dua [02]

2.9K 324 16
                                    

Sorry for typo🍒

🌻Happy reading🌻

Tentang bungkus permen tadi siang itu, Zhang Hao abaikan eh.. nggak di abaikan di buang sih, cuman di simpen bungkusnya.

Maklum.. Yujin itu anaknya emang penyayang saudara apalagi sama Zhang Hao.

Tok tok tok

"Kak."

Zhang Hao yang tengah membaca buku di kamarnya langsung menoleh ke arah pintu saat suara bunda terdengar.

"Iya Bun." Jawab Zhang Hao sambil berdiri dan berjalan menghampiri pintu.

Zhang Hao buka pintu itu dan terlihat lah wanita cantik berkulit putih pucat sedang berdiri dengan nampan yang terisi segelas susu dan semangkuk buah buahan.

"Bunda ganggu?" Tanya Bunda Zhang.

Zhang Hao menggeleng.

"Engga ganggu sama sekali, Masuk Bun." Kata Zhang Hao melebarkan pintu dan membiarkan Bunda masuk.

Bunda meletakan nampan itu di atas meja belajar dengan mata yang melirik beberapa buku milik Zhang Hao yang masih terbuka.

"Nggak cape belajar terus, kak? Bunda sama ayah nggak pernah nuntut nilai loh." Kata Bunda terduduk di kasur dan di susul Zhang Hao yang ikut duduk di sampingnya.

"Bunda ngerti nggak? Belajar itu salah satu hobi kakak." Jawab Zhang Hao.

Mendengar jawaban Zhang Hao, bunda tertawa.

"Yaampun kayaknya cuman kamu yang punya hobi kaya gitu kak." Balas Bunda.

Zhang Hao hanya ikut tertawa kecil, kepalanya ia sandarkan pada bahu nyaman Bunda nya.

"Kakak kan anak Ayah sama Bunda satu satunya, Kakak selalu mau banggain kalian." Kata Zhang Hao.

"Ehh Bunda sama Ayah udah bangga loh sama kakak, dari kakak kecil malahan udah banggaaaa banget." Jawab Bunda Zhang lalu mengelus kepala putra tunggal nya.

Sedangkan Zhang Hao hanya tersenyum lalu melingkar kan tanganya di pinggang bunda.

"Susu nya di minum dulu kak, Mumpung masih anget, buahnya juga di makan." Kata Bunda Zhang.

"Suapin Bun." Jawab Zhang Hao.

Bunda tertawa kecil.

"Kamu ini masih manja ya? Kalo kaya gini nyari pasangan nya yang bisa manjain kamu, bukan kamu yang bisa manjain dia." Kata Bunda Zhang.

Zhang Hao melepas pelukan nya dari Bunda dan menatap Bunda dengan kerutan di dahinya.

"Bunda udah nggak mau manjain kakak lagi?" Tanya Zhang Hao.

"Siapa bilang? Bunda mau kok. Lagian mau berapapun umur kakak, kakak tetep putra kecil di Mata bunda."

Zhang Hao ini beruntung kan?

Mempunyai muka tampan, keluarga Cemara, sahabat yang baik, dan ber otak pintar. kurangnya cuman masih jomblo aja.

Gimana mau punya pacar kalo di rumah aja masih manja manjaan ke bunda.

Bunda benar benar menyuapi Zhang Hao, sedangkan anak itu kembali membaca buku sesekali menyaut obrolan bunda.

"Kak, Nanti malem kan ada temen ayah sama bunda yang ngundang kamu ke suatu acara gitu lah. Bukan kamu aja sih, Bunda sama ayah juga di undang, mau Dateng nggak?" tanya Bunda.

Zhang Hao mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap bunda.

"Boleh." Jawab Zhang Hao.

"Tapi mereka bilang kalo pengen liat kakak main Violin."

DIPTYQUE |•| BINHAO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang