Happy reading
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatiran, rasa sedih, bahaya, kesusahan menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosa - dosanya dengan musibah tersebut." ( Hadits Bukhari no.5641)
Musibah itu bukan hanya terjadi kepada seseorang sebagai balasannya yang telah melakukan perbuatan yang tidak baik, tetapi terkadang ia merupakan penghapus dan pensuci (dari dosa), terkadang ia merupakan tambahan pahala serta naiknya derajat seseorang.
Kedua kantung mata Rora dan juga Tya menghitam karena mereka tidak bisa tidur semalaman. Rora dan Tya terus berdo'a, sesekali Rora menangis melihat kondisi orang tuanya.
Sebagai sahabat, Tya terus berada di sisinya. Dia selalu memberikan usapan lembut serta mengucap sabar kepada Rora. Tya juga ikut sedih melihat kondisi orang tua Rora.
Kondisi umi Yanti dan abi Zayn tidak terlalu parah. Hanya ada luka dalam di lengan tante Yanti sehingga harus di jahit, di duga terkena pecahan kaca saat dia berusaha melindungi cucunya. Sekarang kondisi mereka sudah membaik.
"Lo mau pulang?" tanya Rora menatap sahabatnya. Dia kasihan melihat Tya yang tidak bisa beristirahat karena menjaga keluarganya.
Tya menggeleng. "Gue mau di sini temenin lo. Habis makan, gue izin mau mandi dulu. Lo mau mandi?"
"Gue gak kepikiran bawa baju ganti, Ya'."
"Gue ada baju 2 pasang, dari asisten gue tadi subuh nganterin kesini," ujar Tya menunjuk paperbag cukup besar di atas sofa di sana.
Rora mengangguk. "Makasih. Gue mandi duluan boleh?" Izinnya, karena dia sudah selesai makan, tubuhnya juga sudah terasa gatal.
Tya mengangguk. "Boleh, silahkan." Rora pun mengambil satu set pakaian dari paperbag itu, lalu masuk kamar mandi.
Sekarang mereka sedang berada di ruangan Jayden, ponakannya Rora, atau anak dari mas Fathan. Sedangkan di ruangan orang tua Rora, ada keluarga abi Zayn sedang menjenguk.
Tya membuang bekas makannya ke tempat sampah, lalu dia duduk di sofa untuk minum. "Alhamdulillah...."
Tya langsung menoleh mendengar rengekan dari arah brankar. Gadis itu segera mendekatinya.
Tangannya terulur menggenggam tangan mungil itu, mengelusnya pelan. "Stss, kenapa sayang?" bisiknya mencoba menenagkan.Suara tangisannya menggema di ruangan itu. Tya mencoba menggendongnya dengan hati - hati, takut menyenggol tangan yang di infusnya.
Dia timang - timang dan menepuk pelan punggungnya, namun tak kunjung diam. Dia berjalan sembari mendorong tiang infus menuju sofa.
Tya duduk, menaruh baby Jay di dadanya. Dia mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang. Tangisannya memelan, namun masih merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ibu sambung
Teen FictionMohon maaf🙏🙏 Lagi fokus PKL jadi untuk sementara waktu cerita ini tidak ada updatean🙏 Mohon supportnya teman-teman🙏 Akun lama @devani302 mati, gak bisa masuk kesana lagi. Jadi ini akun aku yang baru. Ini adalah karya aku yang pertama di akun ba...