lima [05]

2.4K 327 22
                                    

Sorry for typo🍒

🌻Happy reading🌻

"Ah nggak ada yang cocok." Kata Zhang Hao setelah melihat lihat Violin.

"ambil aja satu, semua Violin juga sama kok." Celetuk Hanbin membuat Zhang Hao menatap tidak terima pada pendapat Hanbin itu.

"Enak aja! Lo nya aja yang nggak ngerti kualitas nya." Kata Zhang Hao dan berlalu keluar toko Besar itu.

Hanbin menatap lelaki manis itu aneh lalu hanya berjalan mengikuti Zhang Hao keluar toko.

"Nggak jadi beli?" Tanya Hanbin menyamakan langkah kakinya dengan Zhang Hao.

Lelaki itu melirik Hanbin sejenak.

"Nggak, mending pulang." Jawab Zhang Hao.

Hanbin langsung mencekal lengan Zhang Hao dan membuat langkah keduanya berhenti.

Zhang Hao menatap Hanbin.

"Apa lagi? Gue udah terlanjur males, ayo pulang aja." Kata Zhang Hao.

Dari mulai bangun tidur saja dia sudah di buat bad mood oleh Hanbin, bukan dari pagi tapi dari kemarin!

"Beli helm dulu." Kata Hanbin dan menarik Zhang Hao ke arah yang berlawanan.

Zhang Hao hanya mengikuti Hanbin walau sambil menghela nafas dalam dalam.

Mereka berjalan melewati pinggiran jalan yang rata rata berisi toko dan cafe.

Tangan Hanbin mendorong pintu transparan hingga bunyi lonceng terdengar dan Zhang Hao langsung mendongak.

"Ngapain ke cafe segala?" Tanya Zhang Hao.

Hanbin hanya melirik tanpa berniat menjawabnya.

Lalu Hanbin membawa Zhang Hao ke tempat duduk tepat di samping Kaca.

Hanbin mendudukan dirinya sendiri lalu menatap Zhang Hao yang masih berdiri.

"Duduk, nggak usah cemberut terus." Kata Hanbin.

"Ngga mau, Gue pengen pulang, Hanbin." Kata Zhang Hao dengan nada jengah.

"Iya pulang.. tapi nanti, makan dulu. Terus beli helm dulu." Jawab Hanbin.

"Nggak mau juga. Gue pengen makan masakan Bunda aja." Jawab Zhang Hao cemberut.

Hanbin dengan gemas menarik tangan Zhang Hao hingga pemuda manis itu reflek terjatuh di pangkuan Hanbin.

Dengan sigap Hanbin memeluk pinggang Zhang Hao.

"Nggak usah rewel. Lo nggak Nyadar tingkah manis Lo itu di liatin se isi Cafe?" Bisik Hanbin yang membuat Zhang Hao langsung menatap ke penjuru ruangan dimana beberapa orang menatap ke arahnya.

Ada juga yang ber eye contact dengan Zhang Hao dan melayang kan senyuman gemas.

"Gini ya.. kalo nge date sama balita yang masih nyariin bunda nya." Kata Hanbin membuat Zhang Hao sadar dan ingin langsung berdiri namun tertahan jeratan lengan Hanbin di pinggang nya.

"Hanbin, lepasin. Gue malu anjir di liatin orang orang." Kata Zhang Hao berusaha melepas pelukan Hanbin.

Hanbin menyeringai.

"Malu? Lo di pangku cowo seganteng gue masih malu?" Kata Hanbin membuat Zhang Hao terdiam dan menatap lelaki itu.

Zhang Hao berusaha mencari letak ganteng nya dimana. Iya sih awal awal Zhang Hao emang nyadar kalo Hanbin ganteng tapi..

"Alergi cowo kepedean." kata Zhang Hao. Padahal mah dia juga kadang narsis.

Hanbin tertawa pelan.

"Biasanya anak bunda tipikal sering nelen ludah sendiri."

"Masa? Nggak tuh. Camkan aja kalo gue bisa suka sama lo__

"Gue bebas perkosa Lo?" potong Hanbin yang langsung di pelototi Zhang Hao.

Tangan Zhang Hao terangkat untuk mencubit Lengan Hanbin yang mengaduh sambil tertawa kecil.

"Itu mulut lo bisa di kontrol nggak sih?"kata Zhang Hao merasa kesal dengan bahasa Hanbin itu yang terkesan frontal itu.

"Bisa. Tapi harus pake bibir Lo." Jawab Hanbin.

🌻••🌻

Don't forget to vote and coment🍒🌻

Don't forget to vote and coment🍒🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beri jalan untuk dua famous ini😌

DIPTYQUE |•| BINHAO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang