"Phai, aku bisa membawa tasku sendiri," Ujar Baiboon kepada temannya yang tinggi, yang merampas tas dan membawakannya untuk Baiboon.
"Tidak apa-apa, jangan khawatir. Kemarin, jam berapa Phi mu datang menjemput?" Phai bertanya balik.
"Tidak lama setelah kau pergi, Phi Khom datang menjemputku." Baiboon menjawab sambil tersenyum.
"Oh iya, aku sudah punya handphone. P'Khom membelinya kemarin. Aku akan menuliskan nomorku." kata Baiboon ketika mengingatnya.
"Kau hanya tinggal meneleponku, tidak perlu menulisnya." kata Phai, jadi Baiboon mengangkat handphonenya dan memutar nomor Phai. Phai kemudian mengangkat teleponnya dan memutuskan panggilan untuk menyimpan nomor Baibun.
"Apa kau punya Line atau Facebook?" tanya Phai lagi. Baibun memasang wajah bingung.
"Apa itu Line dan Facebook? Aku belum pernah mendengarnya," Jawab Baiboon dengan polos karena dia tidak pernah punya handphone atau komputer, jadi dia tidak terlalu mengetahui tentang ini. Phai menatap Baiboon dengan tatapan bingung.
"Line biasa digunakan untuk berkirim pesan atau mengobrol. Sambungkan internet di handphonemu. Ini adalah aplikasi ekstensi telepon. Ayo kita simpan tas dulu di kelas, lalu aku akan mengajarimu." Kata Phai. Baiboon mengangguk setuju karena tadi malam, Khom belum sempat mengajarkannya tentang aplikasi ini karena dia tertidur lebih dulu. Lalu keduanya berjalan menuju ruangan.
"Hah, apa kau membawakan tas nya, Phai?" Seorang teman kelas mereka mengejek ketika dia melihat Phai dan Baiboon berjalan bersama dan Phai membawakan tas milik Baiboon.
"Ya," jawab Phai singkat dan jujur, sementara teman-temannya tersenyum mengejek. Tapi anehnya Baiboon merasa tidak nyaman.
"Phai, biarkan aku yang membawanya sendiri," kata Baiboon.
Phai sedikit mengernyit, sebelum berbalik untuk melihat teman yang menggodanya dengan mata mengejek, sebelum dia angkat bicara dan menyimpan tas Baiboon di mejanya.
"Baiboon, bawa handphonemu. Aku akan mengajarimu," kata Phai, jadi Baiboon menyerahkan teleponnya kepada Phai dan duduk di kursi bersebelahan. Baiboon membungkuk untuk melihat layar sementara Phai memeriksa apakah sudah ada aplikasi LINE yang terinstal di handphone milik Baiboon.
"SIM mu memakai sistem bulanan, jadi kau bisa mendownload untuk menggunakannya. Begini caranya." Phai mengangkat ponsel milik Baiboon dan membuka aplikasi LINE yang dia maksud lalu menjelaskan bagaimana cara menggunakan dan apa yang bisa dilakukannya dalam aplikasi tersebut. Lalu dia masuk ke dalam ROOM CHAT yang di dalamnya terdapat LINE dari teman sekelasnya yang digunakan untuk mendiskusikan pekerjaan rumah dan tugas lainnya.
"Kenapa kita tidak menelepon dan berbicara dari pada mengirim pesan?" Baiboon bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Dengan seperti ini, kita bisa berbicara dengan seluruh anggota di dalam group. Kau juga bisa kembali dan membaca pesan lama," kata Phai lagi. Baiboon sedikit mengernyit.
"Apakah ada biaya untuk mendaftar internet?" Baiboon bertanya lagi, Phai mengangguk setuju.
"Kalau begitu jangan diambil. Kalau Phai bilang kita bayar bulanan. Ini berarti Phi Khom pasti yang akan membayar tagihannya. Aku tidak ingin membebani Phi Khom," kata Baiboon lembut.
"Kurasa sebaiknya kau harus menelepon Phi mu dan bertanya terlebih dahulu. Aku yakin dia akan setuju karena ini penting. Kau bisa mengatakan bahwa kau mmebutuhkannya untuk berdiskusi dengan teman-teman tentang pekerjaan rumah." Kata Phai kembali. Baiboon ragu-ragu sebelum mengambil handphonenya dari Phai dan menekan nomor Khom dengan penuh semangat karena dia belum pernah menggunakan ponsel sebelumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
KHOM BAIBOON STORY [END]
RomanceCerita tentang Khom dan Baiboon dari Unforgotten Night :) All credit belongs to Yeo-Nim