Setelah selesai dengan kegiatan di klub, Lop akhirnya mau mengantar Baiboon ke toko buku di mall yang jaraknya tidak jauh dari sekolah, dengan Phai yang mengikuti mereka dengan sepeda motornya. Begitu sampai mereka segera menuju toko buku yang ada di lantai pertama.
"Ada apa Phi Lop?" Baiboon bertanya ketika dia melihat kerutan di dahi Lop.
"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak terbiasa melihat banyak siswa yang berlalu lalang. Kenapa mereka tidak pulang setelah sekolah selesai? Ketika sekolah, aku tidak pernah melakukannya." katanya. Ketika sekolah, Lop tidak pernah datang ke mall, bahkan pada saat liburan sekolah. Itulah kenapa dia merasa heran dengan banyaknya siswa yang jalan-jalan sepulang sekolah.
"Lalu, ketika Phi masih sekolah, apa Phi juga tidak pernah jalan-jalan dan berkumpul dengan teman-temanmu?" tanya Phai. Wajah Lop berubah sedikit.
"Tidak, karena aku harus bekerja paruh waktu sepulang sekolah. Aku tidak punya waktu untuk berjalan seperti orang lain." jawab Lop dengan nada monoton, membuat Baiboon merasakan sedikit kesedihan ketika mendengarnya.
"Hei, jangan menatapku seperti itu, Baiboon," kata Lop, saat melihat wajah Baiboon.
"Phi Lop benar. Bahkan, saat ini seharusnya aku sudah pulang dan membantu pekerjaan bibi di rumah." Ujar Baiboon.
"Hei, jangan berpikir seperti itu, kau pergi kesini untuk membeli buku, bukan untuk jalan-jalan dan bermain. Selain itu, para siswa lainpun hanya berjalan-jalan untuk bersantai dari kepenatan sekolah dan itu bukan sesuatu yang salah." Sanggah Lop karena tidak ingin pemuda itu terlalu banyak berpikir.
"Aku setuju dengan Phi Lop. Kau sebaiknya jangan terlalu banyak berpikir." Tambah Phai.
'Hah, yang benar saja!' Pikir Lop, tapi dia tidak mengatakan apa-apa sampai mereka sampai di toko buku. Awalnya, mereka bertiga berjalan bersama, tapi ketika Lop melihat sebuah buku dan mencoba untuk membacanya, Lop terlalu tertarik untuk terus membaca sehingga dia tidak terlalu memperhatikan Baiboon.
"Phai, aku mau ke toilet," kata Baiboon pada Phai dengan pelan.
"Ayo pergi bersama," jawab Phai.
"Ayo, beri tahu Phi Lop dulu," kata Baiboon, sebelum berjalan menuju Lop bersama Phai.
"Phi Lop, aku ke toilet sebentar," kata pemuda itu, lalu Lop meletakkan kembali buku yang dibacanya di rak.
"Ayo, aku akan mengantarmu," jawab Lop, tapi Baiboon merasa malu.
"Tidak usah. Toiletnya tidak jauh dari sini. Aku akan ke toilet juga, jadi kami bisa pergi bersama." jawab Phai.
"Tapi ..." Lop akan keberatan.
"Phi Lop, aku bisa pergi dengan Phai. Lagi pula, aku bukan anak kecil lagi," jawab pemuda itu. Selain itu, dia juga merasa sedikit malu jika ada seseorang yang mengikutinya sepanjang waktu seperti itu.
"Kau yakin bisa pergi dengan temanmu?" tanyanya. Lop mempercayai Baiboon, tapi tidak dengan Phai.
"Krap." Jawab Baiboon segera. Lop sedikit melirik Phai.
"Jaga temanmu, Nong." Ujar Lop, karena dia juga ingin terus memilih buku.
"Krap." jawab Phai, sebelum dia dan Baiboon meninggalkan toko buku untuk pergi ke toilet.
'Baiboon akan baik-baik saja.' kata Lop pada dirinya sendiri sebelum melanjutkan membaca bukunya.
"Baiboon, masuklah." Phai menyuruh Baiboon untuk masuk ke bilik toilet.
Baiboon sedikit bingung karena Khom dan Phai sama-sama menyuruhnya masuk kedalam bilik toilet dan tidak membiarkannya toilet yang ada di luar. Tapi, dia tidak mengatakan apa-apa. Semantara itu, Phai menggunakan toilet yang ada diluar untuk buang air kecil bersama dengan orang lainnya, sebelum pergi mencuci tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHOM BAIBOON STORY [END]
RomanceCerita tentang Khom dan Baiboon dari Unforgotten Night :) All credit belongs to Yeo-Nim