15. Jadi, aku harus percaya pada siapa?

597 52 7
                                    

Setelah menenangkan dirinya dengan bersantai dan memulihkan fikirannya. Seungcheol akhirnya memilih untuk pulang kerumah.

Saat sampai dirumahnya, pandangan pertama yang dilihat seungcheol adalah Hana-nya yang sedang tersenyum kearahnya dengan selang air panjang yang digenggamannya.

Ya, hana-nya sedang menyirami tanaman yang berada di taman depan rumah keluarga seungcheol.

"Selalu begitu, tapi entah kenapa aku tidak bisa memarahinya" Gumam seungcheol dalam hati.

Hani yang melihat suaminya pulang setelah lelah bekerja, melepaskan kerjaannya lalu mendekati suaminya.

"Oppa, Bagaimana harimu?" tanya Hani pada Seungcheol

Seungcheol mencoba membuang jauh-jauh fikiran negatif yang sedari tadi mengganggunya.

"Hmmm bagaimana ya, tadinya aku ingin mengeluh. Tapi melihat senyum cerahmu aku jadi semangat lagi hehehe" Jawab Seungcheol

Seungcheol memeluk istrinya, menggoyangkan badannya pelan ke kiri dan ke kanan. Hani mengelus punggung suaminya pelan.

"Mau ku buatkan Kopi? Atau mungkin Teh manis?" tanya hani

Pelukannya tidak dilepaskan, seungcheol masih setia memeluk istrinya.

"Aku hanya ingin memelukmu, bercerita denganmu, bercanda denganmu, lalu tidur dengan memelukmu sampai pagi." Jawab Choi Seungcheol

Hani tersenyum tipis lalu setelah itu mengajak suaminya untuk masuk kedalam rumah.

Di dalam rumah mata hani bertemu dengan mata Sungha. Seungcheol menghentikan langkahnya lalu mengambil posisi duduk diruang tengah dengan Sungha.

"Ku ambilkan jus ya Oppa?" ucap hani mencairkan suasana

"Ide bagus, entah mengapa belakangan ini aku sangat menginginkan Jus Mangga kesukaanmu" jawab Seungcheol. Hani tersenyum lalu mengambil langkah meninggalkan Choi Siblings diruang tengah.

Setelah hani meninggalkan ruang tengah, sungha memulai aksinya.

"Kau yakin dia Hana-mu Oppa?" Ucap Sungha

Lagi-lagi fikiran buruk seungcheol kembali setelah mendengar ucapan sungha.

"Ada apalagi sungha-yaaa? Apa Hana-ku membuat kesalahan? Kau selalu mengusiknya sungha-yaaa." Jawab seungcheol

"Aku tidak bisa menerima perubahannya oppa! Mau memaksa seperti apapun aku tidak bisa menerimanya! Kau tau? Semalam ada yang menelponku dengan nomer internasional. Dia bilang bahwa dia Hana dan mengajakku ketemuan di New York. Saat ku bilang bahwa aku tidak sedang di New York dia langsung mematikan telponnya! Bagaimana bisa aku berfikir positif setelah menerima telfon itu Oppaa??!" Jelas Sungha panjang lebar

"Nomer Internasional? Jadi itu hana? Lalu yang didapur rumahku itu siapa? Aku harus percaya pada siapa?" ucap seungcheol dalam hati.

Hani mendengar samar-samar bagaimana Sungha yang akhirnya mengungkapkan semua setelah ditolak Seungcheol di telfon kemarin. Hani hanya bisa diam terkaku

"Kau percaya hal itu Sungha? Kau gila? Kaupun tau bahwa Hana yang kita kenal hanya ada satu dan itu Istriku. Hana mana lagi yang kau sebutkan Sungha-yaaaa??! Aku lelah, aku tidak ingin berdebat denganmu." Seungcheol masih mencoba untuk berfikir positif mengenai istrinya. Tidak, sebenarnya seungcheol hanya tidak ingin mendebatkan hal itu. Tapi Ia akan menyelesaikannya sendiri.

Mendengar jawaban suaminya. Hani memberanikan diri mendekati suaminya dengan segelas Jus Mangga yang kini menjadi kesukaan suaminya.

"Hana-ya" panggil Seungcheol. Seungcheol menerima segelas Jus Mangga kesukaan istrinya itu.

"kalian membicarakan hal apa? Kau terdengar sangat marah Sungha-yaa." Hani mencoba mendekati sungha

Sungha hanya menatap hani sinis, lalu kembali fokus pada tontonannya.

"Tidak membicarakan apapun hana-yaa. Hanya membicarakan hal biasa" jawab Seungcheol

Mendengar jawaban Seungcheol, Sungha menatap mata Oppanya itu dengan sangat sinis. Dia benar-benar tidak percaya mengapa Oppanya itu menjadi sangat bodoh?!

"hal biasa katamu oppa?! Wah benar-benar aku sudah tidak bisa berkata apapun Oppa! Jangan karna kau mencintai Hana 'palsu' mu itu kau mencoba menutup telinga dan matamu dari bukti yang aku lihatkan oppa! Oppa ku tidak pernah sebodoh ini" marah Sungha yang semakin menjadi.

"Palsu?! Apa maksud mu sungha! Hana-ku palsu apa maksudmu?!" Seungcheol mulai menaikkan nada bicaranya.

"Yak! Berikan aku bukti yang kuat agar aku percaya bahwa dirimu benar-benar Park Hana!" Sungha mendekati Hani

Hani terdiam, dia tidak tau apa yang harus diberikan. Semua identitas hana dibawa oleh pemiliknya termasuk Kartu Tanda Penduduknya.

Seungcheol yang melihat Sungha semakin mendekati hana-nya itu tidak tinggal diam. Seungcheol menghalangi sungha dan menjadi perisai untuk istrinya.

"Cukup Sungha-ya! Lalu kau? Apa kau perlu bukti untuk memastikan apa dirimu Choi Sungha yang asli? Kau perlu membuktikannya?!"

Seungcheol benar-benar mencintai hana-nya.

"Cukup, Akan ku bawa Hana-ku pergi dari rumah ini. Sampai hari dimana kau pulang ke New York sungha-ya!" setelah membentak adiknya dengan kata-kata finalnya. Seungcheol menarik istrinya pergi keluar dari rumah dan memasuki mobil.

Hani menuruti apa keputusan yang diambil suaminya. Dan hanya bisa terdiam didalam mobil. Hani hanya takut jika tiba-tiba seungcheol mengambil keputusan yang harus membuat dirinya mengasingkan diri.

Sedangkan dari dalam kamar, Choi Sunna- Ibu Seungcheol hanya memandangi Putra pertama dan menantunya melangkah pergi keluar rumah.

Seungcheol memasuki mobil sport hitam miliknya, dan berjalan menjauhi area rumahnya.

"Maaf..." lirih Choi Seungcheol

Hani yang sedari tadi hanya fokus melihat keluar jendela dengan reflek menatap suaminya.

"Maaf..." ucap seungcheol lagi.

"maaf untuk apa Oppa? Oppa tidak salah apapun.." Hani menggenggam tangan seungcheol

"Maaf, seharusnya dari awal memang kita pisah rumah dengan keluargaku. Aku minta maaf" ucap seungcheol dengan wajah bersalahnya.

"hihi melihat oppa seperti ini membuatku geli. Seungcheol-ku yang tegas dan tidak ingin di bantah oleh siapapun tiba-tiba seperti ini membuat ku semakin menyukaimu oppa. Tidak apa, aku paham mengapa sungha seperti itu. Mungkin nomer internasional itu memang sengaja menjahili sungha jadi yasudahlah oppa biarkan saja." Ucap hani dengan percaya dirinya

"tapi akupun menerimanya Hana-yaaaa. Jadi aku harus percaya pada siapa?" seungcheol membatin

Seungcheol hanya bisa tersenyum mendengar jawaban istrinya dan bergegas pergi dari kediaman keluarganya.

To be continue

Hana berulah teman-temann!!!

aku mau minta maaf sama para pembaca yang terus2an aku gantungg, aku bener2 stuck dan bentrok banget jadwalnya. waktu aku buat nulis dan berfikir terbagi. aku sedang kuliah dan kerja jadi susah membagi waktu untuk nerusin nulis ini. tapi tetap ku usahakannn hihihiiii. terimakasih telah mengingatkan ku untuk terus updatee!! sayang kalian :)

Marriage Not Dating | S.CoupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang