terlihat dominan." Dia mencoba menyakinkan sembari menyugar rambut ke belakang. "Lagi pula rerontokkannya jadi berkurang dan terlihat lebih segar."
Terpatik rasa khawatir ketika melihat senyum kaku dari balik raut pucatnya. Namun, saya mencoba menepis pikiran negatif. Lagi pula, gaya rambut baru itu membuat Ursa terkesan seperti pria jantan dibanding saat berambut panjang, dia bagaikan wanita lugu.
Bersama-sama, kami pun melakukan pekerjaan mendesain kostum selayak partnership pada umumnya. Ursa terlihat senang karena tidak menganggur lagi, sejak kabur dari laboratorium yang membuat dia pasrah akan keadaan. Namun, segalanya tidak baik-baik saja ketika dia terlampau lelah dan mulai mengalami penurunan.
Sungguh, saya takkuasa ketika melihat Ursa seperti ini. Kehadiran saya memang menjadi pengobat, tetapi sekaligus menjadi luka. Beginilah yang terjadi jika dia terlepas dari belenggu laboratorium, sebab tempat itu juga menjadi nyawanya ketika mencapai kebadian. Namun, bukan tanpa alasan pula dia datang kemari.
Kini, dia tengah terbaring di brankar. Tubuhnya renta, dengan borok-borok merah di perut yang membuatnya mendera kesakitan. Dia berkata dengan terbata-bata, "A-aku sudah terbiasa menahan sakit, Jaz. Sekarang, akan baik-baik saja jika itu berarti ... keabadianku akan hancur."
"Tidak. Kau akan sembuh!" Saya segera menyangkal seraya meminumkannya sebuah kapsul herbal pemberian mendiang Ayah. Atas alasan inilah keluarga saya dibantai oleh para robot, karena Ayah yang menjadi dokter di sana telah melindungi Ursa Mayor. Meski pada akhirnya Ayah berakhir di tangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bibliosmia
Historia Corta'Bibliosmia', aroma khas kertas. Aroma buku baru pada kumpulan cerita, kisah, dan legenda yang belum pernah kalian baca sebelumnya. Maka, jangan ragu untuk membuka lembarannya. Karena jika kalian sudah menaruh kecintaan dan membacanya, kalian akan...