🎵Can't Help Falling in Love (instrumental) - Vesislava
Aerys yang sedang menghibur diri itu pun pergi ke sebuah bukit di dekat perbatasan Riverstock dan Adwesdia. Disana ia sedang melancarkan gerakan pedang nya.
"Aether--- kurasa aku akan tetap memilih Lamia. Hanya dia yang mencintai ku, dan perasaannya tidak berubah. Tenang saja, aku akan belajar mencintai nya."
Ucapan dirinya waktu itu bahwa ia yakin kepada keputusan nya membuat pikiran nya menjadi melalangbuana. Aerys akan melupakan Philla, lagipula ia belum mengungkapkannya jadi perasaan ini akan mudah hilang dengan sendiri nya.
"Aerys!" teriak seorang wanita yang suara nya tidak tampak asing.
Aerys pun menaruh pedang nya kembali ke tas khusus pedang yang ia kaitkan di bagian pinggang lalu menoleh ke asal suara, ternyata Lamia.
"Sir, kalian pergi lah berjalan-jalan. Aku akan bermain bersama sahabat ku." titah Lamia kepada pengawal dan kusir itu.
"Tapi, My Lady---"
"Baiklah, disini saja dan jangan lihat interaksi ku."
"Yes, My Lady." Sir Bran, namanya. Orang yang selalu mengantarkan Lamia kemana saja, dan tentu ia sudah menganggap nya seperti anak. Bagaimana pun Sir Bran lah yang selalu menemani Lamia sejak kecil bahkan bayi.
"Mengobrol lah jangan melihat ke arah Lady Lamia, ia sudah memberikan titah." Sir Bran pun berbalik arah.
"Yes, Sir!" dua pengawal yang ikut pun juga berbalik arah. Diikuti sang kusir.
Lamia pun berlari ke arah Aerys, sangking excited nya ia tidak sadar bahwa pita di rambut nya terlepas dan rambut panjang milik Lamia berkibar layaknya bendera.
Aerys di tempat menganggumi kecantikan Lamia yang baru ia sadari.
Begitu sudah dekat Lamia pun langsung memeluk Aerys dengan sangat erat.
"Hey! Kau tahu? Aku merindukanmu!"
Aerys refleks mengangkat pinggang Lamia lalu mereka berputar-putar layaknya seorang kekasih yang sudah lama tidak bertemu.
Lamia bertumpu kepada bahu Aerys, "Hei kurasa kau bertambah tinggi."
Aerys menurunkan Lamia, mereka pun tertawa bersama setelah itu. "Bagaimana kabarmu?" tanya Aerys basa-basi.
"Kau lihat? Aku baik-baik saja, sungguh. Bagaimana penampilan ku? Aku terlihat sangat cantik bukan? Akui saja, Aerys. Anak kecil ini telah tumbuh menjadi seorang peri."
Aerys pun mengacak-acak rambut Lamia---Lamia pun berteriak, padahal ia sudah menata rambut nya dengan rapi dan indah.
"Dimana pita ku? Aku baru sadar tidak ada lagi."
"Mau kuambilkan?" tawar Aerys.
"Tidak, tidak apa. Lagipula pita itu aku sendiri yang membeli nya bukan dari siapa-siapa." jawab Lamia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AERYS ; QUERENCIA (COMPLETE)
Romance[Spin-off "ECCEDENTESIAST"] RIVALLION #2 - SHORT STORY - Bahagia tak berarti sampai harus mengambil hak milik orang lain. Percayalah, akan ada orang yang lebih mencintaimu dan menghargai dirimu. Ketika kamu telah menemukan cinta sejati, jangan berni...