Drttt...Drttt...Drttt...
Getaran ponsel di saku celananya, membuat Baiboon menariknya keluar sebelum matanya melebar saat melihat nama penelepon.
"Phi Khom..." pemuda itu dengan cepat menjawab panggilan itu, sementara Phai yang sedang berlatih bola basket di lapangan, terus menerus menoleh untuk melihatnya.
["Dimana kau? Aku sudah menunggumu di tempat biasa."]
"Aku sedang di Gym untuk membantu klub." Jawab Baiboon dengan pelan, karena dia takut Khom akan marah padanya.
["Klub apa?"] Khom bertanya lagi.
"Bola basket."
Khom terdiam diam karena dia ingat bahwa Phai, teman Baiboon, adalah seorang pemain basket.
['Tapi semua jam pelajaran sudah selesai dan yang lain sudah pulang. Jadi seharusnya kau juga pulang.'] Ujar Khom dengan suara tegas.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Phi Khom, jangan marah padaku." kata pemuda.
Dia tidak mengatakan mengenai sebelumnya karena takut Khom akan Khom akan marah dan menolak untuk melihat wajahnya seperti kemarin.
['Umh. Tidak usah buru-buru. Aku akan menunggumu disini.] Khom menjawab dengan lembut karena khawatir Baiboon akan berlari ke tempat parkir sampai dia jatuh.
"Krap." jawab Baiboon, sebelum menutup telepon, sedangkan Phai keluar dari lapangan lapangan dan menghampiri Baiboon.
"Siapa yang menelepon?" Tanya Phai, sementara Baiboon menyerahkan handuk kepadanya.
"Phi Khom. Phai, Phi Khom sudah datang menjemputku. Bisakah aku pulang sekarang?" Baiboon bertanya dengan hati-hati. Phai terdiam beberapa, saat sebelum mengangguk.
"Kau bisa pulang sekarang karena kau baru bergabung dengan klub hari ini. Tapi berikutnya, kau harus memberitahu Phi KHom kalau kau akan pulang terlambat. Dan jika Phi Khom tidak bisa menjemputmu, aku bisa mengantarmu pulang karena kau tidak bisa membatalkan keanggotaan mu dengan klub." JAwab Phai.
"Kalau begitu, aku pulang dulu." Kata Baiboon sambil berjalan untuk mengambil tasnya.
"Haruskah aku menemanimu?" tanya Phi lagi.
"TIdak usah, lanjutkan saja latihanmu. Aku bisa pergi sendiri." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Baiboon dengan cepat meninggalkan lapangan baskett.
...
...
...
Ketika dia sampai di mobil, Baiboon dengan cepat membuka penumpang pintu dan duduk disebelah pengemudi.
"Sawatdee, Phi Khom." Pemuda itu mengangkat tangannya untuk menyapa Khom yang sedang bersandar di kursi mobil.
"Um. Ini, smoothie stroberi," jawab Khom. sambil menyerahkan segelas smoothie kepada Baiboon. Pemuda itu dengan segera mengambil dan meminumnya.
Khom kemudian mengemudikan mobilnya meninggalkan sekolah, sementara Baiboon duduk dan terus menyedot smoothie stroberi, tapi matanya menangkap sesuatu yang aneh karena melihat Khom hanya diam.
"Phi Khom ... apa yang terjadi?" Baiboon menanyakan sesuatu.
"Ada apa dengan klub basket?" tanya Khom.
"itu ... Phai menawariku untuk bergabung karena aku tidak tahu klub mana yang harus diikuti", jawab pemuda itu dengan tenang.
"Jadi, apa yang kau lakukan?" Khom bertanya lagi. Matanya menatap lurus ke arah jalan, tanpa menoleh untuk melihat Baiboon.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHOM BAIBOON STORY [END]
RomanceCerita tentang Khom dan Baiboon dari Unforgotten Night :) All credit belongs to Yeo-Nim