Chapter 6

1.4K 75 1
                                    


Author: 여님 (ยอนิม)

Saat berjalan kembali ke rumahnya, Khom meletakkan kantong ponsel di atas meja ruang tengah, sebelum dia masuk ke kamar mandi dan mengganti bajunya karena sudah larut malam dan dia harus keluar dengan kamol lagi. Setelah mandi, dia membungkus bagian bawah tubuhnya dengan handuk.

Tok... tok...

Ada ketukan di pintu depan, sehingga Khom berjalan keluar dan membuka pintu karena dia tahu itu pasti adalah Baiboon.

"Hei, masuklah dulu," kata Khom kepada pemuda yang berdiri di depan rumahnya dengan tertegun. Wajah Baiboon berkedip ketika dia melihat sosok yang tajam dalam jarak yang begitu dekat. Tiba-tiba jantungnya berdebar tanpa sebab.

"Phi Kom.. ada apa memanggilku?" ​​Baiboon masuk dan langsung bertanya.

"Duduk dan tunggulah dulu. Aku mau ganti baju sebentar," balas Khom.

Baiboon mengangguk, sebelum Khom masuk ke kamar tidur untuk berpakaian, sementara dia duduk dan menunggu di sofa. Pemuda itu mengangkat kedua kakinya tegak lurus, meletakkannya di sofa dan memeluk lututnya seperti biasa.

Dia memandang sekeliling rumah Khom sambil menunggunya. Tidak lama kemudian, Khom keluar pakaian rumah dengan handuk di kepalanya. Dia ingin mengajari Baiboon cara untuk menggunakan ponsel sebelum dia harus kembali ganti baju dan kemudian pergi dengan Kamol.

"Apa pekerjaan rumahmu sudah selesai?" Suara tajam itu berakhir saat dia melihat pemuda itu duduk di sofa dalam posisi berlutut dengan celana piyama pendek dan lebar karena boxer yang dia gunakan sudah tua dan pudar. Dan ketika Baiboon duduk, celana itu menyusut dan mengungkapkan paha putih mulus yang memiliki bekas gigitan nyamuk di atasnya. Baiboon mengangkat alisnya dan menatap Khom, yang berdiri diam dengan mata tertuju pada nya.

"Apa yang Phi bicarakan?" Baiboon bertanya dengan nada jujur. Khom menelan sedikit air liur ke tenggorokannya. Dia merasakan kilatan aneh di hatinya sebelum mengambil napas dalam-dalam

"Celana dalammu terlihat keluar." goda Khom, membuat Baiboon menyadari bahwa dia secara tidak sengaja duduk memeluk lututnya, jadi dia buru-buru melepaskan kakinya dari sofa dan segera menarik celananya dengan malu. Khom menghela nafas lega dan duduk disebelah Baiboon. Tapi dia terus melirik kaki putih Baiboon.

"Apakah kau biasanya tidur dengan pakaian seperti ini?" tanya Khom.

Baiboon mengangguk.

"Lebih nyaman seperti ini," jawab Baiboon sambil tersenyum dengan perilaku normal, melupakan posisi duduknya sekarang.

"Apakah kau ingin piyama panjang seperti itu? MUngkin kalau aku melihatnya di suatu tempat, aku bisa membelinya untukmu." Khom bertanya, sementara Baiboon menggelengkan kepalanya.

"Tidak, ini hanya pakaian untuk tidur. Aku tidak memakainya untuk dipamerkan kepada siapa pun. Hanya Phi yang melihatku seperti ini. Lagipula, aku hanya bisa memakai satu celana dalam untuk tidur." kata pemuda itu sambil tersenyum seperti biasa tanpa berpikir apa-apa, tapi membuat wajahnya terlihat memanas. Sementara, sosok kuat itu mengangkat tangan untuk membelai wajah Baiboon.

(Apa yang kau pikirkan? Khom) Khom mengutuk dirinya sendiri di dalam hatinya, sementara Baiboon tampak bingung.

"Phi Kom, rambut Phi masih basah. Cepat keringkan atau Phi akan masuk angin," kata Baiboon dengan prihatin. Khom berbalik untuk melihat Baiboon, sebelum mengangkat tangannya sebelum pikirannya semakin tidak bisa dibendung.

"Kalau begitu, keringkan untukku," kata Kom. Baiboon melebarkan matanya.

"Oh..Apa aku bisa melakukannya? Phi Kom jauh lebih tua dari Baiboon. Bolehkah Baiboon menyentuh kepala Phi?" Pria muda itu bertanya dengan suara gemetar, karena dia merasa tidak pantas menyentuh kepala orang yang lebih tua. Kata-kata Baiboon membuat Khom merasa sedikit kehilangan kepercayaan diri.

KHOM BAIBOON STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang