Chapter 8

1.3K 71 3
                                    


"Apa yang kau lakukan, Baiboon?" Tanya Khom. Jantungnya berdebar-debar seperti drum yang dimainkan ketika dia melihat jari-jari Baiboon yang ramping, perlahan mengancingkan kemejanya.

"Bagaimana bisa Phi mengancingkan kemeja seperti ini?" Baiboon menjawab sambil fokus mengancingkan kemeja Khom yang sedikit terbuka, memamerkan dada bidangnya. Setelah selesai, pemuda itu tersenyum dan mengangkat kepalanya untuk menatap Khom yang sekarang duduk diam dan menatap pemuda itu. Baiboon memiringkan kepalanya, sehingga Khom terhentak karena terkejut.

"Ada apa?" ​​Baiboon bertanya balik. Sekarang pemuda itu merasa nyaman karena dia sudah mengancingkan kemeja Khom dengan rapi.

"Oh, tidak, terima kasih sudah mengancingkannya untukku. Sebaiknya sekarang makan es krimmu. Itu sudah mencair." Ketika dia merasa bahwa kesadaran tidak menentu ketika bersama pemuda itu dan melihat bahwa teman-teman Baiboon terlihat curiga melihat mereka, Khom hanya duduk diam dan tidak menunjukkan reaksi apapun lagi. Sementara Baiboon terus makan es krim seolah-olah tidak ada yang terjadi.

..

..

..

..

"Terima kasih banyak untuk es krim nya, P'Khom." Ujar Waew, teman Baiboon. Yang lain juga mengangkat tangannya dengan serempak, memberikan Wai kepada Khom di depan toko es krim.

"Tidak masalah," jawabnya dengan tenang, sebelum berbalik untuk melihat Baiboon yang berdiri di sampingnya.

"Baiboon, kau bisa menungguku di sini. Aku akan mengambil mobil dan kembali untuk menjemputmu," kata Khom. Baiboon berdiri dengan sedikit ragu.

"Kami akan menemani sampai Phi Khom datang," kata Sally., membuat Baiboon mengangguk setuju.

"Phi Khom, cepatlah kembali," kata pemuda itu sambil menoleh ke arah Khom.

Khom tersenyum kecil, sebelum berjalan secara terpisah, kembali ke sekolah untuk mengambil mobil. Sementara dibelakang, Baiboon melihat sosok Khom tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku pikir lebih baik aku berjalan dengan Phi Khom, jadi aku tidak akan membuang waktunya," kata Baiboon, hendak mengikuti Khom. Tapi Phai mencengkram lengan Baiboon lebih dulu.

"Tunggu saja disini karena P'Khom juga sudah pergi dari sini," kata Phai.

Baiboon sedikit mengerucutkan bibirnya karena Khom harus pergi jauh-jauh kembali ke depan sekolah., sementara Baiboon hanya berdiri dan menunggu seperti biasa.

"Baiboon, apa pekerjaan Phi-mu?" San bertanya dengan rasa ingin tahu. Baiboon sedikit ragu.

"Phi San bisa bertanya pada P'Khom sendiri. Aku juga tidak tahu apa perkerjaan P'Khom." Jawab Baiboon.

"Baiboon, aku akan mengirim LINE jam 7 malam," kata Phai kepada Baiboon, sementara teman-teman yang lain berdiri dan mengobrol.

"LINE? Kenapa? Apa ada pekerjaan rumah yang aku tidak tahu?" Baiboon bertanya dengan polos karena dia selalu berpikir bahwa mereka hanya akan menggunakan LINE untuk berbicara tentang kerja kelompok dan pekerjaan rumah.

"Tidak... tapi kita harus mencobanya agar kau bisa lancar menggunakannya," jawab Phai. Baiboon masih sedikit ragu tapi mengangguk

"Baiboon, apa Phi-mu punya pacar?" tanya Sally penasaran. Baiboon terdiam sesaat sebelum menggelengkan kepalanya.

"Tidak," jawab Baiboon.

"Benarkah? Dengan usianya sekarang, harusnya Phi Khom punya pacar atau istri. Selain itu, Phi-mu sangat tampan. Aku tidak mengerti kenapa dia masih jomblo," kata Sally.

KHOM BAIBOON STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang