- rencana -

2.1K 82 32
                                    

Happy reading

Tya terbangun dari tidurnya tepat pada jam 7.30. Setelah melaksanakan sholat subuh dia menyusui Jay yang terbangun sambil merengek, namun dia malah ikut terlelap kembali. Bukan hanya Tya, mas Fathan pun ternyata ikut bergabung.

Dengan pelan ia menyingkirkan tangan suaminya yang bertengger di pinggangnya, tapi pergerakannya malah berhasil membuat mas Fathan terusik dan membuka mata.

"Eummm sayang"

Tya mengubah posisinya menjadi telentang. Menyadari hal itu mas Fathan langsung memindahkan kepalanya di dada istrinya. "Udah siang siap - siap yuk!" ajaknya mengusap rambut mas Fathan.

"Jam berapa?" tanya mas Fathan dengan mata masih terpejam.

"Udah setengah 8, mandi terus sarapan yah?" mas Fathan mengangguk pelan.

"Ayo bangun sekarang."

Mas Fathan masuk kamar mandi sedangkan Tya menyiapkan bajunya. Lalu ia membereskan mainan - mainan Jay yang belum sempat ia bereskan tadi malam, kemudian menyapu kamar.

Saat Tya akan keluar kamar untuk membuang sampah - sampah dari kamar, terdengar suara rengekan dari arah kasur. Dia berbalik badan melihat Jay yang sudah mengubah posisinya menjadi dudul dengan wajah bantal serta rambut yang berantakan.

"Gemes banget," ucap Tya pelan sembari terkekeh. Ia taruh plastik sampah di dekat pintu.

"Selamat pagi anak bunda," sapa Tya dengan senyuman manis. Bersamaan dengan itu mas Fathan keluar dari kamar mandi.

"Ndaa ndong," ucap Jay merangkak ke pinggir kasur ingin di gendong oleh bundanya.

"Eh bentar sayang, bunda cuci tangan dulu. Mas jagain bentar ya" Tya segera memasuki kamar mandi.

"Selamat pagi nak." Kini giliran sang ayah yang menyapanya. Mas Fathan meraih tubuh anaknya untuk di gendong.

Jay menguap. "gii," balas Jay singkat kemudian menyenderkan kepalanya ke bahu ayahnya.

Mas Fathan tertawa gemas. "Pinter banget anak ayah, masya Allah" pujinya mengusap punggung Jay.

"Ayo sama bunda, ayahnya mau di baju dulu," ujar Tya menyodorkan tangannya yang langsung di terima oleh Jay.

Tya meraih kain untuk menggendong anaknya. "Aku ke bawa duluan gak papa mas? Sekalian mau cek, bibi udah masak apa belum."

Mas Fathan mengangguk. "Gak papa sayang duluan aja. Nanti mas nyusul. Tapi kamu gak mau mandi dulu?"

"Nanti aja sekalian mandiin Jay, mau buang sampah dulu ke bawah," jawab Tya.

"Yaudah boleh."

Agenda mereka hari ini akan pergi ke butik. Ada beberapa hal yang ingin Tya sampaikan kepada pegawainya yang kini sudah bertambah banyak.

"Berhubung sudah kumpul semua saya langsung mulai saja. Sebelumnya assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Tya Formal.

"Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh," jawab semua orang yang hadir disana.

Tya tersenyum tipis. "Sebelum ke intinya, mari kpanjatkan rasa sukur kita kepada Allah SWT yang mana Ia telah memberikan kita badan yang alhamdulillah sehat walafiat sehingga bisa hadir disini. Oke, karena pembicaraan kita akan lumayan panjang, dan juga saya tidak bisa berlama - lama disini jadi saya langsung ke intinya saja yah."

"Iya mbak!"

"Gimana kerjaan kalian, berat?" tanya Tya dengan sedikit bercandaan menatap semua pegawainya.

ibu sambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang