BUGH
BRUGHHAKHHHH
"JEONGHAN."
"JOHNNY."Johnny dan Jeonghan kembali terjatuh secara bersamaan, punggung Jeonghan terluka karena serangan Asih saat dia melindungi Johnny. Jeonghan merasakan sakit dibagian punggungnya, tapi seketika dia merasa tubuhnya ringan.
Tidak disangka disaat dia berusaha bangkit dan berbalik, rupanya hantu bergaun merah itu sedang melawan seekor ular besar. Karena saat punggung Jeonghan terluka, ular itu secara otomatis akan menyerang siapa saja yang melukai Jeonghan. Ular besar itu yang tempo hari sempat muncul, kini kembali melawan hantu itu.
Ketujuh orang itu seketika panik, mereka takut jika ular besar itu juga akan menyerang mereka. Tapi justru malah ular itu terus melawan si hantu bergaun merah itu. Seungcheol dan Yuta segera menarik Jeonghan dan Johnny, mereka mendekatkan diri mereka untuk saling melindungi.
"Nak, ular itu adalah sosok yang selama ini selalu mengikuti kamu. Dia adalah kiriman seseorang untuk mencelakai kamu, dan dia akan melawan sosok lain yang hendak mencelakai kamu karena dia merasa bahwa kamu adalah miliknya. Ular dan perempuan itu, keduanya sama-sama memiliki kebencian yang besar. Kebencian dilawan oleh kebencian, maka tidak akan ada yang kalah atau menang sebab keduanya akan sama-sama saling menghancurkan." suara Nenek Jeonghan terdengar meskipun wujudnya tidak bisa mereka lihat.
Kebencian bisa dikalahkan dengan kebaikan dan keikhlasan, tapi ketika kebencian melawan kebencian maka yang ada hanyalah kehancuran. Kedua kebencian itu akan saling menghancurkan, dan berujung keduanya yang hancur.
Begitulah Asih dan ular itu. Asih yang diliputi oleh rasa benci dan dendam yang membelenggu dirinya, melawan ular yang dikirim karena kebencian untuk mencelakai seseorang. Keduanya tidak akan menang maupun kelah, karena keduanya akan sama-sama hancur.
BRAKKK
SWUSHHHHHembusan angin kencang kembali menerpa, mereka yang awalnya sedang memperhatikan pertarungan ular dan perempuan bergaun merah itu seketika memejamkan mata. Mereka saling berpegangan erat dengan rasa takut dan khawatir.
SWUSHHHH
BRUHHH
BUGHHHSampai ketika angin itu berhenti berhembus, mereka membuka mata dan mereka sudah berada di atas jembatan cincin. Bukan gambaran masa lalu, tapi mereka berada di masa sekarang. Mereka sudah kembali ke dunia yang nyata.
"K-kenapa kita ada disini?" pekik Taeyong kaget.
Mereka berada di tengah jembatan cincin, dan ternyata hari sudah sangat gelap. Mereka hanya bisa melihat cahaya yang berasal dari kobaran api diseberang disana.
"I-itu rumah tua itu kan." Yuta menunjuk rumah milik keluarga Vernon.
"Iya! Itu rumah Vernon! Rumahnya terbakar!" pekik Winwin.
Rumah itu terlalap api, kobaran api menyala seolah memakan habis rumah tua yang sudah berusia ratusan tahun itu. Dari sana pula bukan hanya suara gemeletuk api, tapi juga suara teriakan manusia terdengar jelas ditelinga mereka.
Suara jeritan kesakitan, kepanasan terdengar memekkan telinga. Dari tempat mereka berdiri, dapat mereka lihat orang-orang berteriak kesakitan didepan rumah itu. Anehnya mereka tidak melarikan diri, mereka hanya membiarkan tubuh mereka terbakar dalam api yang menyala.
Tidak ada seorangpun dari mereka yang pergi, yang ada malah ada yang masuk ke dalam rumah yang sudah terbakar itu. Api menyala merah, menerangi malam yang gelap itu, menyisakan tanda tanya dibenak ketujuh mahasiswa itu, kenapa rumah itu bisa terbakar?
Tap tap tap
Tap tap tapMereka langsung memasang insting siaga, dari arah desa mereka mendengar derap langkah berlarian ke arah mereka. Saat mereka menengok, dapat mereka lihat segerombolan orang berlari ke arah mereka dengan cahaya kecil diantara mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Di Desa Cikuda | SVT Lokal
HorrorKuliah Kerja Nyata, alias KKN yang berlokasi di Desa Cikuda. Salah satu desa tertinggi yang terletak di Kabupaten S. Siapa sangka jika lokasi KKN yang ditentukan disana, justru membawa malapetaka untuk para mahasiswa. Tujuan KKN yang berpegang pada...