4. Ustadz

51 7 6
                                    

haloo gimana kabarnya?

Jangan lupa vote dan komennya...







Happy Reading

*****

Hari sudah berganti, Darel saat ini sedang berkumpul seperti biasa dengan teman-temannya itu, saat ini mereka sudah berada di warung lesehan seraya menikmati bubur ayam yang sangat menggugah seleranya.

Ragga menatap Darel dengan tatapan anehnya, entah mengapa sedari tadi anak itu nampak begitu banyak melamun.

"Woy! Dimakan jangan di aduk mulu" sentak Rangga yang membuat Darel kaget.

"mikirin apa si lo?" tanya Rangga yang sangat tidak biasa dengan sikap Darel.

"nggak, nggak mikirin apa-apa" ujar Darel membalas pertanyaan Rangga.

Rangga menggelengkan kepalanya, memang terkadang sikap Darel itu seperti bunglon, berubah-ubah kadang baik, kadang jamet, kadang juga kaya orang banyak hutang.

Sudah agak lama mereka di warung tersebut, dan bahkan Darel belum menghabiskan makanannya itu. Tak terasa juga suara Adzan dhuhur telah berkumandang.

"pak buburnya satu" ujar salah satu pembeli pada penjual bubur itu.

"iya neng bentar dulu ya, saya Shalat dulu, sudah Adzan soalnya" ucap penjual itu dengan ramah.

"saya juga mau ikut pak" seru pembeli itu.

Darel yang mendengar perbincangan mereka pun menjadi heran, lamunan yang tadi ia rasakan juga sudah buyar karena suara Adzan itu.

"lo percaya Tuhan Ngga?" tanya Darel pada Rangga yang tengah merasa kekenyangan akibat makan dua porsi bubur ayam.

"gue? Kalau gue sih percaya" balas Rangga dengan santainya.

"kalau gue nggak" ujar Darel yang tidak kalah santai mengatakan itu.

"kenapa nggak? Orang Indonesia wajib beragama" tanya Rangga terheran-heran.

"kalau gue percaya Tuhan itu ada kenapa hidup gue nggak pernah bener? Katanya Tuhan baik tapi kenapa hidup gue sengsara terus?" tanya Darel lagi.

"hidup kamu sengsara bukan karena Tuhan, tapi karena kamu sendiri, tuhan itu baik namun kamu yang membuat seolah-olah ia itu jahat" satu jawaban tepat membuat Darel tak berkutik, entah mengapa ia tidak asing dengan suara itu, suara yang pernah ia dengar namum dimana.

Darel yang mendengar jawaban itu pun langsung beranjak dan mencari siapa yang mengatakan itu, namun nihil orang itu sudah pergi. Siapa sebenarnya dia, kenapa suara itu mengingatkannya pada garis yang hampir ia tabrak semalam.

*****

Hari sudah mulai sore, kali ini Aleza akan mengajar mengaji menggantikan mbak Aisyah yang selama dua minggu akan balik kampung. Untuk pertama kali dirinya akan mengajar, jujur saja cukup gugup dirinya itu.

Brak!

Entahlah Aleza yang salah fokus atau memang orang itu yang salah, tidak sengaja dirinya bertabrakan dengan seseorang yang sedang terburu-buru agaknya.

Jadikan aku Imam muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang