Kim mengajak Baiboon ke Mall, didampingi oleh Kit dan Khom. Begitu sampai, Kim dengan segera mengajak Baiboon memasuki berbagai toko dan membeli perlengkapan dan pakaian untuk Baiboon, sementara kedua pengawalnya terus mengikuti kemanapun mereka pergi.
"Phi Khom." Baiboon mendekat dan dengan lembut meremas lengan Khom.
"Apa yang salah?" tanya Khom. Sementara Kim sedang memilih kemeja untuk Baiboon.
"Phi Khom, tolong bicar dengan P'Kim. Dia tidak perlu membelikan ku banyak pakaian. Aku suah punya pakaian yang dibelikan Phi Khom untukku." Kata pemuda itu dengan sedikit gemetar karena dia masih mengingat kata-kata Mai tadi pagi.
"Sudah kubilang, aku tidak bisa menyinggung perasaan istri bos." Kata Khom sambil tersenyum dan Baiboon memasang wajah murung. Khom yang melihat itu mengerutkan kening karena bingung.
"Kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Khom, tapi Baiboon langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada, aku hanya tidak ingin Phi Kim dan Phi Khom menghamburkan uang dan membeli banyak barang untukku. Padahal, aku hanya keponakan Pengurus Rumah Tangga. Dn aku juga yang meminta untuk tinggal di sini." Kata pemuda.
"Siapa yang mengatakan itu? Inikah sebabnya kau merasa tidak nyaman?" tanyanya dengan nada tenang.
"Tidak ada. Hanya saja, aku tidak ingin merepotkan semua orang." Baiboon menjawab dengan ekspresi normal.
"Apa kau pernah meminta sesuatu?" tanya Khom. Baiboon menggelengkan kepalanya perlahan.
"Tidak pernah," jawab pemuda itu terus terang.
"Ya, kau tidak pernah meminta, tapi kami sendiri yang ingin memberimu sesuatu. Jadi, kenapa kau berpikir terlalu jauh? Dan kenapa kau harus merasa sangat buruk?" tanya Khom dengan serius.
"Bukannya aku tidak berterima kasih, tapi ku rasa apa yang telah Phi berikan, terlalu banyak untuk anak sepertiku."
"Kewajibanmu adalah belajar, jadi fokuslah untuk itu. Kau tidak perlu memikirkan hal-hal seperti ini. Selama kau melakukan kewajibanmu dengan baik, itu tidak akan menimbulkan masalah bagi kami. Jadi kau tidak perlu terlalu banyak berpikir. Mengerti?" Khom menjelaskan kepada pemuda itu agar dia mengerti apa yang dia dan Kim pikirkan.
"Tapi ..." Pemuda itu masih merasa tidak nyaman.
"Tidak, ada tapi..." kata Khom, dengan suara serak. Baiboon membeku dan tidak berani mengatakan apa-apa lagi.
"Sekarang, sebaiknya kau kembali temani Khun Kim." Lanjut Khom. Dia sebenarnya tidak ingin memarahi Baiboon, tetapi jika dia tidak mengatakannya, Baiboon tidak akan menerima niat baiknya.
Setelah beberapa saat, Baiboon merasa ingin ke toilet dan Kim menyuruh Khom untuk menemaninya, sementara Kim, dia memilih untuk tetap melanjutkan belanjanya dan tinggal bersama Kit.
"Apa kau bosan?" Khom ketika mengantar Baiboon ke toilet.
"Tidak," jawab pemuda itu dengan tenang.
"Apa kau kesal karena kumarahi?" Tanya Khom, membuat wajah Baiboon langsung memanas. Ada sensasi yang membingungkan, seperti anak kecil yang tertangkap karena menyembunyikan sesuatu. Itu membuat Khom tersenyum kecil, sebelum memeluk leher Baiboon sambil terus berjalan.
"Aku hanya sedikit memarahimu." Canda Khom.
"Tapi aku tidak ingin Phi Khom memarahiku. Aku terlihat seperti anak nakal." Kata pemuda itu dengan pelan, sementara Khom tertawa pelan di tenggorokannya.
"Jika tidak ingin dimarahi, kau harus menurutiku. Mengerti?" Khom teringat lagi.
"Krap..." kata Baiboon.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHOM BAIBOON STORY [END]
RomanceCerita tentang Khom dan Baiboon dari Unforgotten Night :) All credit belongs to Yeo-Nim