Happy reading
Pagi - pagi sekitar jam enam pagi Tya berjalan kaki menuju rumah orang tuanya. Rencananya hari ini mereka akan belanja sayuran lalu memasak bersama. Sesuai kesepakatan bersama, mereka akan memulai perjalanan ke kampung nanti malam, ba'da isya.
Mas Fathan masih tidur bersama anaknya. Setelah sholat subuh mereka kembali tidur, tadi malam baby Jay mengajak ayahnya itu bergadang. Tya tidak mau mengganggu tidur suaminya, maka dari itu dia pergi sendiri. Yang penting ia sudah memberi tahu suaminya tadi malam, kalau ia akan belanja bareng dengan bundanya, dan sebelum berangkat Tya juga sudah menitip pesan pada ART nya.
"Eh neng Yaya, mau kemana, tumben sendirian?" tanya ibu ibu yang sedang menyapu di depan rumahnya. Hampir semua orang komplek kenal dengan keluarga Tya. Mereka itu sudah bertahun - tahun tinggal di komplek ini.
Tya tersenyum ramah pada ibu itu. "Mau ke rumah bunda, tante. Kebetulan mas Fathan masih tidur, jadi sendirian deh." jawabnya di akhiri kekehan.
"Ouh gitu, hati - hati neng. Kapan - kapan bawa dedek nya kesini lagi, ya," ujarnya.
Tya mengangguk. "Iya tante, nanti main kesini. Aku permisi dulu ya tan, semangat nyapunya."
"Pasti dong!"
Tya kembali melanjutkan jalannya yang tinggal belok kanan lalu melewati 3 rumah, sudah sampai di rumah orang tuanya.
Tya menatap bingung pagar rumah orang tuanya terbuka lebar, garasi juga terbuka, mobil putih milik ayahnya pun tidak ada di sana.
"Assalamualaikum bunda!" seru Tya saat memasuki rumah yang pintunya sudah terbuka dari tadi.
"Waalaikumusalam, sini bunda di samping rumah!" jawab bunda Serena agak kencang agar bisa terdengar oleh putrinya.
Tya segera kesana. "Ayah kemana, mobilnya kok gak ada, tadi malam di grup ayah bilang hari ini gak ngantor?"
Bunda Serena menghentikan sejenak aktivitas mencabuti rumput liar yang mulai tumbuh banyak di samping rumahnya. "Ayah mau ambil ayam pesanan kita di tempat langganan."
Tya ikut berjongkok di samping bundanya, ikut mencabuti rumput. "Harus pakai mobil?"
"Lah terus pakai apa, jalan kaki? Kapan nyampainya. Motor kamu kan udah di bawa pindah kesana."
"Kenapa gak ngomong sama aku, nanti aku anterin kesini," ujar Tya.
"Udah biarin aja, maunya ayah kamu kek gitu. Sekalian mau mampir ke kantor, katanya mau nganterin berkas doang."
Setelah halaman samping bersih dari tanaman liar, keduanya berangkat ke pasar jalan kaki. Jarak pasar tidak begitu jauh, masih bisa di tempuh dengan jalan kaki.
Sekitar jam tujuh mereka sudah kembali di rumah, menata semua belanjaan di meja dapur. Keluarga besar ayah Andre akan berkumpul di rumahnya, jadi bunda Serena dan juga Tya akan memasak banyak.
"Kamu pulang dulu aja, nak. Kasihan Jay, pasti cariin kamu. Nanti kalau di rumah sudah pada selesai semua, kamu baru kesini lagi." titah bunda Serena.
Tya mengangguk patuh. "Iya bun. Bunda jangan mulai masak dulu, nanti kita masak bareng."
Bunda Serena mengangguk. "Insya Allah."
Tya mencium punggung bundanya, lalu pamitan. "Pulang dulu bun, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Sesampai di rumah Tya langsung menuju kamarnya yang ada di lantai atas. Saat membuka pintu kamar ia langsung dibuat kaget karena suami dan anaknya ternyata masih tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ibu sambung
Teen FictionMohon maaf🙏🙏 Lagi fokus PKL jadi untuk sementara waktu cerita ini tidak ada updatean🙏 Mohon supportnya teman-teman🙏 Akun lama @devani302 mati, gak bisa masuk kesana lagi. Jadi ini akun aku yang baru. Ini adalah karya aku yang pertama di akun ba...