30 minutes before Aerys~
Aether dan Isaura berada di ruangan pribadi. Mereka tengah membicarakan sang adik itu. Berhubung Vissarion, Vasilio, Vaemon dan Valenca tengah istirahat---anak kecil memang banyak tertidur. Kedua pasangan suami istri itu bisa merasakan rasanya berdua kembali.
"Dimana anak nakal itu? Bukankah seharusnya ia berdiskusi?" Aether menghela nafas panjang, mengingat sang adik, Aerys.
"Tadi dia mengatakan akan pergi ke perbatasan karena akan melakukan latihan pedang. Aku pun mengiyakan nya." jawab Isaura.
"Perbatasan antara Riverstock dan Adwesdia?" tanya Aether.
"Mungkin---"
"Ngomong-ngomong, apa kita bisa berumur panjang? Aku ingin melihat Vissarion, Vasilio, Vaemon, dan Valenca berada di umur seratus tahun Isaura. Dan aku ingin kita selalu bersama, sampai Tuhan mempertemukan ku denganmu di surga nanti." Aether meraih kedua tangan istri nya itu lalu diusap nya lembut.
"Ya, kita bisa Aether." Isaura menyunggingkan senyum nya.
Setelah itu Aether dan Isaura pun terkekeh bersama.
"Isaura, kau ingin ikut pergi kesana?" kata Aether tiba-tiba.
Isaura pun sedikit terkejut. "Pergi kemana?"
"Menyusul Aerys."
Diantar kereta kuda, pasangan Duke dan Duchess of Riverstock itu pergi ke perbatasan untuk menyusul Aerys disana. Cuaca kali ini tergolong cerah dan burung-burung berkicau --- Teman adalah sinar matahari kehidupan.
Sesampai disana Aether dan Isaura tidak menemukan keberadaan Aerys, akan tetapi pasangan suami istri itu malah menemukan kereta kuda.
"Selamat pagi, Sir." sapa Aether dengan posisi Isaura menggandeng lengan nya.
"Oh, Duke and Duchess." orang kepercayaan Lamia itu langsung menundukkan kepala memberi hormat sembari membungkukkan badan sedikit.
"Kenapa kau disini?" tanya Aether penasaran.
"Seperti biasa, Lord Rivallion. Kami mengantar Lady Lamia untuk bertemu dengan Lord Aerys."
"Dimana mereka sekarang?" Aether sedikit was-was jika adik nya itu hanya berduaan saja.
"Kami tidak tahu."
"Baiklah, terima kasih." Aether dan Isaura lalu melangkahkan kaki nya, entah kemana.
Walaupun sudah memiliki empat orang anak, cinta Aether dan Isaura masih sama dan tidak pernah pudar. Inilah jika kita menemukan cinta sejati.
"Aether, waktu itu Aerys pernah memberitahu ku sesuatu. Di sekitar sini terdapat sebuah kebun bunga, apakah mereka berdua berada disana?"
"Ayo kita pergi kesana Isaura." Aether tersenyum kepada istri nya itu.
Baru menginjakkan kaki di kebun bunga---kedua pasangan Duke dan Duchess itu sangat terkejut, bagaimana tidak begitu sampai disana mereka menemukan Aerys dan Lamia tengah berciuman, lalu sial nya baik Aether dan Isaura hanya bisa membeku di tempat.
"Aerys!" teriak Aether dengan tatapan kecewa---sebagai kakak ia bukan mengkhawatirkan kehormatan soal adik nya itu, tetapi ia mengkhawatirkan status Lamia. Bagaimana jika orang lain yang melihat nya?
"Aether, biar aku yang bicara." Isaura merasa akan ada perang besar disini.
"Isaura, jangan. Biar aku saja." Aether lalu melangkahkan kaki nya menuju Aerys dan Lamia berada. Kemudian Isaura mengikuti.
Aerys dan Lamia saling menoleh, kedua nya tidak tahu harus berkata apa. Mereka seperti tertangkap basah lalu melakukan pencurian. Situasi seperti ini sangat tidak nyaman. Kedua bangsawan itu membeku seketika.
Aether dengan marah pun melangkahkan kaki mendekati Aerys dan Lamia, Isaura pun mengikuti sang suami dari belakang.
"Apa yang kalian lakukan!" Aether menunjuk Aerys dan Lamia satu persatu, bagaimana bisa mereka melakukan itu. Beruntung hanya ia dan Isaura yang melihat.
Bagaimana jika bangsawan lain atau warga?
"Aether---" Isaura harus meredakan amarah sang suami.
"Kalian, Ya Tuhan. Setelah ini kau dan Lamia pasti sudah tahu konsekuensi nya." Aether menghela nafas, dirinya tidak ingin menghakimi Aerys terlalu lama sebab ia pun juga pernah merasakan apa yang Aerys rasakan bersama Isaura.
"Aku tahu, lagipula memang aku akan menikahi Lamia." jawab Aerys.
Lamia berteriak, ia membulatkan mata terkejut. Barusan dirinya tidak salah dengar kan? Menikah dengan Aerys?
Isaura menahan tawa melihat Lamia yang penuh dengan ekspresi dan sangat aktif, sementara Aether hanya diam. Diam nya berpikir apakah Aerys yakin atau tidak?
"Aerys! Aku tidak salah dengar?" Lamia menjadi sangat excited tentang ini.
"Seperti yang kau dengar, jawabanku ya." Aerys tersenyum kepada Lamia.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Next?
Jangan lupa vote + komen + share!❤️
Seperti yang aku bilang ya, karena ini short story mungkin cuma sampe 10 chapter an 🤙
@naura_z_k
KAMU SEDANG MEMBACA
AERYS ; QUERENCIA (COMPLETE)
Romance[Spin-off "ECCEDENTESIAST"] RIVALLION #2 - SHORT STORY - Bahagia tak berarti sampai harus mengambil hak milik orang lain. Percayalah, akan ada orang yang lebih mencintaimu dan menghargai dirimu. Ketika kamu telah menemukan cinta sejati, jangan berni...