Sepanjang malam mereka hanya bisa berdiam diri di posko, tidak ada yang tertidur sebab semuanya terjaga. Jangankan untuk menutup mata, mereka saja selalu was was dengan keadaan sekitar. Suara kesunyian malam malah menjadi pengantar rasa takut yang semakin mendalam, malam mencekam itu membuat mereka terus terjaga sepanjang malam.
Udara dingin terasa menusuk, meskipun mereka duduk berdempetan tapi tetapnsaja rasa dingin itu menguasai tubuh mereka. Taeyong mendekati kembarannya, dia menelusupkan tubuh kecilnya dipelukan Taehyung.
Mereka tidak membawa perlengkapan apapun, hanya kaki berbalut celana serta tubuh berbalut baju dan jas almamater. Mereka hanya bisa mengeratkan jas yang mereka kenakan untuk mengusir dingin, meskipun itu tidak bekerja dengan baik.
"Dingin." keluh Jisoo menggosok kedua tangannya. Dia semakin mendekat untuk saling berpelukan berbagi kehangatan dengan Jeonghan disampingnya.
Wonwoo menarik Seungkwan untuk ikut berpelukan, sebab gadis remaja itu hanya berdiam ditempatnya.
"Gue ngantuk tapi mata gue gak bisa nutup." gumam Myungho dengan kepala yang dia sandarkan dibahu Hyunjae.
"Gue juga." jawab Hyunjae ikut menumpukkan kepalanya diatas kepala Myungho.
Disamping Jeonghan, Jaehyun meraih tangan gadis itu lalu dia genggam. Jeonghan tidak berontak, dia hanya terdiam karena setidaknya Jaehyun memberikan kehangatan untuk tangannya. Namun tidak mereka sadari jika genggaman tangan itu terlihat jelas oleh Seungcheol, dia duduk tepat dihadapan Jeonghan dan Jaehyun.
Taeyong yang awalnya nyaman dipelukan sang kembaran, tanganny mulai meraih tangan Seungcheol melihat apa yang Jaehyun lakukan. Begitupun dengan Taehyung yang justru menatap Seungcheol dengan tatapan mengejek.
Berjam-jam kemudian mereka mulai bergerak, jam menunjukkan pukul 4 dini hari Seungkwan mulai mengajak mereka untuk bergerak. Dengan gerakan perlahan mereka membuka pintu rumah kayu itu dan melihat sekitar.
"Kita jalan dengan sunyi, jangan ada yang berisik apalagi sampai berteriak. Kita jalan seperti tidak terjadi apapun." bisik Seungkwan memberi pesan.
Mereka hanya mengangguk, dengan Seungkwan berjalan didepan mereka perlahan turun dari rumah kayu itu. Menapaki tanah yang tertutup oleh dedaunan dan ranting kering, memberikan suara alunan yang cukup berisik dan membuat mereka merinding.
Kress
Kress
KressLangkah berisik mereka mulai terdengar, menyusuri tanah menuju jalanan bukit. Sunyi, senyap, hanya terdengar derap langkah kaki mereka serta deru nafas yang memburu. Semilir angin dini hari itu menjadikan tidak hanya dingin yang mereka rasakan, akan tetapi bulu kuduk yang merinding dan berdiri.
"Kalau ada warga yang jalan ke atas, kalau mereka menyapa balas sapa. Tapi kalau enggak, abaikan saja, jangan dilihat, menuduk dan teruslah berjalan." pesan Seungkwan begitu mereka melewati area bukit.
Mereka menyusuri jalanan setapak menurun setelah keluar dari area bukit, dengan langkah pasti mereka turun secara bersamaan dan saling berpegangan tangan.
Seungkwan bersama Hyunjae dan Jaehyun berjalan didepan, sedangkan Seungcheol, Yuta dan Mingyu dibelakang. Sisanya berjalan ditengah, dengan para perempuan diantara para pria itu.
"Mulih ti marana ujang? Nyai?"
(Habis darimana Ma? Mbak?)
Langkah mereka terhenti saat berpapasan dengan seorang kakek-kakek. Pria tua renta itu dengan pakaian khas orang sunda, serta sarung melingkar dibahunya, berjalan dengan tangan dibelakang khas jalannya para orang tua. Dia berhenti dan menyapa para mahasiswa yang baru turun dari bukit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Di Desa Cikuda | SVT Lokal
HorrorKuliah Kerja Nyata, alias KKN yang berlokasi di Desa Cikuda. Salah satu desa tertinggi yang terletak di Kabupaten S. Siapa sangka jika lokasi KKN yang ditentukan disana, justru membawa malapetaka untuk para mahasiswa. Tujuan KKN yang berpegang pada...