- terluka -

11.5K 160 0
                                    

Happy reading!

Di sebuah kafe, ada seorang gadis cantik menatap kosong jalanan yang kini mulai basah oleh tetesan air hujan yang turun semakin deras.

Tatapan matanya begitu kosong, air matanya terus turun membasahi pipi cubby nya, tangan lentiknya terus bergerak meremas kertas undangan di tangannya. Terlihat dari gerakan tangannya, bahwa dia sedang berusaha menahan emosi yang ingin sekali ia keluarkan.

Bunyi petir yang menggelegar, membuat kedua matanya mengedip. Ia menatap sekelilingnya, masih ada beberapa orang yang memilih diam di kafe ini. Gadis itu kembali menatap ke arah luar yang menampilkan hujan turun dengan begitu derasnya.

"Kamu bahkan tidak ada niat sama sekali untuk menjelaskannya," gumamnya dalam hati.

Gimana rasanya, jika kamu di khianati oleh teman dekat dan pasangan sendiri? Pasti sakit bukan?

Itulah yang kini di rasakan oleh seorang gadis bernama Tyana Sasya Andrena.

3 bulan lalu dia resmi menjalin hubungan dengan teman, temannya sendiri. Tya dan laki - laki bernama Riki itu, kenal dan menjadi dekat atas comblangan dari Sindi, teman dekat Tya sendiri. Lalu mereka jalin hubungan karena Riki merasa bahwa dia menyukai Tya. Dan Sindi sebagai teman dekat mereka berdua, terlihat sangat mensupport hubungan mereka.

Namun, gimana tanggapan kalian jika mendengar Riki dan Sindi akan menikah? Bahkan tanpa memberi tahu Tya?

Sakit?

Tidak percaya?

Atau, mustahil?

Tapi inilah kenyataannya. Mereka sudah bertunangan 1 bulan yang lalu, dan akan menikah minggu depan. Dan itu tanpa sepengetahuan Tya.

Tya sendiri tahu, karena datangnya undangan dari mereka.

Mereka mengundangnya!

Apa gak ada rasa bersalah sedikit pun, sudah mengkhianatinya?

Entahlah. Tya merasa capek memikirkannya. Ia tak menyangka, bahwa mereka setega itu menyakitinya sampai ia hancur seperti ini.

Hiks!

Satu isakan lolos yang di susul oleh isakan - isakan selanjutnya. Dia merasa tak tahan lagi menahan tangisannya.

Dadanya terasa sesak, sampai Tya menangis sambil memukul dadanya berkali - kali.

"Astaghfirullah, TYA!!" seru seorang gadis dari pintu masuk. Dia berlari dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.

Tya tetap menangis tanpa menoleh pada siapa yang memanggilnya. Tanpa menoleh pun, ia sudah tahu siapa pemilik suara cempreng itu.

Dia Rora, sahabatnya dari SMA sampai kini mereka sudah sama - sama lulus kuliah, dan mempunyai usaha sendiri - sendiri.

Rora memeluk erat tubuh Tya. Air matanya ikut menetes mendengar suara tangisan Tya yang menyatu dengan suara hujan di luar. "Sabar, gue ikut sakit dengarnya. Ada gue yang selalu ada buat lo, jangan menyerah. Tya yang gue kenal itu anaknya kuat. Lo pasti bisa lewatin ini semua walau gak segampang ucapan."

ibu sambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang