duapuluhlima [25]

1.5K 164 2
                                    

Sorry for typo🌻

🍒Happy Reading🍒

Perlakuan Hanbin untuk Zhang Hao adalah treatmen nyata seperti lagu Nadhif Basalamah yang berjudul Penjaga Hatiku, apalagi di bait ini.

Kan ku arungi tujuh laut samudera
Kan ku daki pegunungan Himalaya
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Oh penjaga hatikuuu

Terbukti pada saat ini, Hanbin tengah menarik nafas nya dengan panjang dan membuangnya dengan kasar, bulir keringat di dahinya tidak menyurutkan semangat untuk memenuhi keinginan Zhang Hao nya.

Hanbin memang tidak sedang mengarungi tujuh laut samudera, pun sedang tidak mendaki pegunungan Himalaya, tapi lelaki itu tengah berkutat dengan palu dan sejenisnya.

"Ini disini di kasih pagar juga, Bin. Terus di kasih kursi, terus di kasih ayunan kecil disini." Zhang Hao menunjuk spot yang ingin ia atur.

Ini hari Sabtu, tepat empat hari setelah pengakuan Zhang Hao malam itu. Dan lagi otomatis sekolah mereka libur, hari ini Zhang Hao masih berada di rumah besar keluarga Sung.

Pemuda manis itu meminta izin untuk merenovasi tanah kosong di pojok kiri belakang rumah yang hanya terisi oleh pohon besar, niat nya ingin Zhang Hao ubah menjadi taman yang nyaman untuk belajar. tentu saja Mama mendukung hal itu.

Zhang Hao tidak ingin menyewa tukang, tapi dia ingin Hanbin dan dirinya sendiri yang mulai mengemban tugas ini, dia ingin menuangkan kreativitas nya. apalagi Hanbin yang dua hari lalu berceloteh ingin kuliah dan mengambil jurusan arsitek. tapi kemarin Hanbin berganti, katanya ingin masuk jurusan Seni Teater, dan pagi tadi sudah membayangkan ingin masuk Kedokteran, kira kira besok apalagi? entahlah!

Zhang Hao menatap sekeliling disini yang belum jadi 50% pun. Hanya pagar yang terpasang di beberapa space dan Hanbin yang tengah berusaha membuat kursi yang tadi Zhang Hao gambar di selebaran kertas.

"Nanti biar ini di bikin ruangan kaca aja, katanya Lo mau di buat tempat santai kan?" Tanya Hanbin sambil berdiri dan menghampiri Zhang Hao.

"Tapi butuh moda__

"Modal nya gampang, Lo nggak usah segala ngajuin proposal pun bakal gue biayain." Kata Hanbin, lelaki itu mengenakan topi dengan posisi yang di putar sehingga jidat nya tersodor dengan bebas.

"Makasih Bin!" Dia tersenyum dengan lebar di depan mata Hanbin. Ajaibnya, senyuman itu bagai angin yang menghembuskan segala lelah Hanbin yang sedari tadi berjongkok untuk memasang pagar serta mengolah kayu kayu yang pagi tadi keduanya beli.

Tangan Hanbin terulur untuk mengusap keringat yang berada di dahi Zhang Hao dengan lembut, selembut sorotnya yang selalu penuh cinta.

"Panas gini mending sesekali masuk." Kata Hanbin mengkhawatirkan keadaan pemuda itu yang dari tadi ikut sibuk.

Zhang Hao menggeleng. "nggak mau, sebentar lagi bunga bunga yang gue pesen bakal Dateng, nanti sekalian gue tata, terus besok gue coba adabtasiin tanah nya biar tanaman tanaman gue bisa tumbuh subur!" Ucapnya dengan Riang. Tidak heran jika dia seantusias ini karena Zhang Hao hobi mengerjakan hal baru.

Hanbin mangut Mangut, lelaki tampan itu melepas topi nya dan memasangkan nya di kepala Zhang Hao.

"Pake, nggak usah rewel segala di copot." Peringat Hanbin pada Zhang Hao.

DIPTYQUE |•| BINHAO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang