10 : NEW CHAPTER

518 36 3
                                    

Aerys, Lamia, dan Isaura pergi ke sebuah paviliun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aerys, Lamia, dan Isaura pergi ke sebuah paviliun. Entah mengapa semilir angin menusuk kulit mereka hingga membuat suasana tampak tegang dan panas. Panas dalam artian bahwa emosi seperti padam karena menahan api membara.

Isaura disini sebagai orang ketiga untuk mediasi kepada dua insan yang tenang bertengkar itu.

"Kau ingin menjelaskan padaku tentang sesuatu yang kulihat tadi?"

"Melihat apa Lamia?" Aerys bertanya-tanya.

"Kau menatap Philla seolah dirinya yang kau inginkan dan bukan aku---aku tahu Aerys, aku tahu. Kau sudah mencintai Philla sejak dulu dan kau masih belajar cara mencintai ku. Aku sudah kalah, Aerys." Lamia menunduk rendah menyembunyikan bulir air mata nya yang ingin tumpah.

"Lamia, listen to me. Aku tidak seperti yang kau katakan tadi. Memang benar bahwa dulu aku mencintai Philla, namun tatapan yang kau sebutkan itu salah---aku hanya memandang cara Lord Rhoswen mencintai Philla begitu pun sebaliknya. Perkataan ku padamu serius bahwa aku belajar mencintaimu, hanya kau, dan kau. Bertemu denganmu adalah takdir, mencintaimu adalah pilihan tepatku."

Isaura merasa tersentuh dengan katulusan dua insan itu, "Kalian bicaralah aku akan menunggu diluar." Isaura memutuskan menunggu diluar dan tidak ikut campur.

Lamia merasa bersalah kepada Aerys, ia lalu memeluk kekasih hati nya itu dengan sangat erat. "Aku mencintaimu dan itulah awal dan akhir dari segalanya." 

Lamia kemudian mengecup singkat bibir Aerys hingga Aerys membulatkan mata terkejut.

"Lamia, jika kakak ipar melihat bukankah menjadi bencana lagi?" Aerys panik sambil mrngintip-intip pintu ke arah keluar, sementara Philla terkekeh.

Permasalahan yang selesai dengan sangat cepat. Sudah pasti dalam pernikahan Aerys dan Lamia, mereka tidak akan bertengkar dengan lama.

Pasangan itu kembali ke lantai dansa, kemudian berdansa layaknya pasangan kekasih yang saling mencintai. Saling menatap dan saling tidak ingin melepaskan---hanya ada cinta di bola mata kedua nya.

Isaura lega semua bisa teratasi, ia bangga dengan sifat Aerys dan Lamia yang memilih menghadapi masalah dengan tenang. Tiba-tiba Isaura terkekeh melihat Aether yang sedang berdansa dengan Esmeralda lalu memasang mata genit untuk istri nya itu.

Paulo tersenyum melihat itu, sebagai ayah ia bisa merasakan betapa bahagia nya Lamia. Entah mengapa dirinya ingin menangis, ini karena semua anak-anak nya sudah memiliki pendamping masing-masing dan hanya ada dirinya dan Ganvietta. --- Ganvietta yang berada di sebelah Paulo pun ikut merasakannya.

"Lihat betapa bahagia nya, Lamia." Ganvietta tersenyum getir, bola mata nya berkaca-kaca sambil merasakan gemas karena chemistry Lamia dan Aerys begitu mencolok.

"Aku akan mati dengan tenang, Ganvietta. Semua anak-anak ku telah bahagia." balas Paulo kemudian menoleh ke arah Philla yang sedang tersenyum lebar karena berdansa dengan Rhoswen.

••••••••••✨••••••••••

Pesta dansa telah usai, bulan ini menjadi hari yang paling bahagia terkhusus Lamia dan Aerys.

Rhoswen dan Philla tentu saja menginap di kediaman Manor Harcourt --- Keluarga Harcourt menunggu diluar, menemani Keluarga Rivallion yang sedang pamit untuk kembali ke Riverstock.

Esmeralda dan Ganvietta melakukan cium pipi kanan dan cium pipi kiri, mereka tidak menyangka sebentar lagi akan menjadi besan. Kemudian ada Paulo yang sedang berbicara dengan Duke dan Duchess of Riverstock itu, kemudian Lamia yang sesekali tertawa kembali bersama Aerys --- semua memiliki kesibukan masing-masing untuk berpamitan. Lalu dibelakang Aether dan Isaura terdapat dua pengasuh yang menggendong Vissarion dan Vasilio.

Philla berjalan mendekati Lamia dan Aerys ditemani oleh Rhoswen, "Kalian adalah pasangan serasi yang sangat sempurna." puji Philla kepada Aerys dan Lamia.

"Thank you, Viscountess Engracia." jawab Aerys sambil tersenyum ramah.

Lamia memeluk Philla tiba-tiba, ia baru sempat berinteraksi dengan kakak nya itu. "Jag känner för att gråta just nu i dina armar." Lamia berbicara dengan bahasa Adwesdia.
(Aku merasa ingin menangis sekarang di pelukanmu)

"Wah, anak nakal ini telah tumbuh dewasa. Du kommer att gifta dig snart, var alltid lycklig." Philla membalas pelukan adik nya itu.
(Kau akan segera menikah, selalu bahagia.)

Sementara itu Rhoswen mengangkat tangan nya untuk berjabat tangan dengan Aerys. Aerys akhirnya bertatapan dengan seorang pria yang berhasil menang mendapatkan cinta pertama nya --- namun sudahlah, lagipula ia sudah bahagia dan mencintai Lamia.

Lamia dan Philla pun melerai pelukan mereka kemudian fokus kepada interaksi Aerys dan Rhoswen.

"Lord Aerys Rivallion..." sapa Rhoswen meminta berjabat tangan.

"Viscount Engracia." Aerys membalas jabatan tangan itu, dan ini lah interaksi pertama mereka.

Jabatan tangan pun selesai, "Kuharap kita akrab sebagai saudara, aku adalah kakak ipar mu." Rhoswen tersenyum ramah kepada Aerys.

"Yes, Lord Rhoswen."

Dan ini lah malam terakhir Lamia bertemu dengan Aerys sebelum akhirnya ia mengucapkan ikrar janji di gereja bersama Aerys. Cinta adalah kata yang sangat sederhana, namun menyimpan seribu rahasia. Selalu ingat cinta sejati tidak pernah pudar. Meski tidak dibalas, itu tetap di hati untuk memurnikan dan melembutkan jiwa.

Pegang tanganku, dan aku akan pergi ke manapun denganmu.

---------- THE END ----------

Thank you for reading "AERYS" and see you in the next story! Once again, thank you for your support and love! ❤️❤️❤️

Remember, ini short story yaa 🤩

Jangan lupa vote + komen + share! ✨

Tenang masih ada epilog 🙌

@naura_z_k

AERYS ; QUERENCIA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang