limabelas [15]

2.1K 236 18
                                    

Sorry for typo🌻

🍒Happy reading🍒

Zhang Hao kini tengah melahap anggur dengan posisi duduk dan punggung yang bersandar di bantal.

"Abin, emang bisa ngerjain tugas gue?" Tanya Zhang Hao menatap Hanbin yang sangat serius sambil menghadap buku.

Lelaki itu duduk di sofa yang lengkap di depan nya ada meja.

"Bisa." Jawab Hanbin.

Walau dirinya sering tidur di kelas tapi jangan ragukan otak nya yang keturunan Genius, Bukan sepenuhnya karena keturunan juga sih.. tapi Hanbin lebih suka belajar walau di rumah.

Intinya nggak ada orang pinter tanpa belajar sekalipun mereka anak dosen Ter hebat.

"Kalo nggak bisa, bawa sini aja gue tolong__

"Bisa Zhang Hao." Hanbin mendongak, kali ini wajahnya tidak datar. Lengkungan tampan nya terbentuk begitu hangat.

Zhang Hao berakhir mengangguk dan Hanbin kembali berkutat dengan buku di depannya.

Ini adalah Tugas sekolah milik Zhang Hao untuk besok, walaupun Hanbin, Mama dan Papa melarang Zhang Hao untuk masuk tapi Zhang Hao kekeuh ingin mengumpulkan tugas.

Zhang Hao mah.. sekolah milik camer aja khawatir nggak naik kelas, padahal Hanbin yang satu kelas aja nggak peduli sama tugas nya sendiri.

"Bin.."

"Em?"

"Ayah sama Bunda kok nggak nelfon ya?" Gumam Zhang Hao nelangsa sambil melirik ponsel nya yang berada tak jauh di dekat bantal nya.

Ranjang rumah sakit yang Zhang Hao tempati ini lebar sekali, bahkan kasurnya terasa sangat empuk dengan sprei berwarna Coklat susu.

Hanbin mendongak sebentar.

"Gue nggak tau." Balas Hanbin jujur.

Zhang Hao menghela nafasnya, dirinya benar benar rindu pada wanita nya dan pada Ayah nya yang jahil.

Hanbin melirik Zhang Hao, merasakan atmosfer sedih milik pemuda manis itu, Hanbin buru buru menutup buku dan berdiri untuk mendekati Zhang Hao.

Lalu Hanbin duduk di kursi empuk yang tersedia di samping ranjang, tanganya mengambil sebuah jeruk dan mulai membuka kulit nya.

Zhang Hao berkedip sekali sambil menatap Hanbin yang duduk dekat dengan nya, parfum milik lelaki tampan itu selalu memikat seluruh perhatian Zhang Hao.

"Tadi siang gue Nelfon Bunda." Kata Hanbin membuat mata Zhang Hao melebar.

"Tepatnya Waktu Lo pingsan gue langsung nelfon bunda, Bunda bilang dia khawatir sama Lo, dia pengen pulang tapi masa iya pulang? Akhirnya Dia nitipin Lo ke gue." Ucap Hanbin.

"Gue tau kalo pandangan Lo ke gue mungkin ada banyak... gue yang nyebelin, gue yang kaya jamet, atau banyak lain nya, Tapi Zhang Hao.. gue sungguh sungguh buat nggak bikin Lo sakit lagi." Hanbin mengambil satu potong jeruk dan menyuapkan nya pada Zhang Hao yang langsung membuka mulut dan menerima nya.

Hanbin tersenyum kecil sambil mengusak rambut Zhang Hao hingga membuat pemuda manis itu berhenti mengunyah untuk beberapa saat.

"Kalo kangen Ayah sama Bunda, kita besok bisa Video call an. Kalo malem ini Lo istirahat dulu." Kata Hanbin dan Zhang Hao mengangguk.

Pemuda manis itu kembali membuka mulutnya dan Hanbin tertawa kecil sambil menyuapkan sepotong kecil jeruk lagi.

Infusan di tangan Zhang Hao memang sudah di copot karena sudah habis.

DIPTYQUE |•| BINHAO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang