Bagian 26

60 3 0
                                    

♡♡♡

"Tawaranku masih berlaku" Rafael menghampiri Ana yang sedang membuat sarapan, sejak tadi Ana bersenandung, suasana hatinya begitu bagus hari ini.

"Tawaran apa?" Ana menghentikan aktivitasnya sejenak dan menoleh ke arah Rafael.

"Membantumu kabur, jika kau tidak bahagia dengan Tuan" jawab Rafael lalu meneguk air putih yang baru saja ia tuangkan.

"Lupakan tawaran itu" Ana kembali mencincang sayuran dengan lincah.

"Sudah kubilang kau akan menyesali kata-katamu" Rafael terus menggoda Ana.

"Iya, kau menang Tuan Rafael jadi bisakah kau menyingkir dari sini karena kau menggangguku" Ana menggerutu.

"Aku belum puas menggodamu, semalam kau mengotori berkas-berkas penting dan.." Rafael ingin melanjutkan namun saat ia mendengar langkah kaki mendekat ia segera menjauh dari Ana.

Wajah Ana memerah, mengingat adegan percintaan mereka semalam.

"Apa yang kau masak sayang?" Dario masuk dan langsung memberikan Ana morning kiss, Rafaelpun diam-diam meninggalkan tempat itu.

"Aku hanya membuat omelet" jawab Ana gugup.

"Kenapa wajahmu memerah?" Dario menangkup ke dua pipi Ana, Ana semakin tidak sanggup menyembunyikan rasa malunya.

"Rafael bilang aku mengotori berkas-berkas pentingmu semalam, jadi aku mengingatnya"

Dario tersenyum, Ana-nya yang sedang malu begini semakin terlihat menggemaskan.

"Dia tidak marah padamu karena aku memintanya mencetak ulang berkas itu?"

Cepat-cepat Ana menggeleng.

"Kemana Rafael? Bukankah tadi dia ada disini"

"Jangan terlalu keras padanya, kau tidak perlu khawatir aku menyukai pria menyebalkan itu"

"Apa dia mengganggumu sayang?"

"Tidak, Rafael hanya suka menggodaku" jawab Ana.

"Dia sebenarnya baik, tapi tetap saja aku tidak suka melihatnya menyentuhmu" 

"Selesai" seru Ana. Menghentikan ucapan Dario tentang Rafael.

Dario mencicipi omelet buatan Ana, ia mengangkat kedua jempolnya memberi penilaian, masakan gadisnya memang selalu enak.

"Kau sangat pandai memasak" Dario memeluk pinggang Ana, dan mengecup pipi gadis itu berulang kali hingga membuat Ana tertawa geli.

Namun suara deheman menghentikan aktivitas keduanya, Ana menatap wanita paruh baya yang kini berdiri di hadapannya.

"Apa kau mengadopsi seorang anak?" Nathalia memperhatikan penampilan gadis yang berdiri di depan pantry dari ujung kaki hingga rambutnya.

Kaos oversize, jeans mini dan rambut yang di kuncir, Ana terlihat seperti anak SHS tahun pertama.

Dario terkejut melihat kedatangan Ibunya yang tiba-tiba, perlahan pelukannya terlepas.

"Ibu, apa yang membawamu kemari?"

"Ibu?" Ana menggumam.

"Apa dia jalangmu? beraninya kau membawa jalang ke rumah ini"

"Ibu, tolong hentikan, dia bukan jalang, dia kekasihku namanya Ana"

Dario menarik tangan Ana semakin dekat ke arahnya agar ia bisa mengenalkan Ana pada Nathalia.

"Ibu tidak peduli jika kau hanya ingin bermain-main dengannya, tetapi Ibu tidak akan setuju jika kau ingin menikahi gadis yang tidak jelas dari mana asal usulnya ini" Nathalia menatap Ana tajam, terlihat jelas bahwa ia tidak menyukai Ana.

DANGEROUS MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang