𝟏𝟔. 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧

1.1K 194 26
                                    

Alatus itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alatus itu... benar-benar anak yang lugu, ketika ia masih sangat muda. Suatu saat ia melihat seekor ular yang kepalanya terluka akibat terhimpit bebatuan karena Perang Archon, ia malah menyelamatkannya alih-alih langsung membunuh 'mahkluk' yang dapat membahayakan posisi dewa jahat yang memerintahnya dalam Perang Archon.

Ular itu berwarna hijau dan memiliki ekor yang berwarna merah. Kedua matanya emas dengan pupil tajam layaknya reptil. Lidah ular itu berdesis di hadapannya, entah mengucapkan terima kasih atau sekedar mendesis sebagai ancaman bagi Alatus.

Pemuda itu menutupi luka sang ular dengan kain yang dibawanya. Meski perang tengah berkecamuk hebat di luar sana, ini tidak mengurangi rasa empati milik sang pemuda yang masih dalam masa pertumbuhannya. Waktu demi waktu berlalu, Alatus yakin jika ia tidak kembali secepatnya, tuannya akan segera memberikannya hukuman yang keji.

Jadilah Alatus menyembunyikan ular tersebut di pakaiannya dan kembali ke tempat tuannya berada. Ketika sampai, Dewi Fortuna sedang berpihak pada diri Alatus, tuannya tengah menghadapi lawan di luar sana sehingga tidak akan memerhatikan bawahan seperti dirinya dalam beberapa waktu ke depan.

Ular malang dikeluarkan, kedua mata emas dengan pupil tajam milik Alatus menatap sang ular dengan saksama. Jarang-jarang ia dapat menemukan mahkluk yang selamat di luar sana, sebagian besar pasti mati jika menghadapi kondisi ekstrim yang dipenuhi peperangan.

"...Ter-...luka?" tanya Alatus mencoba untuk berkomunikasi, ular itu menganggukkan kepalanya dengan lidah panjangnya yang terjulur.

"...Tuan... tidak.. akan pulang... untuk sementara, tinggal saja di sini..."

Begitulah pertemuan pertama keduanya. Bagi Alatus, saat-saat tuannya tengah bertempur dengan dewa lain adalah saat-saat kebebasan sementaranya. Ia tidak akan menerima perintah untuk membunuh, melukai, atau bahkan memakan mimpi orang-orang. Ia bisa menenangkan dirinya, dan karena ia memiliki teman kecil baru, ia dapat berbicara satu arah dengan ular baru yang ditemukan olehnya itu.

Setelah ular tersebut pulih beberapa hari kemudian, Alatus hanya mengedipkan kedua mata emasnya di depan gadis bersurai hijau dengan gradasi merah di bawah rambut panjangnya itu. Jadi begitu, ular itu sama sepertinya, seekor hewan suci, Adeptus.

"Terima... kasih, sudah merawatku. Nama-...mu?"

".. Aku... Alatus..."

"Alatus... nama yang indah, ya..."

┈───────────┈

AKU KESPOOK JEAN ANJ—

pity 76 sih mending dripada tahun lalu keqing 81

xiao menyuruhku kembali krn timnya sdh lengkap, sayonara onii-sama.

𝐂𝐀𝐑𝐄𝐋𝐄𝐒𝐒 || Xiao x Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang