- satu hari setelah akad -

5.5K 148 3
                                    

Happy reading

Hari ini keluarga abi Zayn, berada di rumah keluarga ayah Andre. Kabar baby Jay masih sama, dia masih demam. Maka dari itu, keluarga abi Zayn berkunjung untuk melihat kondisi cucunya.

"Sama nenek mau?" tawar umi Yanti menyodorkan tangannya pada sang cucu. mendengar dari besannya bahwa baby Jay sedari pagi tidak mau turun dari gendongan Tya, membuat ia inisiatif membantu, barangkali cucunya mau di gendong olehnya.

"Akh! Dadadada!!" racau baby Jay menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Syutt iya iya enggak, jangan kayak gitu nanti pusing," ucap umi Yanti menahan kepala cucunya khawatir.

"Udah minum susu?" tanya umi Yanti menatap menantunya.

Tya mengangguk, "Udah mi, tadi pas bangun tidur."

Posisi mereka sekarang berada di ruang tamu. Duduk bersama sambil mengobrol santai.

Tiba - tiba baby Jay kembali menangis. Tya langsung menepuk - nepuk paha baby Jay dan menggerakan kakinya ke kanan ke kiri. "Kenapa sayang, hawanya gak enak ya?" tanyanya lembut.

"Sudah mau jam sepuluh, ngantuk juga kayaknya nak," ucap ayah Andre.

"Iya, bawa aja ke kamar," tambah abi Zayn.

Umi Yanti juga mengangguk setuju. "Bawa ke kamar, pengin tidur kayaknya. Than, temenin Tya." suruhnya pada putranya.

Mas Fathan mengangguk patuh. "Iya mi."

Mas Fathan dan Tya membawa anak mereka ke kamar Tya. Rencananya mereka akan pindah ke rumah itu setelah anak mereka sembuh, dan mendapatkan asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan rumah.

Tya membawa baby Jay berbaring, kemudian memeluknya. "Stss, kenapa nak, hm?" tanyanya menepuk pelan pahanya.

Baby Jay tetap menangis. "Nyenyenyen." ujarnya tangan Tya yang menepuk pahanya.

"Mau nenen katanya, dek. Mas keluar aja kalau gitu ya?" tanya mas Fathan. Ia yakin kalau istrinya belum terbiasa menyusui di depannya.

Tya menggeleng. "Jangan, mas di sini aja gak papa."

Mas Fathan duduk di sebelah anaknya. "Mas tahu kamu belum terbiasa, jadi mas memilih buat keluar aja, biar kamu lebih nyaman menyusuinya."

Tya tetap menggeleng. "Mas di sini aja. Kita bakal bareng terus sampai tua nanti mas. Kalau gak di biasain dari sekarang, mau kapan? Aku malu terus gitu menyusui anak sendiri di depan suami sendiri? Aneh banget. Mas disini aja, gak papa."

Mas Fathan mengangguk. Dia memilih duduk bersandar sambil bermain ponselnya. Sedangkan Tya mulai menyusui baby Jay.

Tya menyampingkan rambut - rambut yang menghalangi kening baby Jay. Ia elus keningnya dengan lembut, hingga kedua mata baby Jay menutup.

Tya tersenyum melihatnya. Panasnya sudah turun, hanya tinggal rewelnya saja. Karena gusinya terasa gatal, baby Jay sering menggigit - gigit sekarang.

Tya berusaha menahan ringisannya saat merasa baby Jay menggigitnya. Tangannya mengepal, matanya terpejam, bahkan bibirnya ia lipat ke dalam agar ringisannya tidak keluar sehingga suaminya bisa mendengarnya.

Ringisannya reflek keluar saat baby Jay kembali menggigitnya lebih kencang. "Shhh."

Mas Fathan langsung menoleh kepada istrinya. "Kenapa?"

Tya masih memejankan matanya erat. "Di gigit." jawabnya lirih.

Dia langsung menatap anaknya yang sedang menyusu dengan mata terpejam. Mas Fathan lebih mendekatkan diri setelah menaruh ponselnya. Ia usap kepala anaknya, mendekatkan bibirnya ke telinganya.

ibu sambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang