09 : DINNER

336 28 2
                                    

Setelah undangan diterima, keluarga besar Rivallion pergi ke Adwesdia untuk pergi ke manor milik keluarga Harcourt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah undangan diterima, keluarga besar Rivallion pergi ke Adwesdia untuk pergi ke manor milik keluarga Harcourt.

Anak-anak Aether dan Isaura berada di gendongan pengasuh mereka.

Lantunan musik Gymnopédie No.1 dari sebuah piringan hitam membuat suasana menjadi syahdu. Hidangan bangsawan kelas atas tampak sangat lezat di depan mata, belum lagi para pelayan yang setia menunggu tuan-tuan nya dan mereka berdiri di belakang nya. Ditambah sebuah lilin wawangian yang membuat udara tampak segar.

Keluarga Rivallion dan Keluarga Harcourt duduk di sebuah meja makan panjang dengan sisi masing-masing---fokus Aerys teralihkan oleh keromantisan Philla dan Rhoswen di depan mata nya, sementara disana Lamia mengerti situasi dan entah mengapa hati nya sakit.

Paulo beranjak dari kursi untuk membuka makan malam ini, "Welcome to our home, Lord and Lady Rivallion, The Duke of Riverstock and Duchess of Riverstock. Then there is Lord Aerys Rivallion with Lady Esmeralda Rivallion. Senang bertemu dengan kalian."

Walaupun pihak Rivallion yang mengundang makan malam, pihak Harcourt tetap terlibat dikarenakan setiap pertunangan harus di lakukan di rumah wanita. Maka dari itu, kedua keluarga besar itu makan malam di manor Harcourt.

Ganvietta ikut berdiri, "Terima kasih karena telah mengirim undangan berharga ke kediaman kami. Kami akan selalu menjamu kalian dengan kebahagiaan."

Paulo dan Ganvietta membungkuk rendah sembari menundukkan kepala, memberi hormat kepada Aether dan Isaura yang kedudukannya berada di atas mereka.

Aether dan Isaura pun ikut berdiri untuk memberi hormat pula, "Your Grace."

Seluruh bangsawan pun duduk kembali, sebelum makan mereka akan membicarakan pertunangan Aerys dan Lamia.

Lamia yang tadi nya merasa bahagia di hari pertunangannya seketika menjadi murung karena melihat tatapan Aerys yang seolah masih menginginkan Philla di dalam hidup nya. Akan tetapi ia tidak akan merusak hari ini dengan suasana hati nya yang kacau, berpura-pura lebih baik.

Semua nya sibuk berbincang-bincang.

Rhoswen melirik ke arah Aerys dan melempar senyum, begitu pun dengan Aerys yang membalas senyuman suami dari Philla itu.

"Philla, Aerys---" bisik Rhoswen pelan ke Philla yang berada di sebelah nya.

Philla tersenyum lebar kepada Aerys yang, "Halo Aerys." sapa Philla pelan.

Aerys tersenyum getir, sebenarnya ia melihat Philla dikarenakan sedang memikirkan apakah semua nya berbeda ketika ia mengungkapkan perasaan kepada Philla dulu? Dan tentu saja rasa cinta nya kepada Philla sudah ia buang jauh-jauh.

Aether, Esmeralda dan juga orang tua Lamia masih sibuk berbincang. Isaura menatap ke arah Lamia yang tampak murung, kemudian menatap Aerys kemudian pasangan Viscount Rhoswen dan Viscountess Philla. Entah mengapa Isaura merasa janggal dengan semua ini.

Lamia menyesap anggur di depannya, jika boleh jujur ia bahagia karena melihat Aerys kembali setelah sekian lama---cinta nya yang begitu besar yang patut ia salahkan.

"Lamia..." panggil Ganvietta, sang ibu.

"Yes, mother." pecah lamunan Lamia karena panggilan sang ibu.

"Kenapa kau diam saja daritadi? Lihatlah, Lord Aerys berada di depanmu." timpal Ganvietta yang membuat bangsawan bangsawan di meja makan itu tertawa kecuali Isaura yang hanya tersenyum karena merasa tidak beres.

"Aku---mother tahu bukan bahwa kemarin-kemarin aku demam?" Lamia memyengir sedikit agar orang-orang percaya bahwa dirinya baik-baik saja.

"Kau masih sakit?" tanya Aerys.

Lamia mengangguk, "Tapi tidak apa. Ini adalah hari bahagia ku, jadi aku harus bahagia. Selamat makan!" ceria Lamia kembali.

"Adik ku itu memang sangat ceria." Philla bersuara.

Akhirnya dansa dimulai---kali ini dengan alunan musik 'Mirrors: III. Une barque sur l'océan.' seperti biasa tarian Waltz dimainkan, tentu saja Lamia dan Aerys duluan lah yang harus berada di lantai dansa. Selama berdansa Aerys bisa melihat bahwa fokus Lamia teralihkan yang lain karena beberapa kali Lamia menginjak kaki nya. "Lamia?"

"Ada apa?" Lamia berputar mengimbangi dansa Aerys.

"Kau benar-benar baik-baik saja?"

"Tentu."

"Kau berbohong padaku." Aerys tahu bahwa Lamia berbohong padanya.

"Ya, aku berbohong padamu." jujur Lamia tidak ingin bertele-tele.

"Ini karena Philla bukan?" tanya Aerys.

Lamia pun langsung menghentikan dansa nya, "Ayo bicara padaku jika kau ingin menjelaskan sesuatu. Aku tidak ingin hubungan kita berakhir dengan kesalahpahaman." logika Lamia bermain, ia harus tetap berpositif thinking agar semua nya tidak hancur berantakan.

Aerys mengiyakan, Lamia pun menggandeng lengan Aerys lalu menghampiri keluarga besar mereka. "Aku ingin bicara dengan Lamia, kalian lanjutkan saja dansa ini."

"Tidak boleh berdua." sinis Aether yang trauma dengan kejadian yang dilihatnya waktu itu.

"Lady Isaura, ikut lah kami." Lamia meminta calon kakak ipar nya itu untuk ikut mereka.

Isaura menoleh ke arah Aether, apakah ia akan diizinkan.

"Ya, baiklah. Aku bisa berdansa dengan ibu." Aether mengizinkan.

Aerys, Lamia, dan Isaura pun meninggalkan ruangan.

"Oh, Lord Rivallion dan Lady Esmeralda." sapa Rhoswen bersama sang istri, Philla. "Maaf aku tak sempat menyapa tadi."

"Tidak apa-apa, wah kalian luar biasa." puji Esmeralda.

"Jaga kesehatan agar tetap sehat selalu." timpal Aether lalu kedua pasangan suami istri itu kompak tertawa.

"Baiklah---sekarang giliran kita!" kata Paulo, sebagai tuan rumah.

Akhirnya para bangsawan itu berdansa dengan kesenangan yang luar biasa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share! ❤️

@naura_z_k

AERYS ; QUERENCIA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang