Shena sampai di sebuah mansion yang megah. Gadis itu melepaskan helm nya dan masuk kedalam mansion itu dengan ragu ragu.
Saat di ruang santai, dia melihat seseorang yang sudah lama tidak dia temui. Dia juga melihat saudari nya.
Shena mendekati mereka yang sedang duduk di ruang tamu.
"Kenapa ayah panggil Shena?". Tanya gadis itu.
"Jangan panggil saya ayah, saya buka ayah kamu dasar pembunuh!". Maki pria paryh baya itu.
"Dasar pembunuh". Tambah bunga.
Shena hanya diam saja. Nathan berdiri dari duduk nya dan mendekati Shena.
Pria paruh baya itu menjambak rambut shena hingga gadis itu mendongkak keatas.
"Gara gara kamu, Jordan di permalukan di depan umum, puas kamu!". Ujar nathan.
"Shena gak pernah mempermalukan bang Jordan". Ujar shena.
"Maling mana ada yang mau ngaku". Ujar Nathan.
Tanpa perasaan, Nathan membenturkan kepala Shena ke dinding hingga kepala gadis itu mengeluarkan darah segar.
Shena tidak merintih kesakitan, dia biasa saja seperti sudah mati rasa. Nathan mencekik leher Shena hingga gadis itu hampir kehabisan nafas.
Dan dengan kejam nya, Nathan membanting tubuh Shena ke dinding hingga gadis itu tidak berbisa bergerak karena punggungnya menghantam dinding dengan kuat.
Belum puas sampai di sana, Nathan menyeret Shena seperti binatang dan memukulnya dengan kuat. Gadis itu terkapar di lantai.
Kesadaran Shena masih ada. Gadis itu berusaha untuk bangkit, baru saja bangkit, Nathan memberi bogeman mentah hingga sudut bibir gadis itu berdarah.
Bunga hanya menonton saja tanpa menghentikan ayah nya yang menyiksa shena. Sepertinya gadis itu menikmati nya.
Nathan mengambil cabuk kemudian mencabuk Shena hingga tubuh gadis itu luka. Shena menahan tubuhnya agar tidak ambruk.
"Ini pelajaran karna kamu udah membuat anak saya malu". Ujar Nathan.
Seragam sekolah yang di pakai Shena sobek dan tubuhnya terdapat banyak luka dan darah segar mengalir. Nathan menendang Shena dengan kuat kemudian menginjak tangan kiri gadis itu.
Shena tidak berdaya lagi, tenaganya sudah habis. Puas dengan menyiksa shena, Nathan pergi dari sana dan meninggalkan Shena sendirian.
Bunga datang dan mendekati kearah shena. Gadis itu menatap dengan tatapan mengejek kearah Shena.
"Rasain itu". Ujar bunga.
Shena mencoba untuk duduk, sekujur tubuhnya terasa sedikit sakit. Bunga mengambil gelas kemudian melempar kan gelas itu kearah Shena.
Gadis itu menutupi wajah nya agar tidak terkena pecahan gelas itu. Sayang nya kening Shena terluka dan tangan nya juga ikut terluka karena pecahan kaca itu.
"Mending Lo pergi dari sini" usir bunga.
Shena berdiri dan berjalan keluar dengan sempoyongan. Gadis itu memegang dinding untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai.
Baru saja Shena hendak naik keatas motor nya, tiba tiba ponsel nya berdering, Shena mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang menelponnya.
Saat melihat nama paman nya, Shena langsung mengangkat telpon sang paman.
"Kamu di mana?, Sekarang jadwal mu konseling Shena". Ujar Jimmy.
"Sebentar lagi aku datang kesana. Paman tunggu saja aku di sana". Ujar shena.