Bagian 6

279 7 0
                                    

♡♡♡

Sinar matahari mulai mengintip dari balik tirai kamarnya yang sudah usang, Ana mengerjapkan matanya berkali-kali, ia bersyukur pagi sudah datang dan ia masih berada di kamarnya itu artinya pria gila itu tidak membawanya pergi, tapi tunggu dulu! Ana melirik ke bawah di atas perutnya ada tangan yang melingkar, Ana menoleh menatap siapa pelakunya dan...

"Joder!" Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Ana, ia langsung melompat dari ranjangnya.

"Kau sudah bangun?" Dario mengucek mata, lalu menyusul Ana beranjak dari tempat tidur.

"Aku terlalu lelah jadi aku tidur disini" ujarnya.

"Kau bisa tidur di sofa, bukannya tidur di ranjang yang sama denganku"

"Aku tidak pernah tidur di sofa sebelumnya" raut wajah memelas Dario bukannya membuat Ana kasihan justru membuat emosi Ana naik sampai ke ubun-ubun.

"Keluar dari kamarku sekarang!" Teriak Ana murka, Dario sampai memegang dadanya karena kaget.

Setelah menarik napas, Ana kembali menatap Dario dengan raut wajah permusuhan, ia tidak boleh lemah, meskipun pria ini jauh lebih tua darinya, bukannya Ana tidak punya sopan santun, tapi ia tahu mana yang pantas dan tidak pantas untuk ia hormati dan pria mesum yang berani masuk ke kamar dan tidur di ranjangnya adalah pria yang tidak pantas mendapatkan rasa hormat darinya.

"Kau akan mendapatkan panggilan dari polisi" Dario berujar sambil mengulurkan ponselnya, meminta Ana melihat sesuatu dari sana.

Dengan kasar, Ana merebut ponsel Dario dan membaca judul sebuah artikel.

"Seorang mahasiswa tewas tertembak setelah mengalami aksi perampokan"

"Perampokan?!" Ana tertawa miris, bukankah ia sendiri yang menekan pelatuk dan menyebabkan Eric meninggal.

"Kau tidak perlu khawatir, ini hanya formalitas, bersiap-siaplah sebentar lagi polisi akan datang menjemputmu"

Dario meraih handuk, memutar tubuh Ana yang masih terkejut lalu mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi, Ana kembali berteriak saat dengan sengaja Dario menghidupkan shower dan membuat Ana basah seketika.

"Mandilah sebelum aku memandikanmu" Dario mengulas senyum, menepuk-nepuk puncak kepala gadisnya lalu keluar dari sana, meninggalkan Ana yang di serang darah tinggi.

"Dasar pria tua gila" umpatnya yang masih bisa di dengar jelas oleh Dario, pria itu justru semakin melebarkan senyumnya, merasa lucu.

Tepat setelah Ana berpakaian, suara ketukan terdengar di pintu apartemennya dan benar saja, polisi sudah datang bersama dengan Rafael.

"Nona Anastasia, anda mendapat panggilan dari kepolisian atas kasus perampokan yang menimpa kekasih anda, anda harus ikut kami ke kantor polisi"

Tidak ingin banyak bicara, Ana mengulurkan kedua tangannya bersiap di borgol namun polisi tersebut justru mempersilahkan dirinya dengan hormat, benar-benar di luar dugaan.

"Apa-apaan ini" batin Ana.

♡♡♡

Di kantor polisi, Ana duduk di ruang interogasi bersama dengan seorang petugas, dari balik kaca, ada Rafael yang menunggunya namun sejak tadi Ana enggan berbicara dengan pria itu, ia masih marah, tentu saja, Ana tidak menyangka Rafael adalah dalang di balik masalah rumit yang sedang ia jalani.

DANGEROUS MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang