6. Potret Senyuman

35 4 2
                                    

#spritual, psikologi, drama---side story Dwika

Picture prompt: Pilih satu art lalu buat cerita dari art itu

***

"Enak ya, jago melukis. Bisa ciptain dunia dari imajinasi."

"Kamu gak perlu banyak belajar. Toh, kamu anak orang kaya."

"Masa depanmu menjanjikan."

"Bisa beli apa aja, karena punya banyak duit."

"Kamu beban, tapi punya banyak teman."

"Pokoknya kamu sempurna."

Melalui kaca matanya, orang-orang berpikir tak ada alasan untuk Algi mengeluhkan kehidupan. Padahal, di balik suara-suara pujian itu, orang-orang lain juga bersorak;

"Boleh nentuin cita-cita semaumu, asal jangan jadi seniman."

"Harus banyak belajar, jangan melukis melulu."

"Kalau terus gini, kamu mau jadi apa?"

"Minta uang tiap hari. Belum pernah ngerasain kerja, kan."

"Sadar, dong! Mereka berteman sama uangmu, bukan kamu."

"Dasar beban!"

Apresiasi untuk dirinya hanyalah, 'pandai menutupi luka dengan senyuman'. Meski seringkali ia termangu, berharap mendapat jawaban dari sosok malaikat yang menjadi satu-satunya teman setia. Tentang pertanyaan tak berujung. "Apakah aku beruntung terlahir sebagai seorang Algi?"

Algi hanya dapat memeluk sebuah bingkai fotonya saat sedang tersenyum, seolah ia tengah berbicara sambil menguatkan diri sendiri. Sampai tiba malaikat memberi jawaban dengan mencabut nyawanya ... ia lebih baik berada di sisi Tuhan daripada terus tenggelam dalam kepalsuan.

Kini, meski foto itu terpajang di hadapan para pelayat, senyuman yang diabadikan di sana tidak lagi menular. Justru tangisan pilulah yang menguar, tatkala sosok Algi terbujur kaku dalam sebuah peti mati. Padahal, mereka berharap dapat melihat Algi tersenyum lagi, entah tulus maupun palsu. Bukan sekadar Potret Senyuman.

©Avogado6

Potret Senyuman--Selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Potret Senyuman--Selesai

@shima_alqie
Selasa, 2  Oktober 2023

BibliosmiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang