Bagian 14

144 5 0
                                    

♡♡♡

Mobil melaju menuju Carrer del Rosselló, rupanya Rafael memiliki apartemen di daerah tersebut. Sensation Sagrada Familia Apartement tepatnya, Ana tidak percaya saat mobil Rafael berhenti di depan apartemen mewah yang terkenal di kota Barcelona.

"Kita akan tidur disini?" Tanya Ana dengan bibir yang tak henti-hentinya tersenyum

"Tentu saja aku memiliki dua unit apartemen disini" jawab Rafael dengan raut wajah sombong yang dibuat-buat.

"Kau bercanda?"

"Ikut denganku jika tidak percaya" Rafael menggenggam tangan Ana memasuki lobi apartemen dan masuk ke dalam , menuju lantai paling atas"

Pintu terbuka menampilkan ruangan yang di dominasi warna hitam dan putih, Mata Ana kembali di manjakan, pemandangan disini jauh lebih indah di bandingkan mansion milik Dario, dari balik jendela full kaca, lampu jalan dan juga bangunan pencakar langit mulai di nyalakan, begitu juga dengan lampu kendaraan yang hanya terlihat seperti titik dari atas.

Ana juga bisa melihat secara dekat Gereja katolik Sagrada Familia yang begitu megah dari tempatnya berdiri, gereja tersebut sudah di bangun berpuluh-puluh tahun yang lalu dan  belum selesai sampai saat ini walaupun sudah sangat indah.

"Kau suka?" Ana spontan mengangguk namun kemudian sadar bahwa itu bukanlah suara Rafael melainkan suara Dario.

Ana berbalik dan mendapati pria itu kini berdiri di belakangnya, pria itu tersenyum tipis padanya dengan menggunakan kemeja berwarna hitam polos yang kancingnya tidak terkait di bagian dadanya lalu lengannya di gulung hingga siku, celana hitam senada tidak lupa dengan jam tangan mewahnya yang selalu bertengger indah di pergelangan tangannya, Ana terkejut, pupus sudah harapannya yang tidak ingin melihat Dario malam ini, sialan Rafael, harusnya Ana memang tidak mempercayai pria pengabdi setan tersebut.

"Kenapa kau disini?"

"Ini tempatku sayang"

"Dimana Rafael?"

"Dia harus kembali ke apartemennya"

"Bukankah ini apartemen Rafael?"

"Penthouse ini milikku, Rafael ada di lantai lima puluh lima"

"Berhenti membicarakan pria lain, aku tidak suka mendengar kau menyebut nama pria lain" Dario menggenggam tangan Ana dan membawanya menuju meja dan kali ini Ana menurut saja.

"Aku sudah menyiapkan makanan untukmu, kau belum makan sejak tadi"

Ana ingin menolak tetapi perutnya mendadak berbunyi.

"Makanlah sayang, aku tidak menaruh obat apapun padamu, kau tidak akan mengulang sesuatu yang kau anggap kesalahan itu" Dario berujar datar.

"Apa maksudmu?"

"Bukan apa-apa" Dario menyodorkan sendok dan juga piring ke hadapan Ana.

Kali ini biarkan Ana menurunkan gengsinya, ia sudah lapar sejak tadi jadi iapun memutuskan untuk melahap makanannya sampai habis.

"Terima kasih makan malamnya" Ana hendak beranjak dari tempat duduk tetapi Dario kembali menahan lengannya.

"Bagaimana perasaanmu?"

"Sejak kapan kau peduli dengan perasaanku?" Ana bertanya.

"Aku selalu peduli padamu"

"Setelah meludahi dan menampar wajahku, apa kau sudah merasa lebih baik?"

"Tentu saja, tapi itu belum cukup untukku" sinis Ana.

Tadinya Ana ingin melupakan kejadian itu tapi Dario sendiri yang mengungkitnya kembali jadi baiklah tenaga Ana sudah terisi juga jadi ia siap untuk bertengkar dengan iblis itu lagi.

DANGEROUS MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang