Chapter 15

1.5K 68 0
                                    


"Tidak, aku hanya bertanya," jawab pemuda itu.

"Atau apa kau takut tidak akan ada orang yang menjemputmu dari sekolah?" Khom bertanya lagi. Baibon menggelengkan kepalanya.

"Tidak sama sekali," jawab pemuda itu segera.

"Sebenarnya, kau bisa membiarkannya belajar naik bus sendiri. Jadi kau tidak harus mengantar jemput Baiboon setiap hari. Kulihat, kau juga terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini, bukan?" Kata Bibi Nee.

"

"Bi, aku tetap harus mengantar jemputnya secara pribadi karena Khun Kim yang memintaku, kecuali jika aku sedang tidak ada, maka Lop atau yang lain akan menggantikanku menjemputnya." JAwab Khom dengan serius, karena di dalam hatinya, Khom tidak ingin Baiboon pergi sendiri menggunakan bus.

"Bibi hanya memikirkanmu. Kau punya banyak pekerjaan tapi masih harus mengantar jemput Baiboon sendiri." Bibi Nee menjawab dengan nada khawatir.

"Bi, aku tidak merasa terbebani melakukannya. Selain itu, kita disini adalah keluarga. BIbi merawatku dan yang lain layaknya seorang ibu. Dan aku yakin bibi juga tidak merasa terbebani dan menganggap ini sebagai gangguan , bukan? Jadi, aku juga melakukan hal yang sama." Ujar Khom dengan nada serius. Hal ini membuat bibi Nee tersenyum lembut., sebelum menepuk kepala keponakannya, yang diam mendengarkan pembicaraan para tetua.

"Terima kasih sudah memperhatikan Baiboon. Dia sudah lama sendirian, dan aku juga tidak bisa memberikan Baiboon sebanyak yang kalian berikan padanya. Baiboon kau harus mematuhi Khun Kamol, Khun Kim dan Phi Khom sebagai ucapan terima kasih karena telah banyak menolongmu." Kata bibi Nee kepada kKhom dan eponakannya.

"Krap dan aku akan belajar dengan giat untuk membalas jasa semua orang, Bibi" jawab Baiboon dengan nada serius. Bibi Nee tidak bisa menahan senyum.

Setelah berbicara sebentar, Bibi Nee bangkit dan berjalan menuju rumah utama, sementara Khom dan Baiboon masih duduk sambil menyiangi daun kemangi.

"Emh... Phi Khom... Ada yang ingin aku katakan," kata Baiboon, ketika mengingat sesuatu.

"Apa?" tanya Khom.

"Tadi Phai menelepon dan mengatakan bahwa besok manajer klub meminta semua anggota untuk mengerjakan tugas kami, dan mungkin kami akan selesai agak larut. Jadi, Phi Khom tidak perlu menjemputku. Aku akan segera pulang ketika selesai." kata pemuda itu. Alis Khom berkerut sampai menyatu satu sama lain ketika mendengarnya.

"Masalahnya, aku tidak tahu akan selesai jam berapa," Tambahnya, ketika melihat ekspresi Khom.

"Aku akan datang menjemputmu. Kau tidak boleh kembali sendirian," kata Khom. Baiboon sedikit diam, tapi dia mengangguk.

"Krap," jawab Baiboon sebelum melanjutkan memetik daun kemangi.

..

..

..

"Apa Phi Khim sudah pergi pagi ini?" Baiboon bertanya pada Khom saat dia mengantarnya ke sekolah.

"Hmm.."

"Kenapa Phi Kim tiba-tiba melakukan perjalanan? Ketika kami pergi ke mal, Phi Kim tidak mengatakan apa-apa," kata pemuda pada dirinya sendiri.

"Tepat setelah itu, teman Khun Kim tiba-tiba menelepon untuk mengundangnya," kata Khom, membuat Baiboon mengerti.

"Oh...." jawab Baiboon dan tidak bertanya lagi.

...

...

...

"Aku akan menjemputmu malam ini. Jadi, tunggu aku. Mengerti?" Pesan Khom pada pemuda itu.

"Krap, terima kasih, Phi Khom." Baiboon mengangkat tangannya untuk memberikan wai, sebelum membuka pintu mobil, dan langsung berjalan ke gedung sekolah. Sedangkan Khom, dia segera kembali ke rumah utama.

KHOM BAIBOON STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang