𝟎𝟐. 𝐈𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧

1.7K 248 11
                                    

"Aah, perang semakin di ujung tanduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aah, perang semakin di ujung tanduk. Bukan begitu, Alatus? [Name]?" Bosacius berbicara dengan anggota dari lima Yaksha yang paling muda, dan tentunya, bersama gadis ular yang selalu ada di sampingnya.

"Ya, Kak Bosacius benar. Perang ini telah berlangsung terlalu lama..." Bukan Xiao yang menjawab pertanyaan itu, melainkan [Name] yang berdiri di sebelahnya. Xiao mengangkat kepalanya ke langit, ketika itulah [Name] memerhatikannya lagi.

"...Ya, benar juga.. Sudah terlalu banyak yang kehilangan hal berharga di perang ini," ujarnya menyambung perkataan sebelumnya, Bosacius melirik dengan senyum, sudah terbiasa dengan ucapan Xiao yang selalu digantikan oleh [Name].

Ucapan [Name] mengarah pada kematian Guizhong dan Adeptus lain yang telah tewas dalam perang. Langkah kaki terdengar dari belakang mereka, Menogias, Indarias, dan Bonanus datang setelah menyelesaikan pertempuran mereka masing-masing.

"Kali ini pun Alatus tidak banyak bicara ya..." kata Menogias.

"Aku penasaran mengapa [Name] sangat mengerti isi hati Alatus meski dia tidak mengatakan apa-apa..." Kini Bonanus yang berkata demikian, ia berjongkok seraya menatap pemandangan yang sama seperti yang lainnya.

[Name] mengedipkan matanya beberapa kali, ia tersenyum kecil. "Mungkin karena kontrak kami?"

"Ooh, begitukah?!" Seketika Indarias bangkit bersemangat.

"Yah, semenjak kami menjalin kontrak, aku bisa merasakan pikiran Alatus yang terngiang di kepalaku, makanya aku bisa mengerti bahkan tanpa satu kata apa pun. Sementara itu... Alatus bisa merasakan jika tubuhku terluka. Padahal kemampuan itu tidak tertulis sama sekali di kontrak kami," terang [Name]. Xiao hanya menatap ke depan, sementara setelah [Name] menyelesaikan ucapannya, wajah Menogias, Indarias, Bonanus, dan Bosacius berubah membeku.

Indarias dan Bonanus menutup mulut mereka masing-masing, Menogias berdehem pelan, dan Bosacius tertawa canggung. Keempatnya perlahan melangkah mundur dan saling berdiskusi diam-diam dengan posisi melingkar, menatap ke arah Xiao dan [Name] yang kebingungan.

"I-itu kan..." Indarias menutup seluruh wajahnya dengan telapak tangannya, Bosacius menaruh jarinya di depan bibir. "SSHHH! Kau mau mereka mendengarnya?!"

"Tapi Kakak?!"

"Ssttt, biarkan saja..." Menogias turut berkomentar, keempatnya menatap ke arah sosok adik mereka yang paling kecil. Terlihat sangat mungil jika dilihat dari jarak mereka, padahal mereka tidak begitu jauh.

"...Mereka kelihatan seperti orang kasmaran, tuh..." kata Bonanus pelan. Keempatnya menangis imajiner dan saling memeluk satu sama lain.

┈───────────┈

mwehehehe

𝐂𝐀𝐑𝐄𝐋𝐄𝐒𝐒 || Xiao x Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang