KKN : Bukit

1.6K 167 53
                                    

BRUGHHH!!!

Suara dentuman itu membuat mereka langsung berlarian memasuki posko perempuan. Dan sesampainya disana, mereka melihat Seungkwan terkapar dengan hidup mimisan, sedangkan Jeonghan tersenyum sinis duduk diatas ranjang.

Sorot mata Jeonghan begitu tajam, tapi tanpa mereka sadari bahwa tatapan itu terkesan kosong. Jeonghan tertawa keras, senyuman sinis masih terpatri diwajahnya.

"Ahahaaha, dia! Berani sekali dia!" bentak Jeonghan tampak marah, kedua tangannya kemudian mengarah pada wajahnya, dengan kuku yang belum sempat dia potong dia hendak mencakar wajahnya sendiri.

"Hentikan dia!" pekik Seungkwan meskipun dia tampak lemah karena energinya terkuras.

Jaehyun, Seungcheol, dan Johnny langsung menghampiri Jeonghan. Mereka memegang tangan dan kaki Jeonghan yang memberontak.

Tubuh gadis itu terus menggeliat, hendak melepaskan tubuhnya dari genggaman ketiga pria itu. Melihat Seungcheol, Jaehyun dan Johnny yang kewalahan, yang lain pun turut membantu.

"Aarghhh lepas!!" teriak Jeonghan terdengar melengking.

Para gadis hanya meringkuk saling memeluk satu sama lain dengan takut, melihat Jeonghan yang tengah kerasukan.

"Kak Seungkwan masih kuat?" Chan menahan tubuh sang kakak supaya tidak terjatuh, Seungkwan hanya mengangguk lemah.

"Jeonghan gak bisa lewatin jembatan itu, Dek." jawab Seungkwan sesekali terbatuk.

"Jembatan? Terus gimana kak." tanya Chan kemudian.

"Buat dia tertidur dulu, supaya tidak ada perlawanan." jawab Seungkwan.

"ARGHHH." Jeonghan tiba-tiba meringis.
"Sakitt, ahhh." tubuhnya yang awalnya memberontak, kini justru tampak hendak meringkuk.

Semuanya tampak panik, keadaan jadi tidak kondusif dan sangat mencekam. Masing-masing dari mereka hanya bisa merafalkan doa, seraya berharap Seungkwan dan Chan bisa menangani Jeonghan.

"Akhhh sakitt." jeritan Jeonghan berubah menjadi tangisan, gadis itu merintih tapi para pria masih enggan melepaskan tangannya.

Melihat Jeonghan merintih kesakitan, rasa takut mereka semakin membesar. Akan tetapi hal itu justru malah membuat Seungkwan meminta mereka melepaskan tangan Jeonghan. Begitu tangan dan kakinya terlepas, Jeonghan langsung meringkuk memeluk perutnya sambil menangis.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada gadis itu, entah dia masih dalam pengaruh makhluk halus atau dia sudah kembali pada dirinya sendiri.

Chan dan Seungkwan mendekat, mereka menatap nanar Jeonghan yang merintis seraya menangis.
"Dia kenapa kak?" tanya Chan.

Seungkwan duduk disamping Jeonghan dengan hati-hati, dia mencoba meraih tangan Jeonghan dan menggenggamnya.

"Kak Jeonghan." panggil Seungkwan.

Gadis itu menggeleng, itu artinya bahwa jiwa Jeonghan belum kembali. Entah kemana jiwa gadis itu, sebab saat Seungkwan menjemputnya tadi jiwa Jeonghan terhalang dijembatan itu.

"Kamu siapa?" tanya Seungkwan perlahan.

"Perempuan ini, saya akan menjaga dia. Jangan berani ada yang menyentuh perempuan ini, saya tidak akan segan melenyapkan siapapun yang mencoba mendekati dan mengganggu dia." suara Jeonghan berubah, suaranya terdengar melengking dan lirih seperti suara perempuan tua.

Para mahasiswa itu kebingungan, mereka saling menatap tidak mengerti. Akan tetapi Chan dan Seungkwan mengerti, mereka akhirnya menyadari bahwa yang tengah berbicara dengan mereka sekarang adalah sosok penjaga Jeonghan.

KKN Di Desa Cikuda | SVT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang