1. Awal yang baru

90 13 12
                                    


Haloooo...

Kembali lagi deh...

Jangan lupa vote, komennya...





Happy Reading...

*****


Terlihat gadis cantik yang mengenakan hijabnya turun dari sebuah Kereta api yang sudah berjalan kurang lebih dua jam lamanya. Gadis yang mengenakan gamis hitam dan dipadukan dengan kerudung segi empat berwarna coklat milo itu tersenyum lebar seraya bernapas lega.

"Alhamdulillah" gumam Aleza seraya tersenyum dan menghirup napas lega.

Aleza mengedarkan pandangan pada lingkungan sekitar stasiun kereta api itu. Hingga akhirnya ia sudah menemukan objek yang dicari. Aleza tampak tersenyum lebar dan melangkah pergi menuju seseorang di sana.

"Abah" Aleza mendekap erat tubuh Abah Adnan dengan penuh rasa rindu.

"MasyaAllah putri Abah sudah besar dan tambah cantik" puji Abah Adnan seraya melepas peluknanya itu.

Aleza tersenyum lebar "Aleza kangen banget sama Abah"

"Abah juga, yasudah kita langsung pulang aja yuk" ajak Abah Adnan seraya tersenyum dan menggandeng tangan putrinya menuju mobil hitam di sana.

Di dalam mobil mereka cukup canggung sekarang ini, tidak ada percakapan yang dilontarkan, Aleza juga banyak diam yang membuat Abah Adnan merasa bersalah.

"kamu pasti sedih karena pisah dari teman pondok" ujar Abah Adnan mencairkan suasana.

Aleza menoleh seraya tersenyum "nggak kok Abah, Aleza juga senang bisa sama Abah lagi"

"maafkan Abah ya Aleza, kamu harus ikut ke Kota" ucap Abah Adnan yang kini tengah memperhatikan jalanan.

"kenapa minta maaf, ini memang keputusan Aleza kok, Aleza juga emang udah lama banget pengin Kuliah di Kota" balas Aleza yang berusaha untuk membuat Abah-nya tidak merasa bersalah.

"Abah juga sudah mendaftarkan kamu di Universitas terdekat" seru Abah Adnan.

"iya Abah"

"kalau kamu cape bisa tidur aja, kalau sudah sampai Abah bakal bangunin kamu"

"iya Abah"

Aleza memejamkan matanya, anak itu sudah sangat terlihat kecapean nampaknya karena melakukan perjalanan yang memang tidak dekat.

*****

Di posisi lain, Darel malah tengah asik menikmati beberapa cemilan seraya menikmati rokok yang sudah ia rasakan sedari tadi. Anak itu kini tengah berada di sebuah warung yang bisa dibilang sudah menjadi tempat tongkrongan langganannya.

"hai"

Terdengar suara seseorang yang mengalihkan atensi mereka, di sana Darel memang tidak sendiri, ia bersama dengan teman priknya itu.

"cewek bro" ujar Rangga dengan bergairah seraya menyenggol bahu Darel.

"Darel hari ini jalan-jalan yuk" ajak cewek itu pada Darel. Sedangkan Darel, anak itu terlihat tidak peduli.

"enak aja, Darel mau jalan sama gue!" ujar cewek lain yang kini sudah berada di sampingnya.

"dih siapa lo? Darel cintanya sama gue, nggak usah ngarep deh lo!" timpal cewek yang satunya.

"idih! Ayo Darel sayang kita jalan-jalan aja nggak usah pikiran tu cewek caper!"

"enak aja lo yang caper!"

Darel berdecih kesal, daripada mengurusi kedua pacarnya itu, lebih baik ia pergi dan mencari pacar lagi.

"Darel kamu mau kemana?" tanya salah satu cewek itu.

Darel menghentikan langka kakinya seraya menolehkan kepalanya dengan malas "karena lo berdua berisik kita putus"

Kedua cewek itu mendelikkan matanya kaget "kok kamu gitu sih! Padahal kita baru aja kemarin pacaran"

"iya, kita juga baru satu jam pacaran" ucap cewek satunya.

"emang gue peduli? Salah siapa lo berisik! Udah tau kalau gue paling nggak suka sama orang cerewet kaya lo!" lontar Darel seraya meninggikan nada suaranya itu, memang benar jika anak itu paling tidak suka jika diganggu.

"Awas aja lo! Gue sumpahin lo bakal ngemis-ngemis sama cewek!" salah satu cewek menyumpah serapahinya.

Darel tertawa remeh lalu menyunggingkan senyum liciknya, cowok itu berjalan mandekat pada gadis yang menyumpah serapahinya itu.

"lo bilang apa tadi? Ngemis-ngemis? Lo nggak inget kalau lo yang ngemis sama gue sampai rela ngorbanin apa aja? Inget nggak lo!"

Gadis itu nampak ketakutan sekarang ini, ia menundukkan kepalanya dalam, tidak berani menatap wajah milik Darel.

Darel berdecih remeh seraya membalikkan badannya menuju motor ninja kesayangannya itu. Sedarkan gadis itu tengah menangis hingga sesenggukan.

"Dasar buaya!" maki gadis itu lagi.

Rangga yang sedari tadi memperhatikan kejadian di hadapannya itu pun sudah tidak heran lagi, kejadian seperti ini memang sudah menjadi makanan sehari-harinya, entah sudah berapa banyak cewek yang diputuskannya itu, mungkin sudah tidak terhitung berapa banyaknya.

"udah nggak usah sedih cantik, masih ada Babang Rangga yang sudah pasti tidak akan mengecewakan kalian" ujar Rangga seraya berlagak layaknya orang paling tampan di dunia.

Dua gadis itu pun menoleh ke arah Rangga "OGAH!"

Rangga pun hanya bisa mengelus dadanya, padahal bagi dirinya sendiri ia sangat mirip dengan artis Korea. "kenapa pada nolak sih, padahal gue sebelas dua belas sama Jaemin"

"hidih ngaca!"

Bersambung...

Next nggak?

Btw ditunggu kelanjutan ceritanya ya...

Bye...

Ada yang mau nggak sama Babang Rangga?

Jadikan aku Imam muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang