8. cemburu

41 5 0
                                    

Hai hai...

Halo halo...

Siapa yang udah nggak sabar?

Jangan lupa votenya ya...






Happy Reading

*****

Hari sudah nampak sore, sedangkan Darel cowok itu sedang mengendarai motor ninjanya untuk menuju suatu tempat, tidak berselang lama Darel sudah sampai di salah satu jalan yang entah kenapa kini mendadak menjadi tempat favoritnya, padahal jika di pikir-pikir ini hanyalah jalan biasa saja. Cowok itu memilih untuk duduk di salah satu tempat jualan kaki lima.

Cukup lama Darel merenung, sepertinya Darel agak galau saat kontaknya diblokir oleh Aleza. Ingat hanya agak galau.

Darel menoleh ke samping kirinya, bertapa tidak menyangkalnya dirinya itu saat bertemu dengan seseorang di sana.

"Bidadari" panggil Darel seraya melambaikan tangannya.

Aleza menoleh sejenak untuk mengetahui siapa orang itu dan setelahnya ia langsung mengalihkan pandangannya.

"Astagfirullah..." gumam Aleza seraya menunduk dan mengelus dadanya.

"lo ngapain disini?" tanya Darel yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.

Aleza bergeser agak jauh dengan Darel "kamu juga kenapa ada disini?"

"gue nggak tau, pengen aja gitu kesini. Apa jangan-jangan..." Darel menggantung ucapnya itu.

"jangan-jangan apa?" tanya Aleza penasaran.

"jangan-jangan kita jodoh, soalnya hati gue pengen banget kesini"

Aleza menghembuskan napas panjang seraya menggelengkan kepalanya keheranan.

"kenapa nomer gue diblok?" tanya Darel yang sudah penasaran apa alasan anak itu.

"saya nggak boleh berhubungan dengan yang bukan mahram" jawab Aleza dengan tatapan yang masih tertunduk.

"kalau nomer gue diblok kaya gini gimama kita bisa kerja kelompok" ujar Darel dengan lantang.

Benar juga apa yang dipikirkan Darel, jika ia memblokir kontak Darel bagaimana ia bisa kerja krlompok. "nanti saya buka, tapi jika kamu membahas yang tidak penting dan tidak berkaitan dengan tugas saya blokir"

"oke, btw lo kalau ngomong formal banget"

"maaf saya hanya pergi, Assalamualaikum."

"lo mau kemana? Gue ikut"

*****

Hari sudah menjelang sore, Aleza juga sudah selesai mengajar ngaji para anak kecil itu. Aleza pun beranjak keluar dari ruang kelas tersebut, betapa kagetnya dia jika Darel masih dengan setia duduk di teras seraya menunggunya keluar.

"kakak itu siapa ya? Ganteng banget" ucap salah satu anak kecil.

"iya kaya orang Korea"

"kaya Oppa-oppa"

Begitulah percakapan yang Aleza dengar dari anak-anak kecil dihadapannya itu.

"Aleza" lamunan Aleza buyar tatkala mendengar seseorang memanggilnya, ia cari kekanan dan kekiri untuk mencari sumber suara itu.

"ada apa Ustadz?" tanya Aleza dengan nada yang sopan.

"tidak, tidak apa-apa, saya hanya ingin bilang terimakasih" seru Ustadz Haidar dengan salah tingkah.

Tidak jauh dari mereka terdapat seseorang yang tengah memperhatikannya dengan tatapan tidak terima. Benar, itu adalah Darel, cowok itu langsung berlari kencang dan berhenti ditengah-tengah antara mereka berdua.

"astagfirullah, mengagetkan saja" seru Ustadz Haidar yang terkejut dengan kehadiran Darel.

Darel mantap dari atas hingga bawah laki-laki itu, Darel akui dia memang cukup tampan, tapi lebih tampan dirinya.

"kenapa lo malah ngobrol sama dia? Lo nggak kasihan sama gue yang udah nunggu dari tadi?" kesal Darel seperti anak kecil.

"tidak ada yang menyuruh kamu menunggu" balas Aleza.

"terserah gue, orang gue mau nunggu lo" ujar Darel dengan penuh percaya diri.

"maaf tapi kamu punya hubungan apa dengan Aleza?" tanya Ustadz Haidar yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua.

"gue? Gue sama Al--"

"kita teman kampus saja Ustadz"

Ustadz Haidar pun hanya mengangguk paham. Beberapa saat terjadilah kecanggungan diantara mereka.

"kalau gitu saya pamit dulu, Assalamualaikum" Aleza langsung beranjak pergi setelah mengucapkan itu.

"Waalaikumsalam" balas Ustadz Haidar.

"eh gue ikut juga"

*****

Beberpa menit telah berlalu, tidak ada percakapan yang terlontar dari mereka berdua, mereka berdua memang sedang berjalan berdua namun terdapat jarak yang begitu jauh diantaranya.

"Al"

Tidak ada satuan sedikit pun dari Aleza, gadis itu nampak tidak peduli dengan seseorang yang memanggilnya itu.

"Aleza lo punya hubungan apa sama orang tadi?" tanya Darel yang begitu penasaran dengan hubungan keduanya.

"dia Ustadz, dan saya mengajar di yayasan milik dirinya" balas Aleza tanpa menoleh sedikit pun.

"lo udah lama ngajar disana? Lo juga deket dong sama cowok tadi"

"saya baru beberpa hari mengajar disana untuk menggantikan guru ngaji yang sebenarnya"

Darel mengangguk paham sebagai balasan "lo itu tadi ngajar apaan?"

"mengaji. Mengaji itu seperti pembelajaran dalam agama Islam" balas Aleza.

"gue nggak pernah tau sebelumnya, btw gue juga tadi ngerasa adem banget pas lo baca sesuatu" timpal Darel memuji gadis itu.

"itu hidayah" ucap Aleza dengan lirih.

"ha? Apaan?"

"tidak apa-apa, kalau begitu saya pulang dulu, maaf tidak bisa berlama-lama takutnya timbul fitnah. Assalamualaikum" pamitnya yang kemudian langsung melangkah pergi dengan langkah cepat.

"btw jangan lupa buka blokir gue" seru Darel cukup keras.

Bersambung...

Apakah Darel mulai tumbuh rasa-rasa cemburu?

Jangan lupa votenya ya...

Jadikan aku Imam muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang